***
Dalam sebuah apartemen kawasan Seoul, terlihat seorang pria manis perawakan mungil tengah asik menikmati pamandangan pagi ditemani secangkir teh hangat dan sepasang roti yang telah diolesi selai kesukaannya.
Hembusan angin yang menyapa lembut tanpa sadar membuat kedua matanya terpejam, seolah membiarkan suara riuh berbisik kalimat rindu yang tlah menumpuk dalam benak.
Sudah beberapa hari pria manis bermarga Park itu selalu melakukan hal yang sama. Memilih menghabiskan liburan musim panasnya sendirian atau mungkin... Ah nyaris saja lupa-
Sebuah foto yang terpajang apik pada dinding apartemennya juga tak lepas dari penglihatan.
I'm lucky boy, right?
Itulah kalimat yang selalu ia ucapkan dalam hati, sesekali tersenyum tersipu mengingat betapa beruntungnya bisa memiliki seseorang yang begitu ia rindukan saat ini.
Cklek.
Suara derap langkah kaki terlampau pelan terus mendekat ke arah pria manis yang masih tenggelam dalam lamunan. Dengan sangat hati-hati orang itu melingkarkan sepasang lengan kekarnya, hingga sang empu menepis dan tercengkat dari tempat duduk.
"Ka-u?" ucap pria manis itu tidak percaya dengan apa yang dilihat.
"Jimin hyung.. kau tidak merindukanku?" balasnya lembut sembari melebarkan kedua lengannya, seolah memberi ruang hangat untuk menyambut tubuh mungil itu kapan saja.
Netra Jimin semakin memanas "J-jungkook?" ucapnya terbata hingga tanpa sadar air mata mulai terjatuh, "Aku merindukanmuuu" lanjut pria manis itu sambil berlari memeluk erat tubuh kekasihnya.
"Hey kenapa menangis? Aku datang untuk melihat senyumanmu, bukan melihatmu menangis seperti ini eum.." Jungkook dengan lembut menyapu air mata Jimin yang mulai membasahi pipinya.
Apa kau tidak tau?
Ini rindu,
Perasaan rindu yang teramat dalam..
Mungkin beberapa orang akan paham, betapa sulitnya menanti seseorang yang tak bisa ditemui karna suatu alasan.
Ya, benar.
Jungkook dan Jimin adalah salah satu dari mereka yang berjuang mempertahankan hubungan walau terpisah jarak. Keputusan mereka untuk menempuh pendidikan ditempat yang berbeda, membuat keduanya harus mampu mengendalikan rasa rindu dan menumbuhkan kepercayaan satu sama lain selama hampir lima tahun.
Beruntung memiliki komitmen tinggi untuk mencapai sebuah impian, mereka pun akhirnya berhasil fokus. Hingga tak terasa bahwa kini tlah menginjak tahun terakhirnya sebagai mahasiswa, sibuk menyusun penelitian demi mengejar salah satu syarat kelulusan.
"Aigoo.. kenapa kekasihku ini semakin mengecil huh?" tiba-tiba Jungkook mengangkat tubuh mungil itu ala koala. Menelusupkan wajah tampannya pada dada Jimin sekaligus menghirup aroma tubuh yang begitu ia rindukan.
"Ck! Turunkan akuuu" rengeknya kesal.
Namun bukannya menuruti keinginan Jimin, pria tampan bertubuh bongsor itu justru membawanya ke atas kasur dan langsung mengukungnya.
Cup
Jungkook mendaratkan bibirnya sempurna pada bibir plum kekasihnya, perlahan bergerak dan menorobos dinding pertahanan yang sudah lama tak ia jamah.
Lumatan-lumatan lembut yang Jungkook berikan berhasil membuat namja manis itu mabuk. Hingga tanpa sadar lengan pendeknya mulai melingkar pada leher jenjang Jungkook. Menariknya pelan agar ciuman mereka semakin dalam.
Beberapa menit mempertahankan posisi yang sama, akhirnya ciuman mereka terlepas. Meninggalkan benang saliva yang masih membasahi bibir mereka.
"Manis" ucap Jungkook sambil menampilkan senyuman hangat, menatap penuh rindu pada pria manis yang kini masih sibuk mengusap bibir basahnya.
Melihat tingkah Jimin yang menggemaskan, Jungkook pun langsung membanting diri ke samping namja mungil kesayangannya, "Aku merindukanmu hyuuung.." ucapnya manja sambil memeluk erat tubuh mungil itu.
"Ck! Jika kau benar-benar merindukanku, bukankah harusnya kita bisa lebih sering bertemu? Aku tidak keberatan jika memang harus menghampirimu ke Daejeon. Lagipula jarak yang ditempuh juga tidak sejauh yang kau pikirka-"
"Sssssttt tidak sayang, itu terlalu jauh untukmu. Biar aku saja yang datang ke Seoul sekalian kita berkencan disini" potong Jungkook tak ingin kekasihnya memaksa.
"Tapi aku juga ingin main ke tempatmu Jeon, kenapa kau selalu mengkhawatirkanku? Aku bukan anak kecil lagi" protes namja manis itu tak terima.
"Kau yakin? Ahh aku tidak percaya, buktinya tubuhmu terlihat sangat mungil persis seperti bayi. Tapi khusus bagian bawah hmm..." balasnya usil membuat Jimin mendelik kesal dan reflek menggeplak dahi Jungkook cukup keras.
Plak!
"Awww sakit sayang, tenang dulu aku belum selesai berbicara" ucapnya sedikit was-was.
"APA?!!"
Sadar mood kekasihnya mulai berubah, Jungkook pun terbangun dari dari kasur. Memasang posisi siaga takut-takut akan dicengkeram oleh kekasihnya.
"Tunggu, bagian bawahmu terlihat seksi dan uhhh.. bagaimana kalau nanti malam kita..." Jungkook menaik turunkan alisnya genit.
"TIDAK ADA! Awas saja berani macam-macam denganku. Dasar kelinci mesum!" balas Jimin ketus lalu tanpa ampun melempar semua bantal yang ada dikasurnya.
Puas telah membuat Jimin kesal dengan ucapannya, Jungkook pun cepat-cepat melarikan diri ke balkon dan menguncinya dari luar.
"Ey.. Apa kau tidak ingat bagaimana ekspresi nikmatmu ketika sedang berciuman denganku?" godanya semakin menyebalkan.
"YAK JEON JUNGKOOK! BUKAAA!"
"Siroooo wlee"
"YAAAAK! Jangan berbicara yang aneh-aneh, bagaimana nanti kalau kamar sebelah mendengar dan citra baikku jadi rusak karn-"
"APA? KAU INGIN BERCUMBU LAGI DENGANKU.. WAAAAH DAEBAK! APA GOYANGANKU-"
"YAAAAKKK! BERHENTI MENGATAKAN YANG TIDAK-TIDAK! KAU BELUM PERNAH MELAKUKAN HAL ITU PADAKU!"
"HAH TIGA RONDE?"
Jungkook gila!
Bruk
Bruk
BrukKedua tangan pria manis itu terus bergerak berutal, memukul pintu balkon yang masih terkunci rapat. Sedangkan Jungkook yang melihat pemandangan gemas dari luar hanya sibuk menaik turunkan alisnya, menggoda Jimin dengan sebuah ciuman yang menambah kesan menyebalkan.
"JANGAN HARAP KAU BISA MASUK KE DALAM!" tiba-tiba Jimin mengancam dengan tatapan tajam.
"APA? KAU INGIN MELAKUKANNYA DILUAR? NO BABY, INI TERLALU DINGIN"
"JEON JUNGKOOOOOOOKKKK!"
To be continued..
Jangan lupa vote, komen, dan follow..
KAMU SEDANG MEMBACA
'REVISI' Painful Love [KOOKMIN] ✓
FanficBukan perkara mudah mempertahankan suatu hubungan bagi mereka yang merasakan hubungan jarak jauh, hanya bermodal kepercayaan dan kesetiaan agar keduanya tetap bersama. Namun apakah itu berhasil? apakah takdir indah akan berpihak pada hubungan merek...