Bagian: 11

117 18 9
                                    

Soraru menggenggam erat tangan Mafuyu. Air mata perlahan menetes dari manik malam itu. Soraru senantiasa berada di samping Mafuyu. Membantunya makan dan menemaninya sepanjang hari. Soraru memilih untuk istirahat dari dunia entertainment-nya dan memilih menjaga Mafuyu. Sekalipun ia menjalankan karirnya pun, ia tak akan mampu fokus pada pekerjaannya. Karena yang ada di dalam pikiran Soraru saat ini hanyalah Mafuyu seorang.

"Apa tidak apa begini? " Shoose membuka percakapan. Soraru tengah berada di ruang makan untuk makan malam bersama Shoose dan Nqrse. Setelah itu, barulah ia membantu Mafuyu makan.

"Apanya? " Tanya Soraru balik. Ia tahu pertanyaan itu tertuju padanya. Shoose memandang lesu.

"Kau sampai istirahat dari dunia musik hanya karena Mafuyu-chan seorang. Apa tidak ada yang menentangmu? Aku takut terjadi sesuatu pada karirmu dan malah membuat Mafuyu-chan semakin sedih. " Jelas Shoose panjang lebar.

"... Tidak apa. Aku tidak bisa bekerja dengan perasaan seperti ini. Mereka sendiri yang mengatakannya, aku seperti robot, dingin dan tidak memiliki daya tarik. Sebelum seluruh dunia mengetahui ketidak profesionalanku, aku harus istirahat." Kata Soraru pelan. "Setidaknya, sampai Mafu sembuh... " Imbuhnya.

"Bagaimana kalau Mafuyu tidak pernah sembuh? " Pertanyaan itu langsung membuat Soraru dan Shoose membeku.

"Nqrse-chan... Jangan berkata seperti itu... " Lirih sang kakak tertua.

Nqrse terisak. "Aku tak tahan melihatnya seperti itu–hiks!–tidak bisakah waktu diputar kembali? " Nqrse untuk kesekian kalinya menangisi adiknya itu. Digenggamnya erat pita yang ia ingin belikan untuk Mafu (Tapi pake uangnya Araki).

"Hanya waktu yang bisa melakukannya. " Kata Shoose pasrah.

Soraru memandang gelas berisi air putih yang merefleksikan pantulannya. "Dimaafkan...oleh waktu...kah? "

***

Soraru memotong buah, ia duduk di samping tempat tidur Mafu. Mafu sendiri hanya menatapnya kosong. Semakin lama, semakin resahlah seorang Soraru terhadap diri Mafuyu. Ia tak bisa berbuat apa-apa untuknya, jadi dia hanya bisa berdoa dan berharap–agar suatu saat nanti Mafu dapat kembali tersenyum.

"nandemonai to kuchi wo tsugunda
honto wa chotto ashi wo tometakute

dakedomo kimi wa haya ashi
de sutto mae wo iku kara
boku wa sore wo mitsumeteru"
Soraru mulai menyanyi untuk menghibur dirinya sendiri. Mungkin, Mafu akan dapat mendengar kesedihannya apabila ia pergi menjauh.

"saishuubin kimi wa noru boku wo oitette
hashiridasu yukkuri to
jimen ga zurete iku
naicha dame naicha dame
demo honto wa iitai yo
“ikanaide”

tooku he to kieteiku boku wo oitette
mou zuibun mienai yo
yoru ga kuzurete iku
naicha dame naicha dame
demo honto wa iitai yo
“ikanaide”"
Soraru mengakhiri pekerjaannya memotong buah, dan kemudian hanya menatap Mafu.

"matsuri mo owareba itsumo to onaji
kawaranu yoru ga kurunda to shitta
dakedomo kimi wa itsumo
yori zutto iroppoku miete
boku wa sore wo mitsumeteru"
Soraru mengingat minuman rasa stroberi yang Mafu berikan padanya dengan senyumam mengembang di bibirnya.

"jikan dake ga sugite
iku boku wo tsuretette
kaerimichi kurai keredo
hitori de daijoubu kana
gaitou ni terasarete kage ga dekite iru
hitoribocchi sa"
Soraru mengingat saat dirinya tiada tempat untuk bersandar. Mafu memberinya secercah sinar mentari dalam hidupnya. Meskupun ia sendiri dan berada di tempat gelap, ia akan terus mengingat senyum Mafu.

Don't go from me... [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang