二十九 ; Menyayangiku

6.6K 600 141
                                    

Xiao Yi berjalan memasuki rumahnya diantarkan oleh Zhuocheng, dia baru saja pulang dari sekolah. Hari ini adalah hari pertamanya bersekolah di taman kanak-kanak, dan anak itu terlalu bahagia. Semalam dia bahkan tidak mau tidur karena terlalu bersemangat untuk bisa segera berangkat ke sekolah.

Xiao Zhan baru saja menyelesaikan membuat puding cokelat kesukaan Xiao Yi untuk merayakan hari istimewa ini. Dia tersenyum ketika anaknya menyusulnya di dapur dan menghampirinya dengan bersemangat. Xiao Zhan memeluk anaknya dan menggendongnya.

“Bagaimana sekolahmu hari ini?”

Xiao Yi tertawa, “Banyak teman.” Jawabnya senang, dia tampaknya lebih tertarik pada puding cokelat yang tersaji indah di meja dapur. “Aku mau itu.” gumamnya penuh semangat.

Xiao Zhan mencium dahi anaknya dengan penuh kasih sayang. Xiao Yi telah tumbuh menjadi anak yang sehat, kuat, dan bahagia. Dia tumbuh dengan dicintai oleh kedua orangtuanya, dan dia begitu tampan seperti ayahnya. Darah Yunani mengalir kental di tubuhnya dengan struktur tulangnya yang tinggi dan khas, rambut dengan sulur hitam kecoklatan seperti ayahnya, dan matanya yang dalam. Tidak diragukan lagi darah keluarga Wang memang mengalir deras di dalam tubuh Xiao Yi begitu kental.

“Kau harus mencuci tangan dan kaki lalu berganti pakaian.” Xiao Zhan mengecup leher anaknya, tempat aroma khas anaknya, aroma bedak yang bercampur minyak kayu putih berpadu, “Hmmm, kau bau asam... ayo cepat ganti pakaianmu.”

Xiao Yi terkikik geli dengan ciuman ibunya di lehernya. Dia memberontak dan berteriak-teriak sambil tertawa sampai kemudian Xiao Zhan melepaskannya. Anaknya itu langsung melompat dari gendongannya, lincah seperti belut dan berlari-lari ke kamarnya untuk berganti pakaian. Seorang pelayan langsung mengikutinya untuk membantunya.

Xiao Zhan tersenyum menatap kepergian anaknya dan melanjutkan menyiramkan saus fla susu ke puding buatannya.

“Sepertinya enak.”

Xiao Zhan mendongakkan kepalanya dan mendapati Wang Jie yang sedang berdiri di depan ambang pintu dapur. Tadi lelaki itu pergi sebentar untuk urusan bisnis. Dan sepertinya dia sudah kembali hampir bersamaan dengan Xiao Yi. Tiba-tiba Xiao Zhan menatap Wang Jie dengan curiga.

“Kau mengikuti Xiao Yi ke sekolah barunya ya?”

Mata Wang Jie tampak bersinar penuh rasa bersalah, tetapi pria itu berusaha mengelak, dia memasuki ruangan dan mengangkat bahunya, mencolek saus fla buatan Xiao Zhan dan memasukkannya ke dalam mulutnya. “Wah ternyata rasanya seenak bentuknya.” gumamnya tenang.

Xiao Zhan mengamati Wang Jie dengan tatapan menuduh. “Jangan menghindari pertanyaanku, Wang Jie! Kau mengikuti Xiao Yi ke sekolahnya kan?”

Wang Jie mengangkat bahunya, “Aku cuma ingin tahu. Aku pikir aku harus terus menjaganya jika terjadi sesuatu—kau tahu kan? Mungkin saja ada teman-teman sekolah yang akan mengganggunya atau mungkin guru-guru yang terlalu galak kepadanya... jadi aku harus terus mengawasinya.”

“Wang Jie! Xiao Yi hanya masuk ke taman kanak-kanak, bukan ke lembaga pemasyarakatan.” Xiao Zhan menyela dengan frustrasi, tetapi kemudian merasa geli. “Kau tidak bisa menahan diri untuk mengikutinya ya? Apakah kau mencemaskannya, Wang Jie?”

“Sangat.” Wang Jie mengakui. “Ini hari pertama sekolahnya dan aku tidak tenang memikirkannya. Ini hari pertama dia berinteraksi dengan teman-temannya, dengan orang luar. Selama ini dia hanya dengan kita dan para pelayan.”

From The Dark Side ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang