Pagi ini Adrien bangun dengan badan yang tak karuan rasanya. Sudah dua hari sejak pertemuan dengan oma opanya Ia begadang mengerjakan skripsi yang ternyata harus di revisi beberapa halaman di bab akhir
Dan siang ini pukul 13.00 Ia harus bertemu dosen pembimbingnya untuk pengumpulan paper final
Tubuhnya terhuyung saat berjalan menuju kamar mandi. Begitu tidak seimbangnya sampai berkali kali menabrak perabotan
"Shit!"
Adrien menjatuhkan ponselnya cukup keras, menimbulkan suara retak yang cukup keras
Dengan takut takut Ia mengambil ponsel nya. Malangnya, ponsel itu retak tak karuan. Ketika di nyalakan layarnya hanya berwarna putih
"Here we go again... " ucapnya pasrah
Kemudian meletakkan ponsel malangnya di atas meja dan berlalu ke kamar mandi
Selesai mandi dan berdandan, Adrien berjalan menuju salah satu kamar di apartment yang Ia fungsikan sebagai ruang kerja
Meja gambar yang penuh kertas hasil perjuangan Adrien terpampang nyata disana
Ia tak terfokus pada itu, dirinya berhenti di sebuah lemari kecil di samping meja gambar
Laci nomer 3 dibuka dan menampilkan banyak dosbox ponsel merk apple berbagai series
Itu adalah ponsel kiriman Opa Jung yang Ia terima, ini hanya seperempat dari sekian banyak ponsel. Sisanya Ia kembalikan ke Indonesia atau Ia jual di online shop, uangnya Ia gunakan untuk membantu orang orang kurang mampu di sana
Pilihannya terhenti pada Iphone 11pro berwarna hitam yang menarik hatinya
Segera Ia mengoperasikan ponselnya, mengatur berbagai macam data yang masih bisa di akses. Sepertinya membutuhkan waktu lama untuk recovery data yang ada di ponsel lama
Memindahkan nomor atau membeli nomor baru, recovery email dan sebagainya. Astagaaa
...
Tak terasa sudah pukul 10 pagi dan Adrien masih berkutik dengan ponselnya. Ia berhenti karena cacing cacing di perutnya meronta minta di beri makan
Segera Ia menyambar dompet, jaket, dan tas kemudian berangkat mencari sarapan yang sangat terlambat ini
Ponselnya bergetar beberapa kali
Beberapa pesan masuk menandakan recoverynya berhasilSalah satu pesannya dari Jason, satu satunya teman yang dikenal Adrien di sana
Karena sama sama anak rantau dan tinggal sendiri jadi banyak hal yang mereka bisa bagi bersama
Mereka adalah sohib, partner, kawan, dan sekaligus lawan. Pasalnya, Jason juga berprestasi dan berada di kelas yang sama dengan Adrien
Jason berdarah campuran Indonesia, Thailand, dan Amerika. Ia fasih dengan 3 bahasa negara tersebut yang membuat Adrien tak perlu repot berbicara dalam bahasa inggris
KAMU SEDANG MEMBACA
Sept Mille Deux Cent Quatre-vingt Quatre
FanfictionDIJODOHIN; JAEHYUN the next chapter