🌌Demi Gema🌌

8 2 2
                                    

Ada yang nunggu aku update gak?

***

"Eh tolong pak, bu, tolong panggil ambulance!"

"Cepat panggil ambulance!"

"Kabarin keluarganya!"

Suasana jalan sangat ramai.
Semua orang menghampiri aku dan Gema, saat itu pula aku seperti kehilangan semangat hidup ku.

Jalanan sudah penuh dengan darah ku dan Gema, perlahan penglihatan ku tak sempurna, semua gelap.
Dan aku tak menyadari apapun.

"Jelita!" teriak seseorang memanggil ku.

Ku lihat ke semua sisi, semuanya berwarna putih, luas, dan entah di mana ujungnya.
Kemudian aku mendapatkan Gema yang tengah berdiri dan melambaikan tangannya ke arah ku, dengan segera aku berjalan menghampirinya.

Setelah sampai di depannya, aku melihat senyum indah miliknya yang berbedaa dari senyum-senyum sebelumnya.
Aku tak mengerti betapa indahnya senyum itu.

Perlahan dia mulai melunturkan senyumannya, kemudian dia berkata yang membuat hati ku terasa sangat tersayat.

"Jelita dengerin aku ya!"

"Setelah aku bicara ini aku harap kamu bisa bahagia selamanya."

"Maksudnya gimana Gem?" tanya Ku yang tak paham maksud dari perkataan Gema.

Gema memeluk Ku dengan sangat erat, membuat ku semakin merasa bingung.
Tak ingin membuat Gema merasa kecewa karena aku tidak membalas pelukannya, akhirnya aku pun memeluknya juga.

Perlahan pula dia mengendurkan pelukannya, aku pun begitu.
Kemudian kini giliran aku yang akan membuka suara.

"Gema maksud kamu gimana? aku gk paham."

"Kita sedang berada di alam yang berbeda dari orang yang lainnya, sekarang kamu yang keluar dari sini," ucap gema seakan-akan kami akan berpisah.

"Terus kamu gimana Gema?" ucap ku khawatir.

"Kamu gak usah khawatir gitu, biar aku aja yang di sini kamu tenang aja, sekarang cepat kamu pergi!"

"Tap-tapi...."

Seketika aku mampu membuka mata dan terlihat samar orang-orang yang ada di sekitar ku.
Dan perlahan penglihatan ku mulai terlihat lebih jelas, ku dapati ayah dan bunda, serta Kiran yang ikut menemani ku.

Semua menangis haru dengan histeris sedangkan aku tak mengerti mengapa semua ini terjadi.

"A-aku kenapa bun-da?" tanya ku terbata-bata.

"Kamu kecelakaan sayang, sudah dua minggu koma, tapi alhamdulilah sekarang kamu sudah sadar," jawab bunda dengan terus memeluk ku.

"Gem-Gema mana bun?" tanya ku yang teringat akan Gema.

"Gema ada di balik pembatas ini sayang, dia belum sadarkan diri."

Mendengar ucapan bunda yang seperti itu aku merasa seperti orang yang telah terbang tinggi namun jatuh kembali.
Aku baru sadar maksud dari perkataan Gema tadi waktu di dalam mimpi, mungkin ini maksud Gema, aku merasa sangat tidak pantas untuk hidup bila Gema tidak ikut hidup bersama ku.

"Bun boleh buka pembatasnya sebentar, aku mau lihat Gema."

Bunda yang mendengar permintaan ku akhirnya menuruti dan membukakan kan pembatasnya.
Saat itu aku melihat Gema yang masih terbaring lemah hanya demi aku.

Kamu & SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang