Chapter Seven

12 13 0
                                    

Aku terbangun di sebuah ruangan.Aneh,semuanya tampak berbeda di sini.Kali ini tidak teralu sunyi.Dan tidak teralu gelap.Dan rasanya sekarang lebih hidup.

Aku menunggu dengan sabar.Menunggu cahaya terang yang biasanya muncul di jauh di depan.Yang biasanya akan kukejar dengan sekuat tenagaku.Aku menunggu dan menunggu.Tapi cahaya itu tidak kunjung muncul.

Aku mulai heran.Jadi hanya begini? Jadi hanya ini hasil dari semua praktek tadi? Apakah ini hanya mengurangi? Bukan menghilangkan?

Ternyata cahaya itu mulai muncul.Tapi aneh.Cahaya itu tampak dekat.Cahaya itu sepertinya akan mudah kuraih.Tanpa menunggu lagi aku berlari mengejar cahaya itu.Dan cahaya itu tidak menjauh.

_________________***__________________

Aku sampai di taman.Taman yang sama.Taman yang penuh suara.Taman yang penuh warna.Taman yang penuh kehidupan.

Dan di depan sana aku melihat sesosok wanita.Duduk di bangku dengan gaun putihnya dan rambut hitamnya bergerak pelan tertiup angin sepoi.Aku berjalan mendekati wanita itu.

Tapi aku berjalan dengan pelan takut ada yang akan menarikku lagi.Tapi ternyata tidak ada yang datang.Jadi aku berlari.Semakin dekat ke wanita itu.

Dan untuk pertama kalinya sejak aku memimpikan wanita itu,aku dapat memeluknya.Aku bisa mendengar suara lembutnya menyapaku,"hai sayang".Dan benar itu adalah ibuku.

Tapi ketika aku memeluknya,aku bisa melihat jubah hitam berjalan mendekati kami.Seketika itu aku langsung ketakutan.Tidak kumohon jangan lagi!! Aku terus berharap dalam hati bahwa sosok itu tidak akan semakin dekat.

Sosok itu malah terus semakin dekat.Semakin dekat dan semakin dekat.Hanya ketika beberapa langkah muncul seorang remaja laki-laki sepantaran ku yang menghalangi sosok itu.Dia membuat tembok antara aku dan sosok itu.

Ketika kuamati anak itu adalah Angka.Tidak lama muncul juga seorang perempuan seumuranku juga yang membantu remaja laki-laki itu menghalangi sang sosok.Untung usaha mereka berhasil.Setelah sang sosok pergi,kedua remaja itu mendekatiku.

Angka mengulurkan tangannya dan berkata padaku,"waktumu mengunjungi ibumu sudah habis Bunga.Sekarang kamu harus kembali ke dunia nyata".Aku mengangguk.Yang penting aku sudah bertemu ibu.

Aku meraih tangan Angka.Dan seketika itupun aku terbangun dari mimpiku.Yang masih aku pertanyakan adalah cara Angka dan perempuan itu masuk ke dalam mimpiku...

Maaf jika ada typo

Vote dan komen? Boleh...

Silahkan lanjutkan...

BUNGA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang