16 - Malam Terakhir

3.9K 461 112
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

Kecantikan wajah terletak pada kecantikan Akhlaknya, jika akhlakmu baik maka wajahmu juga akan terlihat cantik. Begitupun juga sebaliknya.

LANTUNAN KALAM HATI •

🌼🌼🌼

Nanti ada aba-aba ya, putar mulmed diatas👆

Seseorang yang hadir di kehidupan kita karena sebuah alasan, dia datang menawarkan kebahagiaan dan juga kekecewaan. Dan kadang, ada yang hanya menyapa saja, tetapi ada pula yang sudah jauh melangkah.

Mereka datang silih berganti meninggalkan kenangan yang terkadang perih. Namun percayalah, akan ada seseorang yang datang dan menetap sepanjang masa hidup kita.

Allah sengaja membiarkan kita bertemu dengan beberapa orang yang salah, sebelum akhirnya mempertemukan kita dengan orang yang tepat, agar kita dapat mensyukuri karunia-Nya, dan dapat belajar dengan semua kesalahan kita.

Jangan pernah menganggap sakit hati yang pernah kita alami sebagai cara untuk menjauhi hidup. Tetapi jadikanlah sakit hati itu sebagai pelajaran yang sangat berharga dalam kehidupan kita.

Itu yang Agna pahami setelah menapaki jalan bersama seorang Naufal Fattah, dulu ia mengira bahwa hidupnya hanya akan memiliki dua warna, hitam dan abu-abu. Hitam melambangkan kegelapan dan abu-abu melambangkan ketidakjelasan.

Namun, semenjak sebulan terakhir menjalani sebuah bahtera rumah tangga. Yang awalnya hanya sebuah kesalahpahaman kini ia bisa merasakan warna baru yang menghiasi hidupnya. Rasanya ia memiliki jutaan warna yang bertaburan di dadanya saat memandangi wajah tampan di depannya. Pemilik hidung mancung dan alis tebal serta bibir tipis ini seolah menyedotnya agar mau menyelami dunia yang ia buat sendiri.

"Kamu tahu siapa orang yang paling merugi?" pertanyaan Naufal membuat Agna menggeleng. Ini memang telah menjadi rutinitas mereka sebelum tidur, ya hanya tidur. Naufal akan menceritakan kisah inspiratif atau kisah nabi. Agna antusias sebab ini pengalaman pertama dan juga ilmu untuknya, setidaknya ia berusaha menjadi lebih baik bukan?

"Ia adalah orang yang berhijab tapi terhalang dari perbuatan taat kepada Allaah Subhanahu Wa Ta'aala,"

"Ia tahu bahwa waktu shalat Dhuha adalah sekitar 6 jam, akan tetapi 2 rakaat saja tidak ia kerjakan, padahal melaksanakannya itu hanya memakan waktu 5 menit saja."

"Ia tahu bahwa waktu shalat Witir adalah sepanjang malam setelah Sholat Isyaʼ akan tetapi satu rakaat Sholat Witir saja tidak ia kerjakan, padahal itu hanya memakan waktu tidak lebih dari 3 menit saja."

"Ia tahu bahwa waktu dalam sehari semalam itu adalah 24 jam, akan tetapi satu Juz Al-Qur'an saja dia tidak membacanya, padahal membacanya itu hanya memakan waktu 30 menit saja."

"Ia tahu bahwa dzikir dan sholawat adalah salah satu amal terbaik, akan tetapi sepanjang hari ia tak sedikitpun menggerakkan lisannya untuk hal itu."

Agna tertegun, rasanya ia tertampar telak. Bukankah selama ini ia seperti itu? Jangankan menjalankan sunnah yang seperti Naufal katakan. Bahkan, dengan berani ia meninggalkan perihal wajib. Yaitu shalat dan hijab.

Betapa berdosanya dirinya.

"Abang ..." Pandangan Naufal kembali beralih ke arah Agna yang tidur di sampingnya. Memang ia belum tidur ia sedang menyender di kepala kasur sambil membaca buku yang entah Agna melihatnya saja sudah bosan. Sangat tebal, ia tak tahu saja dalam kitab itu penuh dengan ilmu yang bermanfaat.

Lantunan Kalam Hati ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang