Chapter 5

327 59 4
                                    

Suka banget sama pict diatas 👆
Kalo di real life mereka itu sahabatan, tapi di ff kok aku banyak nemunya mereka rivalan, kaya dicerita aku sekarang.
Ya pokoknya selamat membaca dan terimakasih untuk VoMent-nya deh 💙🙏







***

"CUT!! Oke, goodjob!"

Sang sutradara mengintruksi untuk dihentikannya aktivitas seorang pria didepan sana yang tengah duduk diatas kursi kayu dan meja dengan warna serupa. Dekorasi disekelilingnya bertemakan vintage dengan nuansa serba coklat muda.
Tak lupa pakaian si bintang iklanpun dibuat sesuai, menggunakan celana berbahan katun berwarna coklat tua serta baju putih gading dengan tatanan menumpuk dibagian atas dadanya yang menambahkan kesan klasik.

Park Jimin baru saja menyelesaikan iklan terbarunya. Minuman berkafein salah satu produk dari perusahaan terkenal, Tae-Coffee.
Setelah mengucapkan terimakasih atas kerjasamanya pada orang-orang disana, ia lantas pergi dari lokasi syuting menuju ruangan yang telah disiapkan khusus untuknya.
Terlihat kini beberapa orang mulai sibuk membereskan barang-barang yang masih tertata apik disetengah ruangan berukuran lebar tersebut.
Camera, Tripod, Slider Dolly, Lensa, Lighting serta peralatan lainnya untuk menunjang suksesnya pengambilan gambar.
Dan tak beda jauh dari para kru didepan sana, seorang gadis yang bekerja sebagai manager pribadi si bintang iklan itupun tengah sibuk dengan kegiatannya sendiri.

"Pengambilan gambar untuk video sudah, untuk foto sudah, mmm- apa lagi yah?-" Jeongyeon tampak berpikir sembari melihat layar pada tab kecil yang dipakainya untuk menyimpan data-data serta jadwal Park Jimin, sang idol.
"-oh ya, berarti tinggal jadwal untuk promosi saja" lanjutnya

"Kita sudah selesai kan?!"
Park Jimin tiba-tiba saja muncul tepat disamping Jeongyeon, wajahnya begitu dekat hingga jarak antara keduanya tipis sekali.
Untung hanya dari samping.

"Yak! Kau membuatku terkejut, Jim. Sejak kapan kau datang? Oh?! Sudah berganti pakaian juga?! Baguslah"

"Apa kau begitu fokus pada layar ini? Sampai tak tahu aku sudah mengganti pakaian daritadi."

"Tentu saja, aku kan sedang melihat jadwalmu. Dan beruntungnya setelah ini kita bisa pulang lebih cepat. Tapi kau hanya diantar Kak Namjoon saja yah, aku mau melihat-lihat dulu hasil syuting tadi."

"Kau tak ikut kami, Jeong?" Pria bermarga Park itu bertanya dan langsung dibalas gelengan kepala oleh Jeongyeon

"Tidak, aku tak mau kalian menunggu lama. Pergilah! Aku bisa naik bis atau taksi jika sudah malam."

Park Jimin menyunggingkan senyum hingga matanya nyaris menghilang.
Begitulah Jeongyeon, dia memang gadis yang mandiri. Sepertinya tak ada hal yang ditakutinya sebagai seorang perempuan.
Andai tidak ingat dengan memori di taman waktu itu, ingin rasanya Jimin memeluk Jeongyeon seperti biasa. Merasa beruntung memiliki penggemar sekaligus manager pribadi seperti gadis didepannya ini.
Tapi entah kenapa semenjak 'pernyataan' Park Jimin hari itu, keduanya tampak kaku, terutama Jimin.
Pria bermata sipit ini merasa ada beberapa hal yang harus mulai ia batasi, mengingat bisa saja Jeongyeon juga akan canggung jika diperlakukan seperti itu lagi.

"Baiklah! Aku pulang. Kau juga jangan terlalu lama disini. Aku takut ada yang merekrutmu sebagai artis. Wajahmu itu kan mendukung sekali, Yoo Jeongyeon." Canda Jimin seraya tersenyum lebar menunjukkan gigi rapihnya

"Kalau iya, baguslah. Nanti aku minta kamu saja yang menjadi managerku" Jeongyeon memberi jeda lalu menyikut Jimin pelan, "Kau harus mencobanya, Jim."

"Menarik juga, akan kupikirkan." Jimin mengusak poni tipis Jeongyeon, "yasudah, aku duluan. Kau hati-hatilah saat pulang nanti. Dan semoga liburmu besok menyenangkan"

Luv Ma AlienTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang