Chap 4 ✓

728 88 7
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Apa Jungkook sangat sibuk?

Pria manis itu memalsukan senyum lalu menatap intens ponsel miliknya yang masih digenggam. Sesekali menggerakkan ibu jarinya untuk mencari nama Jungkook dalam kontak, sedikit berharap cemas ponselnya berdering dalam waktu yang dekat.

Entahlah... Jimin juga sebenarnya tak yakin,

Pasalnya semenjak Jungkook pulang ke Daejeon, belum ada pesan atau telpon yang masuk ke dalam ponselnya. Bahkan ia pun sempat berpikir, apakah ponselnya rusak? Atau memang kekasihnya itu lupa dengan janjinya untuk menghubungi setelah sampai ditujuan? Ahhㅡ

Seketika ingatan pria manis itu kembali, memutar semua harapan yang diucapkan pada malam kencan mereka. Dimana ia dengan jelas menyebutkan harapannya agar Jungkook tak lagi sulit dihubungi. Namun sayang, seperti untuk harapan yang satu itu tak mungkin terwujud.

Kecewa?

Sungguh, Jimin pun tak tau. Yang pasti bisa ia lakukan sekarang hanyalah bertahan dan bersabar sebentar lagi.



Melewati musim panas yang telah usai, akhirnya pria manis itu kembali menjalani aktivitas sebagai mahasiswa tingkat akhir. Pergi ke kampus atau perpustakaan untuk menyusun penelitian yang hampir selesai.

Seperti hari ini misalnya, Jimin lagi-lagi harus berangkat ke kampus setelah berhasil mengatur jadwal bimbingan terakhir dengan dosennya. Mengabaikan angin yang berhembus kencang menerpa wajahnya, ia pun terus berjalan tergesa seolah tak ingin kehilangan kesempatan emasnya.

Ya, Jimin sadar bahwa impiannya semakin dekat.

Mulai dari keinginannya untuk cepat lulus, mengembangkan hobi sebagai desainer, dan membuka butik sendiri di kawasan Daejeon agar bisa berdekatan dengan kekasihnya.



"Semuanya sudah bagus, kapan kau akan maju untuk sidang akhir?" ujar dosen pembimbing Jimin mantap.

"Serius Pak? Tidak ada revisi lagi?" tanya pria manis itu dengan bola mata yang berbinar.

"Tidak ada, saya rasa sudah cukup layak untuk mengikuti sidang akhir"

"Terima kasih Pak, kalau begitu saya ingin mengambil jadwal secepatnya" ujar Jimin tidak bisa menyembunyikan ekspresi gembiranya.

"Jadwal yang paling dekat adalah lusa, tapi sepertinya ka-u.."

"Saya akan ambil jadwal itu" jawab Jimin cepat.

"Kau serius? Bukankah itu terlalu cepat?"

"Saya akan berusaha yang terbaik.." Jimin mencoba meyakinkan.

"Baiklah saya akan mendaftarkan namamu, silahkan pelajari semuanya dengan matang agar hasilnya memuaskan. Semangat Park Jimin!"

"Terimakasih Pak" Jimin membungkuk sopan.

'REVISI' Painful Love [KOOKMIN] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang