08 | Berubah

84 20 2
                                    

#Daegu, 2012

[8 Tahun yang Lalu]

Kini aku sudah menginjak bangku kelas 2 sekolah menengah atas. Daegu sudah menjadi tempat tinggal yang nyaman untukku. Aku suka lingkungannya. Aku suka udaranya. Aku suka makanannya. Aku suka semuanya.

"Tira! Ayo cepat nanti keburu orang kantoran pada pulang." Teriak Taehyung dari depan pagar rumah.

"Iya tunggu sebentar."

Sejak hari itu, aku dan Taehyung semakin dekat. Kami sering pulang bersama. Sesekali berangkat bersama, namun jarang karena aku selalu terlambat sedangkan ia berangkat sangat pagi.

Setiap jam makan siang, dia selalu makan bersamaku dan Yuna. Taehyung memiliki seorang kakak perempuan yang tinggal di luar negeri. Dia selalu bilang kelakuannya serupa denganku.

Dulu orang-orang menganggapnya terlalu introvert dan tidak asik saat bergaul. Sebab itu ia tak memiliki banyak teman. Tapi semenjak aku mengenal dia, dirinya yang sebenarnya jauh dari apa yang orang-orang katakan.

Dia sangat baik, ceria, suka membuat lelucon, dan sering mentraktirku susu rasa pisang. Dia hanya butuh teman dan lingkungan yang tepat untuk berbagi.

Kini Taehyung menjadi orang yang lebih terbuka. Dia mengikuti berbagai ekstra kulikuler di sekolah, seperti basket dan sepak bola. Mungkin itu yang membuatnya jadi sangat tinggi sekarang.

Tak bisa dipungkiri, dia memang sangat tampan, ditambah bahu lebar dan tubuh atletisnya karena sering olahraga, membuat banyak perempuan di sekolah kami meliriknya.

"Ayo aku sudah rapih." Sahutku sambil keluar rumah menghampirinya.

"Kapan kebiasaan telatmu ini hilang? Jika kau begini terus sampai dewasa, ketika kerja nanti kau akan habis-habisan jadi bahan omelan seniormu." Balas Taehyung sambil menjitak kepalaku.

Aku hanya bisa cengar cengir mendengar orang lain menasihatiku karena kebiasaan telatku.

~🌸~

"Aku sudah habis, kau sisa berapa lagi?" Tanya Taehyung.

"Masih banyak ini."

"Sini berikan padaku. Mangkanya pasang senyumu. Kalau ekspresimu seperti itu yang ada mereka takut padamu hahhaha. Nih perhatikan aku."

"Hmph. Kurang ajar." Balasku jengkel.

Taehyung kemudian berjalan mendekati para pejalan kaki yang sebagian besar adalah pekerja kantoran yang baru saja pulang kerja.

"Silahkan pak, mampir ke restoran kami. Rasanya dijamin tidak mengecewakan. Ada diskon juga setiap weekend." Kata Taehyung sambil memberikan selembaran flyer kepada seorang pejalan kaki.

Sudah dua bulan aku bekerja paruh waktu seperti ini. Membagikan lembaran flyer pada sore hari setiap pulang sekolah.

Nenekku semakin hari semakin menua. Akhir-akhir ini aku selalu mendengarnya batuk saat ia tidur. Aku tidak tega dan memintanya berhenti bekerja, namun ia selalu menolak dengan alasan untuk membayar uang sewa rumah kami.

Rumah yang aku tempati sekarang bukanlah milik kami. Tanah di area ini sangat mahal. Dulu ayah yang selalu membayarnya tiap tahun. Kini, nenek hanya mengandalkan sisa tabungan yang ia simpan dan juga bekerja untuk tambahannya.

Taehyung bilang keluarganya dapat membantu kami. Tapi nenekku keras kepala dan menolaknya.

Aku mencari lowongan part time job di koran harian, dan menemukan pekerjaan ini. Membagikan lembaran flyer restoran katsu. Itu tidak terlalu buruk. Tempatnya tidak jauh dari rumahku.

Taehyung selalu menemaniku menyebarkan flyer-flyer ini. Aku tak pernah memintanya. Tapi disamping itu, karena wajah tampannya, lembaran flyer yang kami bagikan jadi cepat habis. Dan kami lebih cepat pulang.

Bukan kami yang menghampiri mereka. Justru mereka yang datang pada kami-menghampiri Taehyung. Biasanya cewek-cewek remaja yang tidak sengaja lewat restoran ini.

"Oppa, apa kau idol?"
"Oppa, kau ganteng sekali."
"Oppa, boleh minta nomor telponmu?"

Kadang aku tidak tahan dengan kelakuan orang-orang itu. Oppa, oppa, oppa..
Bahkan ada beberapa yang bilang "oppa, apa boleh aku menyentuh rambutmu?"

Ya! Hanya aku yang boleh!


~🌸~

Tolong Sukai Aku LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang