Dokter Nathan mengobati luka luka Adrien dan Jason dengan telaten. Saat sedang di obati, mereka berdua masih sempat membicarakan jalan keluar dan upaya lain untuk menghentikan Kyle Razor
"Orang orang gue bilang kalo Kyle udah di London selama lima bulan. Dia emang niat balasin dendam papanya ke keluarga gue dan keluarga lo"
"Papanya udah mati apa?"
"Belom sih, Razor The First masih hidup. Cuma udah tua dan sakit sakitan jadi gabisa mimpin per-mafia-an nya kaya masih muda. Well gue akui keluarga mereka cukup berbahaya dan bisa kapan aja do some shit yang out of the box. Gue hampir mati di tembak sama kakaknya si Kyle waktu smp"
"Lo smp dimana sih? Bangkok kan?"
"Iya setaun doang gue disana, abis itu ikut ibu di Jakarta sampe lulus smp baru pindah ke New York. Pas sekolah di Bangkok itu gue pernah di tembak pas kelar upacara dan kena di dada. Deket banget sama jantung, untung cepet di tangani sama dokter. Kalo ngga ya bye bye, kita ngga akan ketemu"
"Emang ada masalah apa sih bokap dia sama bokap lo?"
"Aw! Sshh kok sakit ya dok?"
"Ini luka lama kamu yang tadi infeksi, udah tahan dulu. Lanjut ngobrolnya" titah dokter Nathan
"Lo tadi nanya apa Dri?"
"Masalah bokap lo sama bokap dia apaan?"
"Jadi sebenernya keluarga Blake sama Razor itu dulu berteman baik. Bokap gue sahabatan sama bokap dia karena sama sama mafia gitu"
"Terus masalahnya apa?"
"Ibu gue"
Sebentar Adrien berpikir dan mulai paham ucapan Jason
"Ohh gitu..."
"Heem"
"Jadi? Masalahnya sama lo apa? Harusnya berhenti di bokapnya dong?"
"Setau gue, anak anaknya gapernah di sayang se-layaknya anak. Secara materi cukup tapi batin engga. Istrinya yang sekarang tu terpaksa dinikahin"
"Terpaksa kok sampe ada 3 anak?"
"Ya mana gue tau"
"Terus masalahnya sama bokap gue?"
"Setahu gue, bokap lo abis beli saham di salah satu perusahaan inceran Razor jadi yaa gitu deh"
"Hmm gitu"
"Tapi serius ya Dri, gue masih nggak ngerti sama jalan pikirannya. Kalo jadi dia, udah pasti gue hidup bahagia sama istrinya"
"Lo ya lo. Razor ya Razor"
"Iya gue tau. Maksudnya tu- Man.. Istrinya Razor cantik and.. You know"
"Sexy"
"Right"
"Jangan bilang, lo pernah..."
"Well... Ngga sampe kaya gitu.."
"Uhum"
"Sumpah Dri"
"Okay?"
"Fine! Only kiss not much"
"Hah. Lo emang bajingan gila"
"Well I am"
"Dahlah"
"Oke"Pengobatan selesai, keduanya segera kembali ke ruang monitor untuk menemui Jaehyun
Di perjalanan kembali ke ruang monitor, Jason sempat bertanya kepada Adrien
"Bokap lo serem banget Dri? Nggak biasanya"
"Gue gatau, baru kali ini juga"
"Ac udah dingin makin dingin, bisa hipotermia gue"
Adrien diam, dirinya juga takut. Entah dimana letak kesalahannya dalam masalah hari ini yang jelas daddy nya tidak dalam mood yang bagus
...
Mereka tiba di ruangan monitor, bergabung dengan Pak Nandi, Daddynya, dan Opa Jung
"Sit down" titah Jaehyun
Hening, hanya terdengar suara keyboard komputer dan suara ac
"Ddy-"
"Adrien-"
"Um-daddy dulu"
"Right *menghela nafas* follow me"
Adrien mengikuti langkah daddy, agak menjauh dekat pintu masuk
Jaehyun memberikan ponselnya pada Adrien
"It's your mama, talk to her" titah Jaehyun
"Mam?"
"WHAT IN THE EARTH ARE YOU DOING?! Mama pikir tadi malam kamu bilang ga akan terlibat lagi??"
"Mam? I-I just learn and suddenly it's happened"
"Adrien. Listen to mama. Enough okay? Cukup daddy aja dan kamu fokus kuliah"
"Wait- what do you mean cukup daddy aja? I mean- I don't understand"
"Kasih ke daddy, please?"
"Alrgiht?"Adrien masih tak mengerti maksud ucapan sang mama yang terkesan memberi jawaban dari semua pertanyaannya selama ini
Daddynya segera kembali setelah mengakhiri percakapan dengan sang istri. Ekspresinya tak baik, banyak keraguan dan mungkin ketakutan tentang apa yang akan Ia uatarakan pada Adrien"Adrien..."
"Dad. Before you say that, can you answer my simple question?"
"I'm not sure but yes"
"Are you a mafia?"Sepertinya pertanyaan Adrien cukup tepat mengenai diri daddynya. Ekspresi Jaehyun sudah jelas menjawab pertanyaan Adrien
"Okay. I got it" ucap Adrien"Listen-"
"Ddy, why you didn't tell me earlier? I kept this question for a realy long time"
"I'm sorry Adrien, daddy nggak bermaksud nyembunyiin dari kamu. The situation did"
"Alright. The situation.... Where's Jason?"
"What?" Jason segera mengadah setelah cukup lama membantu orang orang di sana
"We're realy fine bro. We are in the same place"
"What do you mean Adrien? Lo ngomong apaan?"
"Well, this all. Dugaan gue bener"
"Soal apaan anjir? Lo jangan bikin gue bingung"
"Lo budeg? Gak denger lo? Bokap gue juga mafia cok"
"HAH?!"
"See daddy? Even the son of blake family surprised" Adrien kembali berbicara pada daddynya
"I'm sorry"
"No no no. No need to say sorry ddy. I already join you"
"But your mom won't let this happen"
"Yes. I know""Adrien-"
"Ddy serius gapapa.. She'll understand it"
Adrien memilih pergi setelah mengucapkan kalimat tadi. Tujuannya adalah cafe di sudut kota langanannya. Sendiri, tanpa Jason ataupun sang daddy
Pelayang disana sudah hafal dengan pesanan Adrien. Iced americano dan air mineral
Dia tidak sedang bingung, tidak marah, ataupun kecewa. Rasanya seperti sudah siap menerima kenyataan bahwa sebenarnya Opa dan Daddynya adalah seorang mafia namun juga pengusaha biasaHanya saja pikirannya tidak jernih, hatinya tidak tenang. Jelas butuh penenangan diri sekaligus mengatur fokusnya
Di tengah tengah menikmati americano, ponselnya berdering. Tertera nama Jason"Lo dimana?"
"Minum kopi"
"Si anjir, buruan balik sini!"
"Ada apaan?"
"Udah cepet! Penting"
Telepon diputuskan sepihak. Adrien cukup was was dan bergegas kembali ke Sergey
Sesampainya di sana, Ia ditunjukkan sebuah foto apartemen yang berantakkan tak karuanSetelah lama dilihat, barulah Ia sadar bahwa itu apartemennya yang berantakkan. Emosinya naik seketika. Ia hampir lari keluar, untung saja di tahan Jason
"Mau kemana lo?"
"Cari mereka"
"Ngapain? Udah sini aja. Apartemen bisa di benerin lagi, lo pindah juga bisa"
"Gue mau selametin tugas tugas gue njing!"
"LAHIYA YA"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Sept Mille Deux Cent Quatre-vingt Quatre
FanfictionDIJODOHIN; JAEHYUN the next chapter