Chapter Four

14 12 0
                                    

Aku menyapa anak itu,"Hai kamu anak baru ya?".Tapi dia hanya diam saja.Lalu karena kesal,aku langsung menjelaskan maksudku bertanya,"hei aku mau tanya.Kenapa aku tidak bisa membaca pikiranmu?".

Dan seketika itu anak itu tampak tergugah pikirannya.Dan tanpa kusangka dia berbicara begitu banyak,lebih banyak dari perkiraan aku dan lainnya (mungkin)

_________________***__________________

Remaja laki-laki itu mengenalkan dirinya,"Nama aku Galaksi Angkasa Semesta.Panggil saja ku Angka oke?".Nama yang aneh bukan? Aku tidak menghakiminya,karena namaku sendiri dianggap aneh oleh yang lain.Aku hanya bertanya pada kalian apakah namanya aneh? Panggilannya juga tidak wajar memang,tapi memang begitu.Jadi aku hormati dan berusaha memenuhi permintaannya.

Angka menjelaskan lebih banyak hal lagi,"dengar aku ini juga seorang pembaca pikiran.Sama sepertimu.Tapi sepertinya kamu belum mengetahui banyak hal.Kamu kayaknya pemula deh.Aku bukan sombong tapi aku hanya bilang bahwa aku sudah bisa menjaga memoriku dan aku mengajari para pembaca pikiran lain agar mereka bisa menjaga pikiran mereka agar tidak dibaca sembarangan".

Itulah yang aku butuhkan! Seseorang yang bisa membantuku menjaga pikiranku.Aku tidak ingin semua pikiran dan bebanku selama ini dibaca oleh para pembaca pikiran lain.Aku kasihan pada mereka.Maka aku pun meminta bantuan pada Angka,dan dia menyetujuinya.Angka berjanji akan datang ke rumah nenekku nanti sore pukul empat.

__________________***_________________

Angka sudah datang dan aku akan mengikuti kelas khusus pembaca pikiran untuk pertama kalinya.Aku akhirnya akan bisa menjaga semua pikiran dan bebanku dari pembaca pikiran lain.

Angka memulai pembelajarannya,"pertama kamu harus tarik napas dalam-dalam.Kemudian kamu bayangkan saja semua pikiranmu kamu simpan di kotak yang terkunci rapat.Sudah hanya itu".

Hanya itu katanya.Sangat simpel ternyata! Kenapa aku tidak pernah terpikirkan? Angka berkata,"kamu harus berlatih tiap hari agar kamu bisa dan mengajari pembaca pikiran bahkan orang biasa lainnya".

Angka beranjak dan berkata,"sudah ya aku mau pulang dulu".Aku pun menahannya dan bilang"tunggu maukah kamu ikut aku dan nenekku pergi mengunjungi sepupuku ketika liburan kenaikkan kelas nanti?"

Dan Angka berkata,"ya mungkin aku bisa meminta izin pada orangtuaku agar bisa ikut".Kemudian Angka menghilang di perempatan jalan...

Maaf jika ada typo

Vote dan komen? Boleh...

Silahkan lanjutkan...

BUNGA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang