"Sumpah, gue baru masuk sekolah udah dapet tugas?" kata Nabilla frustasi sambil membolak-balikkan kertas soal dan jawabannya.
Jane di sampingnya melirik. Dirinya merasa teramat sial. Sudah satu sekolah, satu kelas juga dengan Nabilla. Padahal di sekolah sebelumnya kelas mereka terpisah.
"Jane, bantu dong," dia merengek. Kertas jawabannya di letakkan di depan Jane.
"Gue bantu diri gue dulu ya," balas Jane.
Bibir Nabilla mencebik. Dia menarik kertas jawabannya. "Kalian bantuin dong! Kitakan sama-sama IPS," kata Nabilla melirik Nathan dan Arsen yang sedang serius main PS. Tapi jangankan dijawab, dilihat saja tidak.
"Bir, bantu," katanya pada akhirnya.
Biru melirik Nabilla. "Gak bisa ekonomi," komennya singkat.
Nabilla berteriak. "SAMA SIAPA GUE HARUS MINTA TOLONG?"
Jane di sampingnya melempar pensil. "Jangan teriak-teriak," katanya.
Nabilla terdiam. Tangannya terus mencari jawaban di handphone tapi nihil, tak ada jawaban.
"Gurunya tuh make standar apa sih ngasih soal? Kok gak ada di google?" komen Nabilla.
Biru melirik. "Di sekolah, guru biasa ngasih soal yang dibuat sendiri," sahut Biru.
Nabilla melotot. "Anjing? Serius?" tanyanya kaget.
Biru mengangguk.
"Nat, gila emang sekolah lo," seru Nabilla.
"Udah gue bilang, lo gak bakal kuat," balas Nathan sambil terus fokus ke PS-nya.
Arsen di sebelah lelaki itu mengangguk. "Nikmati aja, Bil. Kapan lagi lo bisa mikir kalau bukan di saat kayak gini."
"Emang sebelumnya gue gak pernah mikir apa?" kata Nabilla.
"Keliatannya gitu."
"Gila." Nabilla menghela napasnya. Karena tugas ekonomi ini, mereka batal nongkrong di kafe yang sedang viral milik teman abangnya. Alhasil, mereka malah duduk di kamar Nabilla menemaninya dan Jane mengerjakan tugas.
"Paling bener di sekolah lama," kata Jane. Dia melirik Nabilla. "Udah gue bilang jangan pindah."
Nabilla balas melirik Jane. "Jadi ini salah gue?" tanyanya.
Jane mengangguk. "Iya dong. Mau nyalahin siapa lagi emangnya?"
Tiba-tiba pintu kamar Nabilla terbuka. Mereka melirik.
"Ketuk dulu," peringat Nabilla.
"Kek elo pernah aja," balas Reno. Lelaki itu langsung nyelonong masuk ke dalam. Dia melihat Nathan dan Arsen. "Wih, PS siapa nih?" tanya Reno tertarik melihat PS keluaran terbaru itu.
"Nabil," jawab Arsen singkat.
Reno terlihat kaget lalu melirik Nabilla. "Main juga lo?" tanyanya.
Nabilla menggeleng. "Kagak, cuma mau beli aja."
"Ngabisin duit aja," kata Reno.
"Ya udah sih, itu kan ada yang mainin juga," kesalnya. "Mending lo bantu gue nih."
Reno berjalan ke arahnya. "Apa yang perlu dibantu?" tanyanya dan duduk di hadapan Nabilla dan Jane.
"Tugas ekonomi."
Reno langsung berdiri. "Wah, gue mundur sih. Sekian terimakasih," katanya sambil keluar dari kamar Nabilla.
"Woi, bang! Kampret lo!" teriak Nabilla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Indonesia Jerman
Teen FictionNabilla, Si Perempuan blasteran Indonesia dan Jerman. Perempuan satu ini punya sifat awur-awuran dan sering melanggar aturan tapi tiba-tiba meminta untuk pindah sekolah pada orangtuanya. Orangtua Nabilla sendiri jelas menolak permintaan itu yang akh...