Apa Yang Dimaksud Dengan Ilmu Qiraat?
Mon 29 May 2017 | Al-Quran > Qiraat
Pertanyaan :
Assalamu 'alaikum wr. wb.
Mohon penjelasan dari ustadz Ahmad Sarwat, Lc., MA tentang apa yang dimaksud dengan Ilmu Qira'at? Lalu apa status Ilmu Qiraat ini, apakah hasil ijtihad ulama atau karangan dari para guru qiraat? Dan mengapa kita tidak terlalu mengerti adanya ilmu Qiraat ini, apakah memang ilmu yang asing atau bagaimana sebenarnya?
Atas jawabannya kami ucapkan terima kasih,
Wassalam
Jawaban :
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
A. Makna Qiraat
1. Makna Bahasa
Istilah qiroat (قراءات) adalah bentuk jama' dari kata qira'ah(قراءة). Kata qiraah berasal dari kata qara'a - yaqra'u - qiraatan(قرأ - يقرأ - قراءة) yang punya beberapa artinya, antara lain bermakna membaca dan juga bermakna menggabungkan atau mengumpulkan.
Membaca : Ar-Razi mengatakan ketika Allah SWT berfirman ( إن علينا جمعه وقرآنه ), maka makna wa qur'anahu disitu bermakna membacanya. [1]Menggabungkan : Ibnul Atsir menyebutkan bahwa kitab suci kita dinamakan Al-Quran yang berakar-kata dari qiraat karena di dalamnya dikumpulkan dan dibagungkan antara kisah, perintah, larangan, janji, ancaman, ayat dan surat. [2]
2. Makna Istilah
Dalam prakteknya, istilah qiraat ini kemudian digunakan sebagai istilah terbatas untuk hal-hal yang terkait dengan bacaan Al-Quran saja. Dan kemudian berkembang menjadi salah satu dari sekian banyak cabang ilmu-ilmu Al-Quran. Maka yang lazim digunakan kemudian adalah istilah ilmu qiraat.
Adapun definisi ilmu qiraat sendiri oleh para ulama ahli di bidang ilmu tersebut diberikan batasan yang berbeda-beda secara redaksionalnya, diantaranya adalah :
a. Definisi Abu Hayyan Al-Andalusi (w. 745 H) :
علم يبحث فيه عن كيفية النطق بألفاظ القرآن
Ilmu yang membahas tentang teknis melafadzkan lafadz-lafadz Al-Quran. [3]
b. Definisi Badruddin Az-Zarkasyi (w. 794 H) :
القراءات هي اختلاف ألفاظ الوحي المذكور في كتبة الحروف أو كيفياتها من تخفيف وتثقيل وغيرها
Qiraat adalah ikhtilaf lafadz-lafadz wahyu dalam penulisan huruf-huruf atau teknik membunyikannya yang terdiri dari takhfif, tatsqil dan lainnya. [4]
c. Definisi Ibnu Jazari (w. 833 H)
علم بكيفية أداء كلمات القرآن واختلافها بعزو الناقلة
Ilmu tentang bagaimana membunyikan kata dalam Al-Quran dan perbedaan-perbedaannya dengan menyebutkan pembawanya. [5]
d. Definisi Abdul Fattah Al-Qadhi (w. 1403 H)
علم يعرف به كيفية النطق بالكلمات القرآنية ، وطريق أدائها اتفاقا واختلافا مع عزو كل وجه إلى ناقله
Ilmu untuk mengetahui bagaimana mengucapkan kata-kata quraniyah, teknik melakukannya baik yang disepakati atau yang tidak disepakati, dengan menunjukkan setiap wajah kepada pembawanya. [6]
Dari beberapa definisi di atas, kita bisa rangkum menjadi satu bahwa ilmu qiraat adalah bagain dari ilmu-ilmu Al-Quran yang sedemikian luas, namun yang terkait dengan hal-hal berikut :
Bagaimana teknik membunyikan (melafadzkan) bacaan Al-QuranBagaimana teknik menuliskan bacaan Al-QuranHal-hal yang disepakati periwayatannya dan yang tidak disepakatiMerujukkan setiap teknis itu kepada para ulama ahli yang meriwayatkannyaMembedakan mana yang mutawatir dan mana yang syadz.
Yang menarik untuk kita bahas dari deskripsi para ulama di atas terkait dengan apa yang selama ini kita alami adalah bahwa adanya begitu banyak corak dan ragam dalam membunyikan setiap kata atau lafadz di dalam Al-Quran. Suatu hal yang kita umumnya sebagai orang awam agak kurang peduli bahkan kurang tahu tentang hal itu.
Sebutlah satu contoh, ayat terakhir atau ke-7 dari surat Al-Fatihah yang biasanya kita baca : (shirathalladzina an'amta 'alaihim), ternyata masih ada dua riwayat bacaan lain yang berbeda cara membunyikannya.
Khalad dan Khalaf yang membaca-nya bidhammil ha' menjadi (shirathalladzina an'amta 'alaihum), huruf ha bukan kasrah tapi dhammah. Qalun yang membacanya bishilati mim al-jam'imenjadi (shirathalladzina an'amta 'alaihimu), him berubah jadi himu.
Lalu yang jadi pertanyaan adalah : Benarkah atau bolehkah dibaca lafadz itu dibaca hum dan himu? Apakah ini tidak mengubah Al-Quran, atau mempermainkan Al-Quran? Bukankah Al-Quran itu kitab suci yang tidak boleh dibaca seenaknya?
Jawabnya bahwa kedua bacaan itu yaitu hum dan himu adalah bacaan yang riwayatnya tetap bersumber dari Rasulullah SAW. Bahkan statusnya bukan sedekar shahih, tetapi jauh di atas shahih yaitu mutawatir.
Semua bacaan itu bukan hasil ijtihad ulama, juga bukan karangan para guru qira'at, namun semua itu adalah riwayat yang diajarkan oleh Jibril alaihissalam kepada Rasulullah SAW, lalu oleh Rasulullah diajarkan kepada para shahabat. Dan para shahabat mengajarkan lagi kepada para muridnya, baik di kalangan shahabat juga ataupun kepada kalangan tabi'in. Dan begitulah seterusnya, bacaan-bacaan yang bermacam-macam itu kemudian diriwayatkan secara mutawatir hingga kepada kita sekarang ini.
Ilmu Yang 'Asing'
Pertanyaan Anda itu memang ada benarnya, bahwa Ilmu Qiraat ini termasuk ilmu yang agak jarang diajarkan dan dipelajari. Sebab umumnya kita selalu membaca Al-Quran hanya lewat satu jalur riwayat saja, yaitu riwayat dari Hafsh dari Imam Ashim. Itu saja yang kita selama ini ketahui.
Dan hal ini tidak aneh karena memang begitulah kenyataannya. Guru saya Kiyai Dr. Ahsin Sakho, Lc., MA pernah bercerita bahwa pada mulanya ulama besar sekaliber Syeikh Bin Baz sekalipun juga agak-agak bingung mendengar ada orang dari Afrika membaca Al-Quran dengan bacaan yang belum pernah beliau dengar sebelumnya. Kemudian beliau mendapatkan informasi dari para guru qiraat bahwa memang ada qiraat yang bermacam-macam, yang tidak terlalu akrab di telinga kita. Dan yang terpenting, qiraat itu adalah riwayat yang shahih, bahkan sampai derajat mutawatir yang kita terima dari Rasulullah SAW.
Setelah itu barulah kemudian Syeikh memerintahkan untuk didirikan fakultas khusus yang mempelajari qiraat ini dan juga ilmu-ilmu Al-Quran di Universitas Islam Madinah Kerajaan Saudi Arabia. Maka kalau kita di masa sekarang ini agak kurang kenal dengan ilmu Qiraat ini, wajar-wajar saja. Sebab banyak para ulama yang sudah tinggi dan luas ilmunya yang kadang juga tidak pernah belajar ilmu ini.
Maka belajar Ilmu Qiraat ini adalah belajar Al-Quran juga, dimana Rasulullah SAW pernah bersabda :
خيركم من تعلم القرآن وعلمه
Sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya (HR. Bukhari)
Dan salah satu cabang dari ilmu-ilmu Al-Quran adalah Ilmu Qiraat.
Wallahu 'alam bishshawab.
Ahmad Sarwat,Lc,.MA
[1] Mukhtar Ash-Shihhah, hal. 220
[2] An-Nihayah fi Gharib Al-Hadits, jilid 4 hal. 30
[3] Al-Bahru Al-Muhith fi At-Tafsir, jilid 1 hal. 14
[4] Al-Burhan, jilid 1 hal. 318
[5] Munjid Al-Muqri'in wa Mursyidu At-Thalibin, hal. 3
[6] Al-Budur Az-Zahirah fi Al-Qiraat Al-'Asyr Al-Mutawatirah, hal. 7
🌼🌼🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
مختصر لمادة؛ علوم القران | Ringkasan Pembahasan Ulumul Qur'an
Spiritüelبِسْــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم الحمدلله وكفى، وسلام على عباده الذين اصطفى. وبعد... Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT. Salawat dan salam kepada nabi Muhammad Saw. Untuk memudahkan mempelajari Al-Qur'an, maka dituntut b...