Hari ini tepat 2 bulan setelah kelulusanku. Kukira hidupku akan lebih mudah karena tidak ada tugas dari guru, tapi nyatanya sama saja. Aku tetap harus bertahan hidup disini.
Beberapa hari setelah lulus, aku mendapatkan pekerjaan baru. Kini aku memiliki 2 pekerjaan paruh waktu. Paginya aku bekerja sebagai waiters di sebuah cafe, lalu membagikan selembaran flyer restoran katsu pada sore hari.
Taehyung? Dia mengajari para juniornya bermain basket, upahnya cukup menggiurkan untuk menambah uang jajannya yang selalu ia habiskan untuk membeli tteok-bokki. Walau begitu, dia tetap membantuku membagikan lembaran flyer setiap sore.
~🌸~
[ 내 바보 ]
"Tira, sepertinya aku tidak bisa ikut membagikan flyer denganmu sore ini."
"Hoobae-ku akan lomba minggu nanti, ada latihan tambahan."
"Jika sempat, aku akan menemuimu nanti."
"Maaf aku tidak membantumu hari ini."
"Akan aku belikan tteok-bokki pulang nanti ✌🏻""Baiklah"
"Tidak apa-apa"
"Semoga usahamu tidak sia-sia"
"Salam buat hoobae-mu yang ganteng itu ya 😜""Tidak jadi beli tteok-bokki!"
~🌸~
Hari ini sangat melelahkan. Sehabis bekerja di cafe kopi, aku segera pergi ke restoran kastu untuk membagikan lembaran flyer.
Tepat seperti yang aku bayangkan, tidak ada Taehyung sama dengan tidak banyak yang mengambil flyer. Sama dengan lagi aku akan pulang terlambat. Jika bersama Taehyung kami pulang sekitar jam 8 malam, sekarang sudah jam 10 dan masih ada sisa beberapa flyer di tanganku.
Benar-benar melelahkan. Aku berjalan pulang menuju rumah. Sebelumnya aku tidak pernah keluar sendirian pada malam hari, apalagi jam segini.
Sangat sepi disini. Di tengah jalan, aku berpapasan dengan seorang lelaki paruh baya, berjalan sempoyongan dengan botol alkohol di tangannya.
Aku takut. Aku berusaha melewatinya. Namun dia mengikutiku dari belakang. Kupercepat langkah kakiku, dia juga melakukan hal yang sama. Sampai akhirnya dia memegang tanganku, dia menarikku paksa ke tempat yang lebih gelap sambil berkata,
"Adik baru pulang? Ayo om anter." Bau alkohol yang tajam keluar dari mulutnya.Aku terkejut. Aku berontak dan berusaha melepaskan genggamannya. Aku teriak sekeras-kerasnya.
"Tiraaa!" Suara Taehyung terdengar di kupingku.
Di sana aku melihat Taehyung dan seorang temannya mendekat. Si pria mabuk itu kemudian melemparku. Teman Taehyung mencoba mencari bantuan. Sedangkan Taehyung datang dan menghantam wajahnya. Dia jatuh tersungkur. Tiba-tiba dia mengeluarkan pisau yang entah dari mana asalnya.
"Akhhhhhhh"
Dia— menusuk Taehyung.
Dia menusuknya tepat dibagian perut.
"TAEHYUNG!!" Aku teriak sejadi-jadinya.
Temannya yang tadi datang membawa bantuan warga. Pria mabuk itu langsung kabur. Warga terus mengejarnya.
"Tolong panggilkan ambulan." Kataku sambil menangis.
Aku mendekati Taehyung. Darah ada dimana-mana. Dia memegangi perutnya. Dia kesakitan. Taehyung-ku kesakitan. Tapi kau tau apa yang dia katakan?
"Tira, apa kau baik-baik saja? Apa kau terluka?"
Bodoh.
~🌸~
Setibanya di rumah sakit aku langsung menghubungi kedua orang tua Taehyung. Tak lama kemudian mereka datang. Ibu Taehyung menangis histeris melihat anaknya yang berbaring tak berdaya.
Dokter kemudian keluar dari UGD,
"Kami sudah menjahit lukanya. Beruntung tidak ada organ dalam yang rusak. Namun anak ibu mengalami pendarahan besar sehingga kehilangan banyak darah. Kami akan segera mencari stok darah untuk anak ibu karena persediaan di rumah sakit kami terbatas. Kami mohon doanya."Aku dan ibu Taehyung mengis tak henti-hentinya. Sedangkan ayah dan teman Taehyung berusaha menenangkan kami.
~🌸~
Sudah 4 hari Taehyung dirawat di rumah sakit, tapi ia belum sadarkan diri juga. Setiap hari aku datang menjenguknya.
Tampan. Sangat tampan. Manusia yang biasanya mengomeliku, kini dia hanya bisa terbaring. Dia terluka karena diriku.
"Tira." Seru seorang pria dari arah pintu.
Dia kemudian masuk keruangan sambil meletakan rangkaian bunga ke meja sebelah kasur. Dia Dino. Aku baru sadar kalau itu dia. Malam itu aku benar-benar buyar, hanya mengkhawatirkan Taehyung.
Dino adalah teman satu angkatan kami di SMA, teman basket Taehyung. Ternyata malam itu mereka berdua datang sepulang latihan basket.
"Kau baik-baik saja? Aku tau Taehyung adalah orang yang kuat. Jangan khawatir." Sambungnya.
"Mmm. Aku yakin itu." Balasku.
"Tira, apa kau tau kenapa Taehyung tidak jadi mengikuti audisi Huge Hit Entertaiment?"
"Hah? Apa maksudmu?" Jawabku bingung. Aku tidak mengerti.
"Bukankah Taehyung mendapat tawaran dari agensi besar itu? Dia bilang padaku dan tim basket lain sebelum kelulusan, ada pihak agensi yang mendatanginya."
Aku diam tak berkata. Aku benar-benar tidak tau.
"Kau tidak tau? Kukira setelah lulus dia akan berhenti dari tim dan langsung pergi ke Seoul untuk audisi. Aku yakin dia akan lolos menjadi trainee di agensi itu lalu tinggal di Seoul. Namun sampai sekarang dia masih disini bersama tim kami."
"Aku tidak tau soal itu."
"Maaf, kupikir kau tau. Aku hanya penasaran. Mungkin ada alasan sendiri kenapa dia tidak melakukan itu."
Kenapa Taehyung tidak memberi tahuku?
Kenapa dia tidak menerima tawaran itu?
Apa karena aku?~🌸~
KAMU SEDANG MEMBACA
Tolong Sukai Aku Lagi
RomanceDulu dia yang selalu membiarkanku memakan slice pizza terakhirnya. Dulu dia yang selalu mengoleskan obat merah saat kakiku berdarah. Dulu dia yang selalu memujiku saat mendapat nilai sempurna di kelas. Dulu dia yang selalu tertawa bersamaku pada hal...