Chapter 11

271 43 7
                                    

Isi cerita dibawah pokoknya BangTwice banget ditahun ini ; 🌸🌸
Makasih masih mampir 🙏💙







***

November kali ini terasa berbeda dari tahun-tahun lalu.
Awal bulan yang selalu menjadi salah satu penyebab munculnya senyuman di wajah mungil gadis dengan rambut coklatnya yang dibuat bergelombang.
Hari dimana dia semakin bersyukur bisa menjadi salah satu dari manusia yang beruntung bisa terlahir ke dunia.
Memiliki orang-orang tersayang disampingnya. Memutar kenangan apa saja yang sudah pernah ia lewati ditahun sebelumnya serta rencana apa yang ingin ia capai untuk usia barunya kini.

Kedua manik almond itu terus berbinar kala penglihatannya dimanjakan oleh hamparan bunga-bunga dengan banyak jenis serta beberapa karya seni yang juga terbuat dari pucuk tanaman indah tersebut.
Warna-warninya menambah rasa takjub akan ciptaan Tuhan yang satu ini.
Bunga memang identik dengan kebahagian, meski tidak semuanya.
Ia seringkali menjadi ide pertama yang muncul saat kita ingin memberikan sesuatu untuk seseorang atau merayakan satu hari spesial dalam hidupnya.
Bunga yang memiliki berbagai jenis serta arti dari setiap namanya.
Seperti salah satu bunga yang kini gadis ini lihat.
Bunga mawar kuning yang melambangkan sukacita, kehangatan juga persahabatan.
Ah, ia jadi rindu dengan sahabatnya, Jihyo.
Pasti sekarang gadis itu sedang sibuk mempersiapkan hari wisudanya.
Ingatkan gadis ini untuk membawa satu bucket bunga lambang persahabatan ini saat hari itu tiba.

Namun saat ia melihat salah satu bunga dan mendengar penjelasan dari artinya, seketika wajah cantiknya berubah sendu.
Jahat sekali rasanya jika menggambarkan perasaan seseorang yang tiba-tiba muncul kembali dalam benaknya itu dengan bunga yang belum terlepas dari pandangannya.
Krisan kuning, melambangkan cinta yang bertepuk sebelah tangan.
Ia pikir, bunga ini terlalu indah untuk dikaitkan dengan sesuatu yang buruk.
Haruskah tanaman memiliki arti yang tak sesuai dengan wujudnya?
Baginya, semua bunga itu indah tanpa arti yang berarti.
Tapi kenyataannya memang begitu, bahkan untuk si kuning satu ini.
Gadis itu terus memandangi bunga tersebut sampai tak sadar bahwa seseorang disampingnya telah beberapa kali memanggil namanya.

"Hey, Jeong, Jeongie?!" Taehyung menepuk pundak gadis disampingnya seraya melambaikan tangannya didepan wajah yang masih diam termenung itu.

Jeongyeon terkesiap. Hampir saja lupa karena siapa ia bisa berada ditempat ini.

"O-oh--ya, Tae. Maaf aku sedikit melamun."

"Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?" Taehyung bertanya dengan wajah cemasnya

"Ah sudahlah, abaikan saja. Aku tak mau merusak acara kita" Jeongyeon meyakinkan pria disampingnya.
Kini mereka mulai berjalan kembali, melihat-lihat jenis bunga lainnya.

"Ceritakanlah! Apa kau sedang memikirkan seseorang?"

"Park Jimin, Tae-"

Kan?! Pria itu lagi. Tenang dan dengarkan dulu penjelasannya, Tae. Batin Taehyung saat Jeongyeon menyebut satu nama yang ia rasa adalah saingan terberatnya itu.

"-kemarin aku mengirim surat untuknya. Aku memperjelas statusku yang kini bukan lagi manager pribadinya, dan tentu saja masalah kami. Tapi aku ragu, Tae. Apakah aku jahat karena masih tak ingin menemuinya? Apakah keputusanku ini sudah benar?" Lanjutnya.

"Apa kau ragu? Atau kau mau menemuinya saja? Aku bisa menemanimu jika kau tak ingin sendiri." Kalimat munafik keluar dari mulut seorang Kim Taehyung yang sudah pasti sakit hati saat mengucapkannya.

"Entahlah, aku bingung. Jujur aku merindukannya. Kudengar dari Kak Namjoon dia begitu frustasi sampai banyak jadwal menyanyinya yang dibatalkan. Bukankah dia itu berlebihan, Tae?! Apa dia sengaja melakukan itu karena tahu aku pasti khawatir?!"

Luv Ma AlienTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang