بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Cahaya hakiki itu bukan pada terbit matahari atau kilau sinar rembulan kala malam, melainkan ada pada jiwa tenang yang terbias kilau cahaya Tuhan.
• LANTUNAN KALAM HATI •
🌼🌼🌼
Agna terus berlari hingga ia sampai pada alamat yang diberikan oleh sang penelfon tadi, pikirannya sudah awut-awutan. Hanya satu yang ia mohon dalam diri, semoga Naufal selamat. Itu saja.
"Bu, bu gimana keadaan abang?" Agna bertanya panik, ia bahkan melupakan segala penat yang ia alami.
"Ini semua salah kamu!" Bukan Septi, melainkan Dini yang sudah menatap Agna tajam. Agna yang melihat tatapan itu hanya diam, ini pertama kalinya Dini menatapnya dengan tatapan dendam dan luka.
"Salah gue? emang gue ngapain?"
"Lo liat? Abang nelpon lo sampai puluhan kali, dan nggak lo jawab satupun. Abang kecelakaan karena lo Na!" Dan untuk pertama kalinya juga Dini menggunakan kata lo-gue. Matanya merah, ia menunjukkan rincian panggilan terakhir Naufal sebelum kecelakaan. Sungguh ia tak terima jika abangnya sampai kenapa-napa, dan itu karena Agna.
"Mana mungkin." Tubuhnya mundur perlahan, ia bahkan tak mampu untuk menopan tubuhnya.
"Gue mau ketemu abang!" Ia beranjak akan masuk, namun tertahan cekalan Septi.
"Jangan, dokter sedang menangani abang. Jangan buat kegaduhan, mending kalian sholat biar ibu yang nunggu." Septi menyarankan dengan suara lembut tak ad amarah atau kekecewaan, walau ia marah tapi ia akan tetap berusaha menjadi ibu. Ia ingin sekali memarahi Agna atau membentak nya karena lancang membuka hijab tapi sebagai seorang ibu ia tak tega, ia hanya bisa menengahi tanpa ada yang terluka.
Dini diam, begitupun Agna. Ia tak akan memaafkan dirinya sendiri jika sesuatu terjadi pada Naufal, apalagi itu fatal. Agna bersumpah, ia tak akan pernah memaafkan dirinya.
Setelah sholat, Agna kembali dimana Naufal tadi ditangani. Ia bersimpuh pada Rabb nya meminta pertolongan, ia memohon ampun atas apa yang dilakukannya. Ia tahu pasti ini ganjaran karena telah meningggalkan kewajiban serta tak mengikuti perintah suami.
Tapi kenapa harus Naufal? Kenapa bukan dirinya saja. Ia rela sekarang, biarkan saja dirinya tiada. Hidupnya tak memiliki makna lagi, buat apa dia hidup dengan harga diri yang telah tercoreng.
"Agna, alhamdulillah abang sudah melewati masa kritis." Septi berseru senang saat melihat Agna.
Agna yang melihat itu ikut tersenyum dan mengucapkan hamdalah, ia bahkan langsung memeluk ibu mertua nya dengan erat.
"Kamu sekarang boleh masuk," ucap Septi membuat senyum Agna semakin lebar. Sungguh beruntung dirinya mendapatkan mertua seperti Septi. Jika itu orang lain, pasti ia akan mencacinya sebab karena dirinya putranya mengalami kecelakaan.
"Assalamu'alaikum, abang." salamnya pelan saat masuk ke dalam kamar inap, kata Septi tadi Naufal langsung dipindahkan ke ruang inap setelah operasi.
Air matanya luruh, ia tak dapat menahannya walau ingin. Ia ikut meringis pelan melihat keadaan Naufal yang begitu memperhatinkan, balutan perban dimana-mana serta selang yang menjadi tumpuan hidup ikut andil berada ditubuh itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lantunan Kalam Hati ✔
SpiritualHIJRAH SERIES | Spinoff Bukan Surga Impian ⚠️ Awas Baper | Remaja - Spiritual - Romance | Mengaduk Emosi ⚠️ 🌼 "Bersabarlah, setiap ujian itu adalah cara Allah untuk mengangkat derajat hambanya." Wanita itu meng...