Bagian: 3

167 34 2
                                    

"Mafuyu~dimana kau? Kakak mau memberikanmu sesuatu nih~" Nqrse memanggil adik angkatnya itu berkali-kali, tapi yang dia panggil belum muncul juga.

"Mafu? Kau mencarinya? Dia di belakang" Shoose memberitahu adiknya itu seraya menunjuk ke belakang rumah.

"Nii-san! Menggagetkan saja! Kupikir ada pencuri mencuri makanan dari kulkas! Baru aja mau kupukul pake panci ini! "
Nqrse menyodorkan panci penggorengan kepada kakaknya.

"Waduh? Kau mau kakak gantengmu ini benjol? Nanti siapa yang masak kalau aku di rumah sakit? " Shoose terlihat shock dengan rencana adik perempuan bersuara machonya itu.

"Shoo-nii! Bisakah kau membantuku? "
"Aku datang! " Shoose berjalan menuju ke halaman belakang. Mafu tengah menahan tangis, matanya berkaca-kaca.

"Ada apa, Mafuyu-chan? "
"Aku... Terjatuh karena mengejar kucing gendut jelek dengan loreng aneh milik tetangga kita Takashi-san... Shoo-nii, ini benar-benar sakit... " Shoose dan Nqrse tertawa kecil melihat tingkah imut adik mereka yang tengah menahan agar ia tidak menangis.

"Ahaha, baiklah. Hup! "Shoose mengangkat tubuh kecil Mafuyu dengan mudah. "Kau ingin menangis bukan?! "

"Tidak. Kata Mama aku tidak boleh menangis, nanti Mama akan berkata jelek tentangku." Shoose sedikit kaget dengan alasan adiknya tidak menangis.

"Bukankah kita pertama kali bertemu kau menangis meraung-raung? " Shoose berjalan menuju ruang tamu dan mengambil kotak obat.

Mafu menggangguk kecil, wajahnya muram.

"Itu sebabnya Mama marah dan pergi, bukan? " Mafu memainkan jari tangannya.
Shoose mengobati lutut Mafu yang lecet dan menatapnya dalam.

"Jangan memikirkan itu, sekarang kau adalah adikku. Kau boleh menangis saat kau memang ingin menangis, Mafu." Shoose memeluk adik kecilnya.

"Aku mengerti, Shoo-nii. " Mafu menduselkan kepalanya keperpotongan leher kakaknya. "Shoo-nii, kau bau! Ahahaha! " Mereka tertawa.

"Aku hanya kurang rapi, kau membohongiku, Mafu. " Elak Shoose setelah tawanya berhenti.

"Itu benar, Nii-san. Kau harus mandi sekarang! " Nqrse mengusir Shoose--membawanya menuju kamar mandi dan menutup pintunya.

"Onee-chan, Aku ingin makan siang bersamamu! "
"Tentu saja, Mafu-chan. Tapi, kita tunggu dulu kokinya. " Nqrse kembali berkutat pada peralatan kebersihan yang sempat ia anggurkan-kelihatannya dia melupakan sesuatu.

****

Shoose menggebrak meja kasar.

"APA MAKSUD DARI LAPORANMU, AISU!? "

"Tapi, Shoose-san, itu sudah sesuai prosedur! Aku tak bisa berbuat apa-apa. Anda memang tidak memenuhi syarat untuk mengadopsi anak Aikawa-san, anda harus mengembalikannya ke ibunya. " Aisu ketakutan, tak pernah ia melihat Shoose semarah ini.

"Siapa yang akan merawatnya kalau begitu? Ibunya ada di penjara!" Shoose memegang kepalanya, masalah ini berasal dari aturan yang penuh cela.

"Aikawa-san dibebaskan bersyarat. Ia akan menyekolahkan Mafuyu dan merawatnya dengan baik. Dia juga---! "

Buak!

"MERAWAT DENGAN BAIK? DARI MANANYA AKU BISA PERCAYA?!" Shoose murka dan tanpa sengaja meluapkannya pada Aisu. Aisu merasakan pipinya berdenyut-denyut.

Don't go from me... [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang