Sebulan tlah berlalu...Perlahan Jimin mulai terbiasa tanpa kehadiran Jungkook, ia lega karna sejak beberapa minggu yang lalu Jungkook tidak pernah menunjukkan batang hidungnya.
Walau memang terkadang dirinya masih sering merasakan hampa terutama ketika ia sedang sendirian atau tidak ada kegiatan, namun ia selalu mencari kesibukan untuk mengatasinya.
Seperti saat ini, namja manis itu disibukkan dengan pekerjaannya sebagai pemilik sekaligus perancang busana di butik barunya yang telah dibuka sejak satu minggu yang lalu.
Butik Jimin memang tidak besar, hanya ada dua lantai. Dimana lantai pertama untuk memamerkan hasil karyanya, sedangkan di lantai dua khusus untuk rancangan ekslusif dan ruangan pribadi Jimin.
Karyawan disitu juga hanya ada delapan, namun semuanya akrab dengan Jimin, karna budaya organisasi yang diterapkan bisa dibilang santai tapi tetap ada batasnya.
Tak disangka dalam waktu singkat butik Jimin berhasil menarik perhatian pengunjung, bahkan tidak sedikit pasangan pengantin yang berani mempercayakan Jimin sebagai perancang busana pernikahan mereka, dan tentu saja hal itu membuat Jimin sangat senang.
Sekarang diruang kerjanya, Jimin sedang fokus merancang sepasang tuxedo pernikahan yang casual dan elegant pesanan salah satu klien.
Tok tok tok
"Masukkkk" ucap Jimin tanpa mengalihkan atensinya
Seorang namja manis berkulit pucat menyembulkan kepala dan memamerkan gummy smilenya.
"Apakah aku boleh masuk?" tanya namja itu
"Yoongi hyung? Masuklaah" Jimin menyambut dengan senyum ramah
Yoongi merupakan salah satu karyawan paling dekat dengan Jimin dikantor. Keduanya bertemu di salah satu toko bahan langganan Jimin dua minggu yang lalu.
Saat itu Yoongi sedang membutuhkan pekerjaan yang kira-kira membutuhkan keterampilan menjahit dan tanpa berpikir panjang Jimin mengajaknya bergabung di butik miliknya. Perbedaan usia mereka tiga tahun dan Yoongi lebih tua dari Jimin.
Namja manis berkulit pucat itu masuk ke ruangan dan memberikan sesuatu.
"Seperti biasaa, di sore hari selalu ada bunga untukmu.. fresh, cantik, seperti yang menerimanya"
Yoongi menyerahkan bunganya pada Jimin.
"Tapi yang menerima bunganya kan dirimu hyung? Hahaha" ejek Jimin
Yoongi memutar bola matanya malas.
"Tapi yang ku maksud itu kau Jimin" balas Yoongi
Jimin hanya tersenyum mendengar jawaban hyungnya.
"Apa kau sudah tau siapa yang selalu mengirim bunga padamu?" tanya Yoongi penasaran
Jimin menggeleng.
"Lalu kenapa dia selalu mengirim bunga yang sama? dan hebatnya dia tidak pernah lupa mengirim pesan romatis untukmu"
"Aku juga tidak tau hyung, tapi selama ini tidak berbahaya.. aku tidak keberatan hehee"
Semenjak beberapa minggu terakhir Jimin selalu mendapat kiriman bunga dari seseorang yang tidak diketahui identitasnya. Anehnya, bunga yang diterima Jimin tidak pernah berganti, selalu jenis dan warna yang sama.
Jimin awalnya tidak mempedulikan, bahkan terkadang ia selalu memberikan bunga itu untuk karyawannya. Namun satu hal yang menarik perhatian Jimin, yakni secarik kertas yang menempel dalam bucket bunga tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
'REVISI' Painful Love [KOOKMIN] ✓
Fiksi PenggemarBukan perkara mudah mempertahankan suatu hubungan bagi mereka yang merasakan hubungan jarak jauh, hanya bermodal kepercayaan dan kesetiaan agar keduanya tetap bersama. Namun apakah itu berhasil? apakah takdir indah akan berpihak pada hubungan merek...