Cahaya matahari menyinari seluruh ruangan menyapa Nabilla yang terlelap sudah cukup lama. Mau tak mau Nabilla membuka matanya. Pusing adalah hal pertama yang menyapanya. Dia memegang kepalanya, mencoba mengingat kejadian semalam yang membuat kepalanya pusing.
"Aduh," Dirinya mengaduh pelan. Nihil, bukannya mengingat sesuatu tapi kepalanya malah makin tambah sakit dibuatnya.
Pintu kamar terbuka. Reno masuk sambil membawa sebuah mangkuk berisi bubur ayam yang sudah dingin. Nabilla hanya melihat Reno masuk sambil menyodorkan mangkuk ke hadapannya. Wajah Reno kurang bersahabat dengannya pagi ini, ada apa?
"Kenapa muka lo?" tanya Nabilla.
"Gimana semalam, enak mabok-mabokan?" Reno balas bertanya.
Nabilla tersentak. Dia langsung teringat bahwa dia baru saja pulang dari klub tadi malam. Sumpah, barusan dia tak ingat apa-apa sampai Reno membahas hal tersebut. Dan di mana dia sekarang? Dia menoleh ke seluruh arah.
"Apartemen gue."
Dia menatap Reno horor. Dia tidak mengerti apa yang terjadi. "Jelasin ke gue sekarang," titah Nabilla.
"Jelasin apanya? Harusnya gue yang minta penjelasan ke lo."
"Kenapa gue ada di sini?"
"Gue tadi malam ngeliat ada orang aneh kabur dari rumah, terus gue ikutin. Dan gue harus berhadapan sama penjaga gak jelas karena gak punya kartu member," jelas Reno singkat tak berminat. "Lo sendiri gimana bisa punya kartu member?" tanya Reno.
"Lo sendiri bisa masuk gak tadi malam?" tanya Nabilla balik.
"Ya bisa lah."
"Nah, caranya gimana?"
"Abis gue debat sama tuh penjaga akhirnya gue mutusin untuk bikin kartu member," kata Reno.
"Gitu juga cara gue dapat kartu member," kata Nabilla memberitahu.
"Berantem sama penjaga gak jelas dulu?"
"Bukan, bego," maki Nabilla. "Ya gue bikin dong," katanya.
Reno berdecak. Dirinya tak lagi menanyai tentang kartu member sialan yang sudah menghabiskan uangnya tadi malam. Dia menanyakan hal lain. "Kenapa sih lo tadi malam ke klub?" tanya Reno.
"Sebenarnya gak niat sih. Cuma gue kesel tadi malam," balasnya.
"Kesel kenapa?" tanya Reno bingung.
"Mama gak bolehin gue pindah ke sekolahnya Nathan," jawabnya santai.
Mata Reno membulat. "Lo minta pindah?" tanyanya.
Dia mengangguk.
"Wajarlah Mama gak bolehin. Kelakuan lo aja gini, gimana mau dibolehin," kata Reno. "Lagian aneh banget tiba-tiba minta pindah sekolah. Udah kayak minta beli jajan aja," sambungnya.
"Ya kan gue mau pindah. Cari suasana baru," kata Nabilla sambil mengambil mangkuk bubur di sampingnya.
"Suasana baru untuk buat onar. Gue yakin itu sekolah abis nerima lo jadi murid langsung stres sih," sahut Reno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Indonesia Jerman
Fiksi RemajaNabilla, Si Perempuan blasteran Indonesia dan Jerman. Perempuan satu ini punya sifat awur-awuran dan sering melanggar aturan tapi tiba-tiba meminta untuk pindah sekolah pada orangtuanya. Orangtua Nabilla sendiri jelas menolak permintaan itu yang akh...