A/N: I decided that this story might be a short novella. But, maybe I change my mind later. No promises. I don't know. So for now, I'm updating as much as I can. Enjoy guys..
***
God, betapa melelahkannya hari ini. Aku melirik jam tanganku, masih ada dua jam pelajaran lagi sebelum bel pulang sekolah.Aku sedang mengambil buku biologi dalam loker ketika kulihat Ben berjalan ke arahku.
"Hai Ben, kau di kelas biologi juga kan?" Tanyaku.
Ia mengangguk dan tersenyum, "Ya, kau juga kan. Ayo.. Mr. Brown pasti sudah ada di kelas."
Di kelas biologi, aku duduk bersama Ben. Hanya dia sahabatku yg sekelas denganku di kelas biologi. Pada jam seperti ini, Sharon dan Arman ada di kelas kimia, dan Jane mengikuti kelas seni.
Ketika bel pulang berbunyi, aku sudah akan beranjak pergi, namun Ben menarik tanganku. Aku meliriknya dengan tatapan bertanya.
"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," Ujarnya. Ia tampak gugup.
Aku jadi penasaran. Sebenarnya dia mau bilang apa padaku.
Aku kembali duduk, "Ya Ben, ada apa?"
Ia berdehem, mata birunya menatapku, " Aku hanya ingin tahu..kalau kau belum punya pasangan untuk ke prom..Maukah kau pergi bersamaku?"
Heh..tunggu..apa ia baru saja mengajakku pergi ke pesta prom?
"Benjamin Sanders...apa kau baru saja mengajakku ke prom?" Aku berbisik.
Ia mengangguk, " Well..I-iya.."
Aku terdiam sejenak. Seorang Ben mengajakku ke prom. Kukira dia sudah punya pasangan prom. Well, meskipun gayanya nerd, tapi Ben kan sangat tampan. Dengan wajah dan pembawaan kalem serta otak cerdasnya, tidak kurang gadis-gadis di sekolah yang mengantri jadi pasangan sahabatku yang satu ini.
"Jadi...bagaimana?" Ia menunggu jawabanku.
Aku tersenyum padanya, "Tidak ada alasan bagiku untuk menolak Ben, kau kan sahabat terbaikku,"
Ia tersenyum, namun aku melihat sekelebat ekspresi aneh di matanya, entah mengapa, "Thanks, Mag.."
"No problem Ben.."
"Ayo..aku akan mengantarmu pulang" Ujarnya sambil menarik tanganku.
Aku mengernyit, "Bukankah kau pulang bersama Arman?"
Ia terkekeh, "Dia pulang bersama Nicole. Lagipula, sejak kemarin ayah membolehkan kami membawa mobil sendiri-sendiri," Terselip nada lega di suaranya. "Finally."
"Wow..itu bagus. Jadi si Nicole ini pacar barunya Arman?" Aku menggodanya.
Ben mengangkat bahu, "Yeah, I guess so."
Perjalanan ke rumahku memakai mobil Ben hanya memakan waktu 15 menit. Relatif singkat daripada kalau aku naik bis.
Mobil berhenti di depan pekarangan rumahku. Aku dan Ben masih berada di dalam mobil. Melihat gelagatnya, sepertinya Ben ingin mengatakan sesuatu lagi. Aku menunggunya dengan sabar.
"Kau tahu Magenta, aku memang bukan tipe orang yang suka menyimpan sesuatu lama-lama. Sebenarnya ada alasan mengapa aku mengajakmu ke prom."
Aku tersenyum simpul padanya, "Kupikir juga begitu,"
Ia menghela napas, "Sebenarnya..aku suka padamu. Sejak kelas satu SMA."
Aku membeku. Ben..menyukaiku..
Satu kejutan lagi.
Aku memang bersahabat dengannya sejak kami masih freshman. Aku juga lebih dekat dengannya daripada dengan sahabat-sahabatku yang lain. Tapi aku tidak menyangka kalau ia memiliki perasaan khusus kepadaku.
Aku memegang tangannya, "Ben..aku...Maafkan aku. Aku tidak bisa..Kau, sudah kuanggap sebagai saudara lelakiku. Aku sangat menyayangimu. Tapi tidak lebih dari kasih sayang kepada seorang saudara." Napasku tercekat.
"Ben..maafkan aku."
Ben tersenyum lemah, "Sudah kuduga. Tapi kupikir aku masih punya kesempatan."
"Kau..kau masih mau jadi sahabatku kan?" Aku merinding menunggu jawabannya.
Ben tergelak lalu menjitak kepalaku, "Tentu saja bodoh. Kau juga masih berutang satu prom padaku,"
Sial..jitakannya lumayan juga. Tapi mendengar kata-katanya barusan, tak urung juga aku terharu olehnya.
"Really...Benjamin Sanders..kau benar-benar sahabat terbaikku. Best friend foreverrrr!!!!" Aku memeluk lehernya dengan erat. Ia terkekeh dan menepuk-nepuk punggungku.
Tok tok
Suara ketukan jendela di sampingku membuatku berbalik. Sial, itu paman Damian. Ia membuat isyarat agar aku turun dari mobil.
Well..semoga aku tidak dalam masalah besar guys.
***
Ha ha..
Bakal diapain tuh Magenta?

KAMU SEDANG MEMBACA
My Dear Magenta
रोमांसYou don't know it's love until it's too late. *** Magenta Salsabila James is a good girl. Atau setidaknya dia pikir begitu. Apa yang akan ia lakukan ketika ia sadar bahwa ia mencintai pamannya sendiri? Copyright by : Meidah Marsella Cover: Pinteres...