Bagian 02: First Kiss In The Basement

72 9 0
                                    

Meja makan penuh dengan suara dentingan sendok dan garpu di atas piring. Tapi tak ada yang berbicara kecuali Nathan yang tiba-tiba berbisik pada Nabilla di sampingnya. "Jarang banget kan kita makan malam gini?" tanyanya.

Nabilla menoleh lalu mengangguk. "Lengkap lagi, cuma minus Papa sama Bang Reno," balasnya.

Keheranan mereka wajar saja, keluarga mereka memang jarang melakukan makan malam bersama karena biasanya orang-orang dalam rumah punya kegiatan masing-masing.

"Bagus juga sih, gue jadi bisa ngomong tentang punya kemaren sama Mama," bisik Nabilla.

Nathan melotot. "Serius lo? Mau ngomongin tentang pindah sekolah?" tanya Nathan.

Nabilla mengangguk. "Serius lah."

"Emang yakin dibolehin?"

Nabilla mengunyah makanannya. "Kalau yang itu sih gue gak yakin. Coba aja dulu. Nanti juga ada cara," balas Nabilla.

Jane di samping Nabilla menoleh. Dia melihat Nabilla sedang bisik-bisik dengan Nathan. "Ngomong apa sih?" tanyanya nimbrung.

Nabilla menoleh, lalu menggeleng. "Bukan apa-apa," jawab Nabilla.

"Eh, Bang Reno mana?" tanyanya.

"Itu balik apartemennya bentar. Katanya mau beres-beres di sana. Gak ada capeknya tuh anak, padahal baru balik dari Jerman," balas Nabilla.

Jane hanya mengangguk membenarkan.

Baru saja Nathan mau buka mulut lagi, tiba-tiba Nabilla menendang kakinya di bawah meja. "Jangan ngomong, Nat. Abisin dulu makanan lo," bisiknya.

"Kenapa dah?" tanya Nathan.

Nabilla berdeham, memberi kode lewat mata. "Tuh, Mama liat ke mari," tegurnya.

"Jangan berisik," bisik Jane yang sadar Alena melihat ke arah mereka.

Alena berdeham mengejutkan tiga anak yang sedang sibuk saling tegur. "Kalian bicara terus daritadi. Abisin dulu makanan kalian," potong Alena. Mereka langsung menunduk karena mendapat teguran dari Alena. Charlette di seberang meja menahan tawa sambil mengejek. Dirinya mendapat pelototan dari Nabilla. Mereka akhirnya melanjutkan makan malam. Ini makan malam biasa, tak ada yang ingin dibicarakan oleh mamanya. Kecuali Nabilla yang hendak memberi sedikit kejutan.

Selesai makan malam, Alena melihat ketiga anaknya yang tadi berbicara. "Kalian ngomong apa tadi?" tanya Alena.

Nabilla langsung menoleh ke arah mamanya. Matanya melebar. Ditanya seperti itu oleh mamanya malah membuatnya sedikit semangat walau sedikit kelu untuk menyampaikan maksudnya.

"Sebenarnya Nabil, sih, Ma, yang mau ngomong ke Mama," kata Jane.

Alena menoleh ke Nabilla. "Iya, kenapa? Kamu buat masalah lagi?" tanya Alena langsung.

Nabilla dengan cepat menggeleng sambil melambaikan tangan. "Bukan, bukan. Tapi Nabil memang mau ngomong tentang sekolah juga sih," balasnya.

Mamanya terlihat menunggu. Dia melihat putrinya lama sambil meneliti gerak-gerik anaknya itu.

Nabilla jadi ragu ditatap seperti itu. Apalagi Nathan dan Jane yang ikutan kaku di sampingnya. Jane juga hanya bisa berdoa, kalau Nabilla bertindak, maka namanya juga pasti biasanya ikut terseret. Charletta dan Charlette juga melihat gerak-gerik kakaknya kali ini. Nampak ragu-ragu, hal yang jarang sekali ditunjukkan Nabilla.

Terjebak Indonesia JermanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang