二十四 ; Mine

3.7K 557 37
                                    




JiLi ternganga dengan informasi yang tidak diduganya itu, dia membatalkan niatnya untuk keluar dari ruangan itu dan melangkah mendekat ke arah Wang Jie lagi. Informasi ini akan membuatnya terkenal. “Saya tidak bisa berjanji untuk menyimpan informasi itu, Tuan Wang Yi,” JiLi bersemangat, dia akan segera ke kantor malam ini dan menyerahkan berita itu untuk dimuat besok pagi, bosnya itu pasti akan sangat senang mendengar kabar ini.

Wang Jie membalikkan badan, menggenggam pisau itu dengan tidak kentara di tangan kirinya. Sambil mengamati JiLi yang makin mendekat di dalam jangkauannya, “Aku tidak butuh janjimu.”

“Jadi Anda memperbolehkan saya untuk memuat berita ini?” Mata JiLi melebar kesenangan. “Saya akan segera memuatnya sehingga besok pagi seluruh headline akan membahas tentang Anda dan Tuan Xiao Zhan,” matanya menyipit mesum, “Anda sungguh hebat, kehilangan ibunya tetapi masih bisa mendapatkan anaknya. Saya rasa anaknya pun senikmat ibunya, eh?”

Cukup sudah! Wang Jie mendesis marah. Dan dengan gerakan secepat kilat, dia mendekati JiLi dan sebelum lelaki itu tersadar, Wang Jie menancapkan pisau itu di leher JiLi, tepat di pembuluh darahnya. Pisau dengan ujung lancip dan kecil itu menancap begitu dalam di sana, hanya gagangnya yang terlihat menempel di leher JiLi.

JiLi melotot, tidak menyadari apa yang terjadi. Dia menatap Wang Jie dengan bingung. Tangannya gemetaran mulai merasakan sakit dan pening yang amat sangat. Jemarinya naik dan memegang gagang pisau yang menancap di leher sampingnya. Pandangannya mulai berkunang-kunang ketika menyadari apa yang telah terjadi padanya.

“Mulut besarmu itu membuatku muak. Kau tidak sadar kapan kau harus berhenti,” Wang Jie tertawa. Lalu dengan kejam dia meraih gagang pisau itu dan mencabutnya dari leher JiLi. Darah merah yang segar itu langsung memuncrat keras, memancar kemana-mana bagaikan pancuran air yang tak mau berhenti, bahkan menciprati wajah Wang Jie dan pakaiannya. Wang Jie mengamati dengan tenang—ketika kehidupan perlahan surut dari wajah JiLi. Dan kemudian lelaki itu jatuh berdebum ke lantai, bersimbah darah yang masih terus mengalir dari lehernya.

Dengan dingin Wang Jie menatap JiLi yang sudah menjadi mayat di kakinya. Lelaki itu mati dengan wajah terkejut dan mata melotot, seakan tidak percaya bahwa kematian begitu cepat menjemputnya. Wang Jie lalu membalikkan tubuhnya, mengambil sapu tangan khusus dan pembersih alkohol, lalu mengelap pisau kecil yang masih bersimbah darah JiLi. Setelah pisau itu bersih, dia meletakkannya kembali ke kotaknya, mengembalikannya berjejer dengan koleksi pisaunya yang lain.

“Haoxuan.” Wang Jie memanggil tak terlalu keras, tahu bahwa Haoxuan yang sedang bersiaga di depan ruangannya akan mendengar.

Pintu terbuka dan Haoxuan masuk. Mata lelaki itu menyapu dingin tubuh JiLi yang tergeletak bersimbah darah di lantai. Wang Jie sedang mengelap percikan darah segar yang tadi memuncrat di pipinya dengan sapu tangannya yang lain. Lelaki itu melepaskan jasnya yang juga terkena muncratan darah segar dan melemparkannya di lantai, di dekat mayat JiLi.

“Bereskan dia,” Wang Jie melangkahi mayat JiLi dengan dingin, seakan melangkahi gelondongan kayu yang tidak ada harganya, lalu melangkah pergi meninggalkan ruang kerjanya, membiarkan Haoxuan membereskan semuanya.

Di luar, Zhuocheng mengintip dan memejamkan matanya ketika melihat Haoxuan masuk dan Tuan Wang Jie keluar lalu melangkah menaiki tangga menuju kamarnya.

From The Dark Side ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang