Jungkook tidak bisa fokus selama diperjalanan, ia melajukan mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi karna begitu khawatir pada Jimin.
"Oh Tuhan.. maafkan aku" ucapnya getir
Akhirnya sampai ditujuan, ia bergegas turun dari mobil dan berlari menuju pintu apartemen calon istrinya.
Ting tong
Ting tong
Ting tongJungkook tidak berhenti menekan bel, tidak peduli jika para akan merasa terganggu, ia hanya ingin melihat Jimin secepatnya.
Cklek
Pintunya terbuka! Namja manis yang begitu ia khawatirkan keluar menunjukkan batang hidungnya.
Namja tampan itu menangkup wajah Jimin yang terlihat bengkak dan memerah, ia yakin 100% kalau Jimin sakit karna ulahnya kemarin.
“J-jungkook?” Jimin terkejut
“K-kenapa badanmu sangat panas? Ayo kita ke dokter” Jungkook menarik lengan namja manis itu namun ditepis
“Aku tidak apa-apㅡ Tunggu! kenapa kau tiba-tiba datang kesini? Bukankah seharusnya sebagai calon pengantin sibuk mengurus persiapan? Apalagi acara pernikahanmu akan dilaksanakan dalam waktu dekat” Jimin tidak mengerti dengan pola pikir namja yang ada dihadapannya
"A-aku..." Jungkook bingung harus menjawab apa
"Aku apa?" Jimin menuntut penjelasan
“A-aku tidak bisa mengurusnya sendirian. Aku juga butuh ditemani oleh calon pendampingku”
“Kalau begitu pergilah..” ucap Jimin acuh
Merasa sudah tidak ada yang dibicarakan lagi, namja manis itu mencoba menutup pintu namun ditahan oleh Jungkook.
“Ijinkan aku masuk” Jungkook memelas
“Aku butuh istirahat Kook, pergilah.. kau juga pasti sibuk kan?” Jimin menolak halus
Mendengar tolakan Jimin, Jungkook akhirnya terpaksa menerobos masuk. Kemudian ia membanting tubuh di sofa dan memejamkan matanya.
Diam-diam namja tampan itu membuka matanya sedikit hanya untuk mengintip namja manis yang sedang berdiri sambil bertolak pinggang tepat dihadapannya. Jungkook tersenyum tipis, entah kenapa Jimin terlihat menggemaskan dari sudut pandangnya.
“Ku mohon pergilah, aku tidak ingin calon istrimu salah paham” Jimin kembali membujuknya
“Disini tidak ada siapapun hyung” ucap Jungkook enteng
“Tetap saja..” Jimin tidak tau harus bagaimana menjelaskannya, tapi sungguh, ia merasa tidak nyaman dengan kehadiran Jungkook di apartemennya
Merasa risih melihat Jimin yang terus berdiri dihadapannya, tanpa aba-aba Jungkook menarik tubuh namja mungil itu kepangkuannya, hingga posisi mereka saling berhadapan.
Jimin panik, ia berusaha memberontak namun tak berhasil karna tenaga Jungkook lebih kuat darinya.
Jimin tidak menyerah, dengan sedikit keberanian, ia memejamkan mata dan mulai memukul dada Jungkook secara brutal. Dia tidak peduli pada konsekuensinya nanti, yang penting sekarang ia berusaha.
Sedangkan yang dipukul hanya terkekeh karna tidak terasa apapun. Dengan sigap, Jungkook menangkap tangan mungil Jimin.
"Berhentilah.. nanti tanganmu sakit kalau terus menerus menghantam tubuhku" ucap Jungkook lembut sambil menggenggam tangan mungil Jimin
Namja manis itu terkesiap, ia tidak bisa menahan perasaannya. Ia merindukan cara bicara Jungkook yang seperti ini, yang lembut seperti waktu dulu.
"Kenapa kau bersikap seperti ini padaku hiks.. bukankah ini berlebihan? A-aku tidak ingin menyakiti calon pendampingmu. Tolong lepaskan aku" Jimin membuka kelopak matanya lalu menangis
KAMU SEDANG MEMBACA
'REVISI' Painful Love [KOOKMIN] ✓
Fiksi PenggemarBukan perkara mudah mempertahankan suatu hubungan bagi mereka yang merasakan hubungan jarak jauh, hanya bermodal kepercayaan dan kesetiaan agar keduanya tetap bersama. Namun apakah itu berhasil? apakah takdir indah akan berpihak pada hubungan merek...