"Maaf, gua gak tau cara bujuk anak kecil gimana" Yoongi garuk kepala, kutuan dia.gak. Baru aja dimarahi manager, temen-temennya ikut nyorakin, bikin Yoongi ngerasa dipojokin. Gimana enggak, Yoongi maksa itu bocah buat masuk mobil terus bawa ke agensi, bukan, bukan mau ngerekrut buat debut. Tapi mau bujuk biar jadi pelanggan donat.
"Udah ya dek" Hoseok deketin Jungkook yang masih sesenggukan ngusap-ngusap matanya.
"Jangan digituin nanti sakit"
"Mau pulaaaang.. Jangan jahatin Kookie, Kookie masih puna buna di lumah, kasian. Buna Kookie sakit"
Taehyung yang duduk di sudut ruangan dari tadi cuma nyimak keluh kesah buntelan uwu depan dia. Tertarik juga. Soalnya anaknya lucu, bulet gitu matanya beluman lagi hidungnya yang merah habis nangis.
Taehyung jalan ngedeket, bikin Jungkook mundur beberapa langkah gara-gara hyung yang bernama panggung V ini besar banget tubuhnya, bagi dia yang kecil. Tampan. Jungkook sering lihat orang depannya di papan iklan. Walaupun mereka artis tapi tetap aja Jungkook takut.
Kata bundanya, siapapun itu, kamu jangan ikut kalo diajak pakai mobil. Harus izin dulu sama bunda atau bunda marah.
Dia beneran takut. Tingkah centil yang biasanya dia munculin pas liat hyung tampan mendadak kelelep. Maunya pulang, pulang, pulang. Hari ini dapat uang banyak, niatnya buru-buru ke apotik beli obat buat bunda di rumah. Tapi malah terkurung di dalam ruangan yang isinya segala macam make up dan baju bagus.
"Adek namanya siapa?" Taehyung ngusap kepala Jungkook nenangin.
"Kuki" Cicit pelan kayak tikus keciduk nyuri ikan asin.
"Gini dek, si datar bantet pucat ini—
Belum selesai ngomong, kepala Taehyung sudah kena geplak sama Yoongi.
"Jangan ajarin anak kecil body shaming"
"Kami itu lagi nyari orang jualan donat buat langganan. Kebetulan CEO Bighit istrinya ngidam juga. Nah yaudah lu gua ajak kesini" Tau lah ya, Yoongi gimana modelannya, sama anak kecil aja masih pake gue-elu. Terlalu geli pake aku-kamu.
"Maksud Kookie kan kenapa jadi Kookie? Butanna banak ya yang donatna lebih enak" Jungkook juga heran. Kenapa mesti dia? Padahal kan dirasa-rasa mustahil banget donatnya jadi langganan artis papan atas ternama.
Hoseok nyikut Yoongi, mereka juga bingung. Dikira, Yoongi milih ini bocah, karna memang donatnya enak dibanding yang di mall.
"Gatau, kasian aje gitu gua nya"
Yang lain desah capek. Namjoon si leader juga gak ngerti mesti gimana.
"Donatnya sisa berapa?"
"Satu kotak, tapi isinya sisa tiga heung. Hali ini Kookie banak puna uang! Yang beli beli banak!" Nyerocos lupa situasi. Tadi yang kayak anak kucing kecebur got siapa. Pas bicara sama Namjoon bacotnya luas biasa.
Namjoon senyum simpul. "Yaudah hyung beli semuanya sebagai bentuk percobaan, kalo cocok sama lidah kami, besok pesen ya! Kamu pulang dulu, hyung yang antar" Finalnya. Yang lain nurut-nurut aja, keputusan Namjoon jarang salah.
"Rumahnya disini?" Parkir mobilnya sebelum gang, soalnya sempit gak bisa masuk. Cuma jalan kaki sambil masang masker takut ada sasaeng. Dia antarin Jungkook sampai depan rumah, sebelumnya beliin obat buat bundanya Kookie. Sebelumnya juga Jungkook nolak buat diantar sampai depan rumah. Tapi Namjoon maksa buat ikut, yaudah. Dia sebenarnya malu karna lingkungan tempat tinggalnya kumuh, banyak nyamuk, apalagi sore menjelang malam gini. Pesta mereka.
"Heung maap ya, lumah Kookie banak mamuk na"
"Bukan rumahmu Kook, tapi diluar rumahmu. Ini kan? Bersih kok" Namjoon memandang halaman rumah Jungkook yang bersih. Tanaman hijau terawat disamping-sampingnya, belum lagi lantai yang mengkilap gambaran rumah ini nyaman. Di kursi panjang wanita sekitar 30 tahunan duduk sambil pegang tongkatnya. Wajah yang awalnya cemas itu jadi cerah melihat anaknya pulang sambil dorong keranjang plastik.
Namjoon tersentuh melihat itu. Pantas Jungkook dari tadi mau pulang. Keadaan bundanya begini. Baju putih bocah itu penuh noda hitam di bagian pantat, mungkin debu gara-gara dia duduk ditempat kotor sambil menunggui dagangannya laku.
"K-kamu" Yena menunjuk Namjoon dengan telunjuknya yang gemetar. Laki-laki tinggi bermasker itu bingung, apa maksudnya? Apa mereka pernah kenal?
"K-k-kamu yang meninggalkan saya dengan Jungkook! Pergi!"
Jungkook nahan bundanya supaya gak asal serang hyung kenalan barunya itu. Walaupun tenaga bundanya lebih kuat, tapi dengan keadaan yang setengah cacat begini, bikin Jungkook mampu-mampu aja sekedar nahan kecil. Dia gelengin kepala, nyuruh Namjoon buat buru-buru pergi.
"Sudah ma, dia sudah pelgi. Kookie disini sama mama, da akan dan da pelna ninggalin"
Yena nunduk, ngerasain jemari mungil anaknya ngeremes telapak tangannya yang mengepal. Namjoon sudah pergi, bikin Yena lebih tenang dari sebelumnya.
"Kookie jangan balik lagi sama papa ya? Nanti bunda kesepian. Kalo Kookie pergi bunda bakal bunuh diri"
Hyu~
KAMU SEDANG MEMBACA
[Donat-Donat Kookie]
RandomJungkook itu, bocah 5 tahun yang sudah bisa kerja bantu bundanya. Akankah nasibnya yang malang berubah menjadi gemilang?