Selamat datang buah hati Bunda
__FisyaNabila__
Hari ini tepat dengan kelulusan Afif. Mereka di Kabarkan oleh Arina bahwa Fisya akan segera melahirkan.
Ini adalah tiga bulan setelah Al pergi ke Amerika. Mungkin, Al akan bahagia mendengar kabar ini. Tapi, Afif belum memberitahukan hal ini pada Al.
Fisya duduk di kursi Roda. Ia Memang mengalami kesakitan pada rahimnya, tapi belum waktunya Fisya melahirkan. Fisya ingin melahirkan normal saja.
Afif merasa ngeri melihat Fisya. Ia tidak tahu, apakah bundanya juga menderita seperti ini Saat melahirkannya?
Fisya sedari tadi sudah berwajah pucat. Hari ini Ia di jadwalkan akan melahirkan. Perhitungan dokter tepat sasaran, Karena biasanya hanya 5% orang di dunia yang melahirkan sesuai waktu yang di tentukan.
"Lo nggak apa-apa?" Afif menyajarkan tubuhnya di depan Fisya. Fisya benar-benar merasa kesakitan, akan tetapi belum saatnya Ia melahirkan.
Dokter mengatakan Fisya masih pembukaan tiga. Bahkan Sebenarnya, Ia harus menjalani operasi sesar. Tapi, Fisya menolak.
"Bagian ini sakit banget" Fisya mengelus perut bawahnya, serta kebelakang. Fisya memijit bagian belakangnya.
Afif kasihan. Ia dengan sigap memijit bagian belakang Fisya walau Sebenarnya Ia kesusahan memijit Karena posisinya tepat di depan Fisya. Wajahnya bisa menatap wajah Fisya Dekat. Wajah pucat yang sudah di banjiri banyak keringat itu. Ia bisa melihat Fisya bersandar sambil menutup matanya. Afif bisa melihat Kalau Fisya merasa lebih baik.
Afif memperhatikan perut Fisya yang sudah besar itu. Shena mengatakan bahwa Bayi Fisya sepertinya memiliki bobot yang besar. Tubuh Fisya yang kecil mungkin Akan menyulitkannya Jika Fisya memilih melahirkan normal. Sehingga Afif akan memilih jalur sesar tanpa sepengetahuan Fisya.
Bahkan, Al memang Sudah memberi nasihat Itu pada Afif agar Fisya melahirkan normal.
"Yang Kuat, yah" Afif mengelus perut Fisya. Fisya membuka matanya sambil tersenyum.
Fisya merasakan area rahimnya begitu sakit. Ia sangat tidak tahan. Ia mencengkeram bahu Afif.
"Kenapa?"
"Sa-sakit banget"
Afif menjadi panik. Ia kemudian menggendong Fisya segera. Ia menuju ke ruang operasi sekarang.
"Fisya mau normal aja" cicit Fisya.
"Nggak bisa! Kak Shena bilang bahaya buat Lo dan Bayi, Lo!"
***
Afif Mondar-mandir di ruangan operasi. Aca beserta dengan keluarga yang lain menunggu dengan cemas. Mereka Sudah menganggap gadis itu sebagai bagian Dari keluarga Aryasa. Meskipun sekarang Fisya menjadi anak dari Arina.
Afif sudah menghubungi Reyhan dan Mami. Mereka sedang dalam perjalanan.
Sekitar Setengah jam mereka menunggu. Belum ada tanda-tanda dari dokter yang keluar operasi mungkin barusan di mulai.
Reyhan dan Caca akhirnya datang. Mereka langsung ke arah Afif. Afif nampak khawatir sekali. Ia kembali mengingat Ucapan dokter beberapa bulan yang lalu.
Kehamilan Fisya bisa sangat berbahaya bagi dirinya. Bisa-bisa Fisya meninggal.
"Tenang dulu, Fif" Reyhan menepuk bahu Afif. Ia cukup kasihan melihat kekhawatiran Afif terhadap Fisya. Reyhan kemudian melihat Aca yang ternyata juga menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You Smile ✔
Novela Juvenil"Gue akan ngelakuin apapun, demi buat Lo selalu senyum" ucap Afif sambil menarik dua ujung bibir Fisya agar tersenyum. Tidak ada niat khusus baginya, Ia mengatakan hal itu untuk menenangkan Fisya. Ia peduli dengan Wanita di depannya ini. Fisya mera...