07.00
Pagi pagi sekali Bryan menjemputku, aneh memang tapi tidak apa apa. Aku senang,
Kini aku sedang memakan sarapanku didalam kelas dengan perasaan berbunga bunga, karena tadi Bryan mengusak kepalaku sambil tersenyum. Ah indahnya momen langka itu, tanpa sadar aku tersenyum sambil mengunyah.
" lea, lo gak gila kan?" Tanya Cici, eh? Aku malu jujur.
" enggak ko, kamu apaan sih ci"
Cici tersenyum padaku, "lo lagi kasmaran sama siapa le? Sama diki yaaa?" Lagi lagi dia menggodaku.
" iiih apaan sih"
" wah lea kasmaran sama gue?"
Tuh kan, orangnya datang. Dasar Cici, padahal aku tidak suka sama Diki. Tapi aku tidak tahu perasaan dia padaku, jika dilihat dari prilakunya. Kata Cici dia suka sama aku, sedangkan aku sih tidak tahu, kan aku bukan peramal. Hehe:)
" iya ki, wah tanggung jawab lo" sahut Cici
" pastilah" jawab Diki percaya diri, jujur aku malah senang saat dimana Cici dan Diki akur seperti ini. Aku rasa Cici memiliki perasaan sama Diki, aku ingin mereka bersama suatu saat nanti.
" ih kalian apaan sih"
10.56
Saat istirahat aku menemui Bryan dikelasnya, aku ingin mengajaknya kebukit sore ini. Karena hari ini adalah hari terakhir aku, mungkin...
" bryan" panggil ku, kini dia tengah asik bersama teman sekelasnya dan juga pacarnya.
" bentar ya" bisa kudengar dia berkata kepada mereka, " ada apa? Lo butuh sesuatu?" Tanya dia padaku.
" aku mau ngajak kamu kebukit sore ini, bisa?"
" gimana nanti aja"
" hm oke, maaf ganggu. Silahkan lanjut aja, makasih" setelah mengatakan itu aku hendak kembali kedalam kelas. Namun,
" lea! Biar gue anter"
Aku tersenyum sambil memutar badanku,
" ayo" eh? Aku kira Bryan, ternyata Diki." aku gak repotin kan?" Tanyaku padanya, dia menggeleng sambil tersenyum padaku.
" tapi aku mau ke-rooftop"
11.25
Bel sudah berbunyi sedari tadi, namun aku dan Diki masih tetap berada di rooftop sekolah.
" lo kenapa le? Cerita sama gue" ucap lelaki itu, kini aku hanya memandang lurus kedepan dengan pandangan kosong.
Tanpa aku sadari ternyata air mataku turun, dan bisa aku rasakan bahwa ada sosok yang sedang memelukku erat. Aku berharap itu Bryan, tapi nyatanya itu adalah Diki.
" kenapa le? Jangan simpan sendiri, ada gue"
Aku ingin membagi rasa sedih ku pada yabg lain, tapi aku malu." aku- aku baik baik saja diki"
" gak usah bohong le, gue tau lo rapuh. Dibalik senyum lo, lo itu sakit. Gue tau le, gue juga sakit. Gue udah lama suka sama lo, tapi gue telat, lo udah jadian sama temen gue"
Apa? Dia suka sama aku? Sejak lama?
" ma-maksud kamu?"
" le gue udah lama suka sama lo lea, gue selalu ngikutin kemanapun lo pergi le, saat lo nangis gara gara mantan brengsek lo itu, gue pun tau le! Gak usah bohong sama gue le, bahkan saat lo pingsan ditengah lapangan pun gue tau le! Gue ingin rasanya meluk elu, tapi gue cuma bayangan hitam yang selalu ngikutin lo tanpa bicara le, saat lo mau bunuh diri.. sebenarnya gue tau lo sakit hati gara gara kejadian dirumah Bryan. Gue tau le! Jangan sembunyiin semuanya le, gue tau lo gak suka sama gue, gue juga gak maksa lo buat suka sama gue. Tapi gue minta lo jujur sama gue, bagi semua rasa sakit lo sama gue le" ucapan Diki sedikit membuatku terkejut, jadi selama ini dia tahu semuanya?
Hiks
" maaf diki, selama ini aku terlalu buta dengan sekeliling aku"
Ternyata Diki sama sakitnya dengan apa yang aku alami, ternyata sejahat itu kah aku?
Hari ini aku janji akan menceritakan semua. Semuanya, iya semua kesakitan yang aku alami pada Diki.
" lo yakin le? Le ini soal nyawa le"
" iya diki, aku yakin"
" oke, sini peluk abang ganteng dulu biar hatinya anget dikit"
Tanpa pikir panjang aku langsung saja menghambur pada pelukan Diki.
Nyaman rasanya,
Andaikan ini adalah Bryan
Maaf kan aku diki batinku
KAMU SEDANG MEMBACA
1-16/13.03 [Azalea] END✔
Kısa HikayeAku Azalea, ini adalah kisah perjalanan cinta ku dengan pria playboy yang bernama Bryan Adi Putra. " rian aku bisa minta tolong enggak?" Ucapku kepada lelaki yang sudah 3 hari ini merangkap sebagai kekasihku. Dia itu tampan, baik, penyayang, ramah...