"Nggak apa apa kan?"
Yang di tanya tak segera menjawab. Badannya gemetar hebat karena ketakutan
Adrien mengecek sendiri dan menotice bahwa pergelangan tangan yang di tolong terluka hingga mengeluarkan darah. Sebagai pertolongan pertama, Adrien mengikat lukanya dengan sapu tangan di sakunya"Ayo saya obatin" ucap Adrien
"Enggak perlu Kak! Saya obatin sendiri aja bisa kok!"
"Nggak bisa, ayo ikut"Dengan takut takut, si 'mbak' ini masuk ke mobil Adrien
Melihat Jason yang tinggi dan kekar dengan wajah sangar makin menciutkan nyali si 'mbak'Suasana mobil hening hingga Jason membuka suara
"Mbak tadi dari mana kok bisa ketemu orang orang jahat?"
"S-saya mau pulang kak, di buntutin"
"Loh? Di buntutin?"
"Iya, itu orang orang yang gangguin di cafe"Jason mengalihkan perhatiannya pada Adrien yang sedang memegang kemudi. Tidak ber reaksi, jelas dingin...
"Lo mau bawa ke rs apa ke mansion?" tanya Jason pada Adrien
"Mansion" jawab Adrien kemudian menghubungi seseorang di mansion"Siapin ruang kesehatan dan suruh Dokter Nathan siap siap di depan, 20 menit lagi saya sampai" ucap Adrien pada orang yang di hubungi
Jason tak lagi bersuara, apalagi si 'mbak'
Sesampainya di mansion, sudah ada dua orang berjubah putih. Sesuai titah Adrien"Dokter Nathan? Se gercep ini?" tanya Jason
"For her" jawab Dokter Nathan yang memandang si 'mbak'Adrien mengangguk pelan kemudian Dokter Nathan membawa si 'mbak' masuk ke mansion
"Woi? Sejak kapan lo peduli sama stranger?"
"Gatau"
"Dih?"Adrien kemudian berjalan masuk mansion diikuti Jason
"Lo suka ya sama mbak nya?"
"Gak"
"Gak gimana maksud lo anjing"
"Gatau"PLETAK
"ANJING?!"
"Gatau gatau mulu lo! Berenti dulu pikirin anjir"
"Gue gatau beneran"
"Ga mungkin"
"Mungkin"
"Heh jamet-"
"Gue bukan jamet"
"DIEM DULU. GUE BELOM SELESAI NGOMONG"Jason terus menerus ber ceramah soal bagaimana cara memastikan apakah kita sedang jatuh hati pada seseorang atau tidak sedangkan Adrien tidak begitu mendengarkan dan malah terfokus pada ponselnya
"Gitu..."
"Hah?"
"Lo nggak dengerin gue Dri?"
"Enggak"
"Jesus Christ..."
"Gue masuk ya, panas"
"HEH"Memasuki mansion sudah di sambut oleh dokter Nathan yang langsung menarik Adrien menuju ruang kesehatan di lantai dua
"Eh eh kok tarik tarik? Eh dok dok?!"
"For your information, lukanya cukup dalem jadi harus dijahit"
"Ya terus?"
"Nabrak"
"Ha?"
"Itu ajakin ngomong, kalo saya yang ajakin malah malu malu"
"Lahh?? Apalagi sayaa?? Ngga ah"
"Etdahh itu masuk ajakin ngomong tanyain gimana perasaannya gituloo ahh"
"Enggak ah. Enggak eh jangan dorong dorong? Dokter! Om!"Begitulah akhirnya, dengan dorongan akhir yang cukup kuat, Adrien bisa masuk ke ruang kesehatan. Ulah keduanya yang saling dorong menimbulkan pose akhir yang lucu, dokter Nathan memegangi tubuh Adrien seakan ingin mengangkat sedangan Adrien mencengkram jubah dokter Nathan se akan ingin membanting
Si 'mbak' hanya diam memandangi mereka berdua
"Ekhem! Saya tinggal dulu ya, selamat bertanyaa" ucap dokter Nathan sambil melambaikan tangan pada Adrien di iringi ekspresi meledek
Kini, tinggal Adrien dan si 'mbak'
Suasananya canggung dan membuat Adrien tidak nyaman"Terimakasih ya mas? S-sebenernya saya bisa obatin sendiri"
Adrien tidak menjawab, hanya memandangi tangan lawan bicaranya dengan ekspresi datar. Ia sedang memikirkan beberapa kemungkinan yang mungkin terjadi jika Ia tak lewat jalan memutar
"Rumah mbak dimana?" tanya Adrien
...
Singkat cerita, Adrien mengantar si 'mbak' pulang. Hal yang sedikit mengejutkan bahwa tempat tinggal si 'mbak' ini berdekatan dengan apartemen baru Adrien
Keduanya sama sama terdiam di depan pintu apartemen, lagi lagi si 'mbak' yang harus memulai percakapan..
"Terimakasih lagi ya mas, udah di anterin pulang"
"Sama sama mbak"
"Kalo gitu, saya masuk dulu"
"Eh tunggu!"
"Ada apa mas?"
"Give me your number"
"H-ha?"
"Um biar enak kalo saya mau pesan di tempat kerja mbak"
"O-ohhh iya mas"Adrien menyerahkan ponselnya agar si 'mbak' menuliskan nomer ponsel. Kemudian Adrien mencoba menghubungi nomer itu. Ponsel si 'mbak' berbunyi
"Itu nomer saya mbak"
"O-oh iya mas. Um.. Kalo boleh tau namanya siapa?"
"Adrien"
"Rania"Kemudian saling berpamitan, Adrien kembali ke mansion karena situasi belum tentu membaik dan masih ada beberapa hal yang perlu di urus
Di mansion, terisisa Jason yang sedang menikmati acara talkshow di kamar Adrien sambil meminum es kopi yang entah darimana dapatnya
"Minggir" titah Adrien yang sama sekali tidak di hiraukan Jason
"ck! Minggir atau gue bedil pala lo" kini Adrien mulai mengancam
"Yeeee gitu aja pake ancam mengancam ni Tuan Muda Jung"
"Buruan"
Adrien merebahkan tubuhnya di kasur setelah Jason sedikit menggeser duduknya. Dalam posisi tengkurap, Adrien memikirkan segala kejadian yang Ia alami hari ini
"Aturan ganti baju dulu, cuci muka biar tidurnya nyenyak. Jangan baru dateng langsung rebahin diri ke kasur, ni gue dapet masker nih bagus buat hydrating wajah, abis ini kita maskeran aja menn"
"Lo aneh" ucap Adrien pada Jason
"Yee si kampret, udah sana ganti baju, sekalian mandi aja deh lo"
"Iya iya bawel"
Jason melanjutkan kegiatan menonton talkshow dan Adrien mandi. Saat itu ponsel Adrien berdering...
"Dri hape lo bunyi"
"Lo manggil gue?"
"Iya, itu hape lo bunyi"
"HAA??"
"HAPE LO BUNYI BANGSAT"
"GA DENGER GUA"
Jason berjalan ke depan pintu kamar mandi sambil berteriak "INI ADA YANG NELFON LO"
"Siapa?"
"NAMANYA RANIA"
"...yaudah biarin dulu, bentar lagi gue kelar mandi"
"Oke"Jason sudah hampir merebahkan diri ke kasur tapi terhenti dan kembali berjalan menuju pintu kamar mandi. Adrien yang baru saja selesai malah terdiam melihat Jason yang masih memegang ponselnya
"Mau apa lo?" tanya Adrien
"Pacar lo ya?"
"Bukan"
"Dari namanya keliatan cantik nih, pacar lo ya? ya Dri?"
"Apaansih bukan!"Jason mengikuti kemanapun Adrien pergi, mulutnya tak berhenti bertanya "pacar lo ya Dri? Dri?"
Untung saja stok sabar Adrien berlimpah, jika tidak, sudah pasti Jason di usir bahkan nyawanya hilang
"Stop it Jason. Please stop"
"Jawab dulu"
"Itu mbak yang tadi"
"LAHHHH?? UDAH TUKERAN NOMER?? BROOOOO?! YOU DID THE FIRST MOVEEE AYYYYYYYY"
"shut up"Ponsel Adrien kembali berdering, nama yang muncul masih sama. Rania..
"Halo?"
"M-mas... t-tolong"TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Sept Mille Deux Cent Quatre-vingt Quatre
FanfictionDIJODOHIN; JAEHYUN the next chapter