A/N: Are you ready for the final chapter? 😁😁😁
***
Ruang gym di sekolah dirubah menjadi semacam ballroom pesta dengan pita-pita satin berwarna pastel yang memenuhi hampir semua sudut ruangan. Balon-balon berwarna emas dan perak serta lampu LED yang terdapat dalam lampion berbagai macam bentuk menambah kesan indah tempat ini.
Aku menggandeng lengan Ben,"Tidak sia-sia ya Ben, kerja keras dewan siswa untuk menyulap tempat ini menjadi tempat yang indah.."
Ben mengangguk,"Iya Mag. Sebagai ketua dewan siswa, aku bangga pada kalian semua guys."
"Hi there!!" Sharon bersama pasangannya Bratt melambai pada kami. Di belakangnya ada Arman dan Nicole serta Jane dan Jade.
Aku dan Ben saling melirik kemudian tersenyum dan melenggang menuju mereka.
"Apa kau benar-benar yakin kalau kau dan Ben tidak berkencan? Kalian seperti lovebird di sana." Sharon menyerocos sedetik setelah aku sampai di depannya.
Aku memutar bola mata dan Ben terkikik, "Aku lelah menjawab pertanyaanmu yang satu itu."
"Kami tidak berkencan Sharon." Ben menimpali. Ekspresinya yang jujur membuat Sharon mencebik.
Ia mengangkat bahu,"Padahal kulihat kalian serasi sekali. Lihat saja baju kalian."
Otomatis aku dan Ben saling memandang outfit satu sama lain. Ben mengenakan setelan jas putih dengan kemeja berwarna senada tanpa dasi, yang dua kancing teratasnya terbuka. Memang sih, malam ini kami terlihat matching.
Tapi dandanan Ben malam ini mengingatkanku pada seorang pria tampan lain yang saat ini tengah menungguku di rumah. Ah, harus kuakui pikiran itu membuat hatiku menghangat.
Musik lembut mulai mengalun. Menginterupsi pikiran-pikiran yang berkecamuk di dalam kepalaku.
"Would you give me an honour to dance with you, young lady?" Ben mengulurkan tangannya di depanku.
Aku terkekeh melihat ekspresi sok seriusnya,"With pleasure." Dan kami melenggang menuju lantai dansa.
Kami berdansa pelan mengikuti alunan musik. Tanganku di leher Ben, sementara tangannya melingkari pinggangku dengan lembut.
"Terima kasih karena telah memberikanku malam prom yang indah, Mag." Ben menatapku dengan matanya yang jujur.
Aku tersenyum lembut, "Sama-sama. Terima kasih juga karena kau telah menjadi sahabat yang terbaik untukku."
"Anytime, Magenta. Setiap kau membutuhkanku aku akan selalu ada di sampingmu, itulah gunanya sahabat."
Aku memberikan Ben senyum terbaik yang bisa kuberikan padanya. Aku sangat bersyukur ia tetap menjadi seorang Benjamin Sanders, sahabat terbaikku. Meskipun aku tak bisa membalas perasaan spesialnya padaku, ia tetap bersikap seperti layaknya seorang sahabat. A true reliable one.
Malam prom berlangsung meriah dengan adanya penampilan dari band sekolah. Dan betapa terkejutnya aku saat Jane kecil kami, sahabatku yang biasanya cengeng dan pasangan promnya Jade, dinobatkan menjadi king and queen of prom. Aku tersenyum dan bertepuk tangan dengan keras saat mereka naik ke panggung dan menerima mahkota mereka.
Di sela-sela musik yang keras, aku merasakan ponselku bergetar.
Oh, telepon dari Damian,"Ya Halo? Ada apa Dam?"
"Aku di luar. Come here." Ujarnya singkat. Eh, di luar? Luar gedung sekolah maksudnya?
"O-oke Dam. Aku akan segera ke sana." Kebetulan acara prom juga akan segera selesai.
![](https://img.wattpad.com/cover/228843626-288-k830340.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dear Magenta
RomanceYou don't know it's love until it's too late. *** Magenta Salsabila James is a good girl. Atau setidaknya dia pikir begitu. Apa yang akan ia lakukan ketika ia sadar bahwa ia mencintai pamannya sendiri? Copyright by : Meidah Marsella Cover: Pinteres...