RAFAEL'CLARA || •7

91 10 0
                                    

Yang terlihat buruk belum tentu aslinya buruk. Dan yang terlihat baik belum tentu aslinya baik.

●●●

Bel istirahat pertama sudah berbunyi 10 menit yang lalu. Tapi tiga cewek berambut coklat asli ini masih belum memesan apa apa. Karna menunggu seseorang.

Siapa lagi kalau bukan babu baru mereka, Rafael.

"Gue rasa sih dia udah ngerasa ga dibabuin sama kita karna kan kemaren kita ga masuk" pikir Feby.

"Kemaren kita bukan ga masuk, tapi bolos Feby" ujar Alea membenarkan perkataan Feby.

"Ya sama aja bodoh" balas Feby geram.

"Beda lah kal---, ITU DIA RAFAEL!" teriak Alea seraya menunjuk pintu masuk kantin.

"Woy culun sini lo!" panggil Clara dengan nada tidak santai.

"Feb, Clara galak banget ya" bisik Alea masih di dengar dengan Clara. Jelas saja Clara dengar, Alea duduk didepan Clara.

"Coba diulang omongan lu barusan" cecar Clara membuat Alea ketakutan.

"Hehe Clara denger ya, kirain Alea ngga" balas Alea seraya menggaruk tengkuknya.

"Apa?" suara dingin itu memberhentikan pertengkaran mereka, ralat, hanya Clara dan Alea.

"Apa apa, gausah tanya tanya, lo tuh masih jadi babu kita bertiga jadi ga udah merasa bebas" jelas Clara dengan muka sinis nya.

"Jadi?" tanya Rafael dengan muka datar nya, dan tentu saja dengan nada yang dingin.

"Ya lo harus layanin kita lah culun" jawab Feby yang duduk disebelah Alea.

Bangku yang di duduki Clara bergerak, pertanda ada orang yang menduduki nya, Mereka berempat, termasuk Rafael, menoleh. Ternyata ada Revan.

"Jadi ini yang suka lu panggil culun itu?" tanya Revan memperhatikan Rafael dari atas sampai bawah.

"Kaya ga asing" Batin Revan.

"Bukan urusan lo" jawab Clara jutek.

"Urusan gue dong, gue kan calon pacar lo" balas Revan seraya mengedipkan sebelah matanya.

"Idih, emang Clara mao sama lo" Feby pun menimbrung.

"Culun, cepet pesenin kita makan" Clara beralih ke Rafael. "Gue baso sama es lemon tea" lanjut Clara.

"Kita samain aja ama Clara" ucap Feby.

"Gue juga samain" semua menoleh kearah Revan.

"Lo ngapain ikut ikut pesen, lo ga ada urusan nya" sinis Feby.

"Tau ih Revan kan bukan geng kita ya Feb" Feby hanya mengangguki ucapan Alea. Urusan nya panjang kalau tidak di iya in.

"Bodo amat emang kalian doang yang laper, gue juga laper kali" balas Revan tak mau kalah.

Tanpa memperdulikan adu bacot mereka semua, Rafael memilih pergi. Tapi baru satu langkah suara dari Clara memberhentikan pergerakan nya.

"Mao kabur lo?"

Rafael memutar bola matanya malas. "Mao pesen"

"Alah ga usah alesan lo" balas Feby. "Emang udah tau mao pesen apa?" tanya Feby.

"Baso empat, lemon tea empat" jawab Rafael cuek.

"Yaudah sana gc, Alea udah laper banget tau" ujar Alea seraya mengerucut bibirnya.

RafaelClaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang