"Stop seret gue!" protes Nabilla kepada lelaki yang sedang menyeretnya.
Semua orang di koridor melihat kejadian itu karena bel istirahat baru saja berbunyi.
Bintang ngapain narik cewek itu?
Anjir itu Bintang?
Nabilla memicingkan matanya. Lelaki yang sedang menyeretnya itu adalah Bintang? Masalahnya, siapa Bintang?
Nabilla melepaskan tangan Bintang dari pergelangan tangannya. "Siapa lo?" bentak Nabilla.
Bintang berbalik menghadap Nabilla. "Gue ketua OSIS di sini," jawabnya.
Nabilla memutar bola matanya. "Oh jadi lo ketos di sini?" katanya. Nabilla maju mendekati Bintang hingga mereka tak berjarak. Bintang melotot, dirinya menjauh.
"Bukan berarti gue takut sama lo," kata Nabilla.
Bintang hanya diam menatap gadis di depannya.
"Woi!" panggil Nabilla.
Bintang mengerjap.
"Malah bengong," sambung Nabilla. "Apa mau lo?" tanya Nabilla.
"Laporin lo ke BK," jawab Bintang.
Anjing, batin Nabilla. Gak, gak boleh! Nabilla menggeleng.
Nabilla memegang tangan Bintang. "Dengarin gue, gue butuh pertolongan lo sekarang," kata Nabilla serius.
Bintang melihat tangannya yang dipegang oleh Nabilla. Dia segera melepaskannya. "Apa yang lo butuhin?" tanya Bintang.
"Gue gak bisa kena masalah, apalagi sampe nyokap gue tau masalah ini," kata Nabilla.
Alis Bintang naik. "Urusannya sama gue?" tanya Bintang.
"Gue mohon sama lo, hukum gue apa aja asal jangan bilang ke BK. Atau lo mau apa? Gue kasih," kata Nabilla memohon.
Bintang menatap Nabilla lama. "Lari keliling lapangan sepuluh kali," kata Bintang.
Nabilla melotot. "SEPULUH KALI?" teriaknya. "Gila, kaki gue bisa copot," protesnya.
"Lari atau kita ke BK?" tanya Bintang.
Nabilla berpikir, Gak, gue gak bisa ke BK.
"Gimana?" tanya Bintang.
Nabilla mengangguk. "Oke, kita ke lapangan sekarang," katanya sambil berjalan memimpin.
Bintang hanya geleng-geleng melihat keputusan Nabilla. Dia berjalan di belakangnya. Bintang duduk di tepi lapangan menemani gadis itu selesai mengelilingi lapangan.
Tiga putaran terlewati. Tiba-tiba Nabilla terjatuh di lapangan. Bintang berlari hendak menolong, tapi Nabilla berdiri secepatnya dan kembali berlari.
"Kuat banget," gumam Bintang. Dia kembali ke tempat duduknya.
Seorang guru lewat. Dia melihat Nabilla yang sedang berlari di lapangan. "Kenapa dia?" tanya guru tersebut kepada Bintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Indonesia Jerman
Roman pour AdolescentsNabilla, Si Perempuan blasteran Indonesia dan Jerman. Perempuan satu ini punya sifat awur-awuran dan sering melanggar aturan tapi tiba-tiba meminta untuk pindah sekolah pada orangtuanya. Orangtua Nabilla sendiri jelas menolak permintaan itu yang akh...