9- Anggota baru

487 28 2
                                    

Semua orang pernah melakukan kesalahan.
Tapi, kita tidak bisa membiarkan kesalahan itu begitu saja, Kan?
Jangan Fokus pada kesalahan yang kamu perbuat.
Fokus Lah pada usaha kamu untuk memperbaiki kesalahan itu"

__WirawanAryasa__

Aca tersadar dari lamunannya. Fisya datang membawa semangkuk bubur untuk Aca. Aca nampak tersenyum ke arahnya.

"Maaf, ini gara-gara Fisya juga" Semenjak Aca sadar, entah sudah Berapa Kali Fisya meminta maaf padanya. Aca mengambil mangkuk bubur itu dari Fisya kemudian menyuruh gadis itu duduk di sampingnya.

"Kamu kok bisa disini?" tanya Aca. Fisya kemudian mengambil paper bag yang berada di sampingnya.

"Ngasih ini buat Aca"

Aca membukanya. Ia melihat baju couplenya dengan Afifah.

"Fisya Sebenarnya mau ngembaliin ini ke lemari Apartement nya Afif. Tapi, menurut Fisya. Aca Lebih berhak nyimpen baju ini"

Aca tersenyum hanyat melihat baju itu. Ia rindu dengan gadis bernama Afifah itu. Fisya nampak berdiri.

"Lo mau kemana?" Tanya Aca refleks.

"Mau pulang"

"Kemana?" tanya Aca lagi.

"Fisya nggak tau. Tapi, Fisya masih punya simpenan untuk bayar kontakan Fisya yang lama. Mungkin kesana" jawab Fisya.

Uang yang Afif berikan masih cukup untuk membayar kontrakannya sebulan ke depan. Ia tidak ingin membebani siapapun lagi.

"Gue marah sama, Lo!" Kesal Aca.

"ke-kenapa?" tanya Fisya. Nampak sekali nada kekhawatiran pada dirinya.

"Karena Lo makek baju sahabat gue! Dan Lo bikin gue sakit!"

"Fisya Minta maaf Aca" Fisya nampak menunduk. Ia Bingung Kenapa Aca jadi seperti ini. Bahkan, Bukankah Aca Sudah memaafkannya tadi?

"Maaf doang nggak cukup!"

"te-terus Fisya harus apa supaya Aca mau maafin Fisya?"

"Lo tinggal di rumah gue!"

Fisya nampak kaget. Ia menatap Aca seksama.

"Ma-Maksudnya?"

Tanya Fisya, takut Ia Salah dengar atau apa. Aca kemudian tersenyum tulus ke arah Fisya.

"Kamu tinggal disini, Sya" ulang Aca lagi

"Tapi Kenapa?"

"Fisya nggak mau repotin siapa aja"

"Fisya pergi aja, jadi Aca dan Afif nggak perlu susah payah bantuin Fisya"

Aca mendekati Fisya. Ia refleks memeluknya. Fisya merasa bingung, Ada apa dengan Aca.

"Aku nggak mau kehilangan teman lagi" jawab Aca

"Setiap Kali lihat kamu, Aku  selalu aja ngerasa Afifah ada di samping Aku" jawab Aca jujur.

"Tapi Fisya cuma jadi beban sama Aca Dan Afif" Fisya melepas pelukan Aca. Aca tersenyum Pada Fisya.

Fisya nampak menunduk. Ia sangat merasa tidak enak, apalagi Karena ucapan lelaki semalam. Fisya tidak tahu siapa namanya.

"Kamu mikirin omongan Fawwaz?" tebak Aca

"Fawwaz?"

"Temen Afif yang ke rumah sakit, kemarin malam"

Fisya terdiam. Nampak juga Ia menunduk. Aca tau diamnya Gadis itu adalah jawabanya.

Aca mengusap punggung Fisya.

"Fawwaz gitu Karena Dia belum tau sifat asli kamu. Fawwaz gitu Karena dia khawatir dan peduli sama Afif"

"Kamu tenang aja. Afif dan Aku udah sepakat bakalan lindungin kamu" tambah Aca.

"Maaf soal sifat Afif yang ninggalin Lo di rumah sakit. Afif cuma butuh waktu aja untuk ambil kepitusan"

Aca berusaha menyakinkan Fisya. Fisya kemudian mengangguk.

"Emangnya keluarga Aca mau nerima Fisya?" tanya Fisya.

"Fisya cuma akan bikin nama keluarga Aca kotor. Fisya bukan perempuan baik-baik"

Aca terdiam. Ia Sebenarnya juga bingung. Papa nya wirawan adalah Tipe orang yang mengutamakan Nama Baik. Ia takut Papanya tak mau menerima Fisya.

Ia juga belum membicarakan hal ini dengan keluarganya.

"Fisya hamil Karena kesalahan Fisya juga. Ini Aib keluarga"

"Fisya pergi aja, yah"

"jangan pergi!"

Ucapan itu berasal dari luar kamar. Detik berikutnya Aca dan Fisya melihat Wirawan datang ke arah mereka.

Wirawan mendekati Fisya yang sudah tertunduk itu. Aca juga sedang melihat ke arah Papanya.

Beberapa detik Suasana kamar menjadi menyeramkan. Wirawan tak kunjung membuat suara.

Melihat Semuanya tegang, Wirawan langsung tertawa. Aca dan Fisya mendongak ke arahnya dengan heran.

"Kamu jangan pergi. Disini saja"

Fisya menatap wirawan tak percaya.

"Beneran Pa?" Tanya Aca.

"Tapi, Fisya cuma perempuan yang bisanya malu-maluin keluarga Om nantinya. Fisya hamil Di luar nikah"

Wirawan menghembuskan nafasnya berat.

"Papa percaya, kamu ingin berubah. Itu adalah kesalahan terbesar kamu, tapi Kamu Pasti Akan memeperbaikinya, Kan?"

"Semua orang pernah melakukan kesalahan. Tapi, kita tidak bisa membiarkan kesalahan itu begitu saja, Kan? Jangan Fokus pada kesalahan yang kamu perbuat. Fokus Lah pada usaha kamu untuk memperbaiki kesalahan itu" ucap wirawan bijak.

Fisya nampak menangis. Ia terharu mendengar Ucapan Wirawan.

"Fisya Makasih banyak, Om" lirih Fisya.

"Panggil Papa aja" titah Wirawan. Fisya semakin bahagia. Sejak kecil, Ia Tak mempunyai sosok Ayah. Tapi, sekarang Ia bisa merasakannya.

Fisya iri melihat Aca yang Hidup dalam keluarga bahagia ini. Fisya ingin sekali merasakannya.

"Makasih, Pa" Fisya semakin terisak.

"Nggak mau meluk, Nih?"

Fisya terkekeh. Ia kemudian langsung memeluk wirawan. Wirawan juga memeluknya, walaupun baru kenal, Ia yakin Fisya adalah gadis baik.

Ia hanya butuh memperbaiki kesalahnnya.

"Papa juga punya Aca Loh!" Aca berhambur juga memeluk Papanya. Papa terkekeh.

"Selamat datang Di keluarga Aryasa"

















______

Vote komen.

Maaf, Aku lagi nggak mood aja nyambung Cerita ini. Niatnya mau hiatus aja'-.

Maaf Kalau lama update.

Cica

For You Smile ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang