***
Sementara itu dalam sebuah apartemen di kawasan Daejeon, tampak jelas siluet wanita cantik dari balik gorden tengah memeluk lututnya sembari menangis terisak.
‘kapan kau pulang Kook?’
Hatinya begitu gelisah menunggu kehadiran seseorang yang selalu ada disampingnya. Namun terlepas dari perasaan yang sedang tak menentu, bukankah seharusnya ia sadar diri?
Lee Jieun, kau tak boleh seperti ini...
Sudah beberapa tahun semenjak kedua orang tuanya tewas dalam sebuah kecelakaan mobil, entah bagaimana bayangan peristiwa mengerikan itu selalu berhasil terlintas. Meninggalkan jejak trauma mendalam hingga membuat hidupnya perlahan hancur karna dihantui rasa bersalah.
Sebagai anak tunggal dalam keluarga, mengapa hanya dirinya yang selamat dari peristiwa itu? Sungguh.. Jieun tak tau harus meminta bantuan pada siapa, hingga akhirnya ia beruntung karna Jungkook ingin datang lebih awal dan mengulurkan tangan.
Ya, sahabat kecil yang kini telah menjadi pria gagah. Entah mengapa perlahan berubah menjadi sosok pengganti kedua orang tuanya. Selalu menemani setiap saat dan siap melindungi dirinya dari siapapun yang mencoba menyakiti.
Bukankah itu manis?
Walau usia mereka terpaut empat tahun, namun Jungkook selalu menganggap Jieun adalah sosok yang lembut, penyayang, dan rapuh.
Berawal dari persahabatan kedua orang tua mereka yang sudah terjalin sejak lama, keputusan Jieun untuk memilih tinggal di apartemen bersama Jungkook juga tak menjadi masalah bagi keluarga Jeon, karna Jieun telah dianggap seperti anak sendiri oleh mereka.
Berhasil mempertahankan kondisi baiknya selama berminggu-minggu karna keberadaan Jungkook. Tiba-tiba ingatan menyakitkan itu kembali lagi, menyerang pikirannya hingga perlahan semakin kacau. Jieun butuh ketenangan, mendengarkan suara seseorang yang mampu membuatnya lebih baik walau sesaat.
Perlahan mengangkat wajahnya yang basah karna air mata, lalu menatap intens ponsel yang tergeletak di dekatnya. Tanpa sadar lengannya terulur, mulai mencari nama yang begitu amat sangat ia rindukan.
-Panggilan keluar, Jungkook.
“Hallo, ada apa?” terdengar jelas suara pria itu dari sebrang sana.
“Eum K-kook.. aku merindukanmu, kapan kau akan kembali?” ucapnya tak bisa menyembunyikan rasa gugup.
“Aku akan kembali besok malam, sabar yaa”
“J-jinjja? Oh iya bagaimana dengan kencanmu? Apa kau dan Jimin sudah melakukan hal seperti orang dewasa pada umumnya? Aku penasaran, ayoo cerita pada—”
“Aku tidak melakukan apapun dengannya, jadi jangan berpikir yang macam-macam” tiba-tiba Jungkook memotong, nada bicaranya juga berubah menjadi dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
'REVISI' Painful Love [KOOKMIN] ✓
FanficBukan perkara mudah mempertahankan suatu hubungan bagi mereka yang merasakan hubungan jarak jauh, hanya bermodal kepercayaan dan kesetiaan agar keduanya tetap bersama. Namun apakah itu berhasil? apakah takdir indah akan berpihak pada hubungan merek...