Apa Pernah?

12 2 0
                                    


Pada hati yang layu di lembaran bulan juli, aku tertawa dan tersenyum bahkan saat bekas air mata senantiasa menghiasi sudut mataku.

Aku bisa mengikuti senandung musik yang kau mainkan bahkan saat hatiku tengah menangis dalam diam.
Aku juga bisa tersenyum manis bahkan saat kau tersenyum padaku, meski setelahnya senyuman itu pudar dengan perlahan saat kau berbalik dan hilang dibalik punggungmu.
Aku juga masih senantiasa setia mendengar setiap ceritamu, meskipun itu bukan aku.
Semua kulakukan hanya sekedar agar aku terlihat dimatamu.

Namun, dalam hari-hari yang kulalui bersama senyummu yang tak hanya untukku, aku berusaha menjadi mentari disiang hari dan bulan dimalam hari agar menjadi satu-satunya yang utuh yang bisa kau rasakan dengan hatimu.

Tapi, pernahkah kau mendengar isak tangisku yang kupendam dalam diam?
Pernahkah kau melihat bekas air mata disudut mataku?
Atau, pernahkah kau melihat hatiku yang sendu saat melihatmu dari jauh?
Dan pernahkah kau melihat luka yang menganga disudut hatiku?

Dan kurasa tidak.

***

Sebait RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang