Kesal,
Kecewa, dan
Hampa.
Itulah yang dirasakan oleh Jimin saat ini. Kakinya bergerak lambat memasuki apartemen. Tangisannya kembali pecah, tubuhnya merosot tak berdaya.
Jimin benar-benar tidak mengerti, kenapa hatinya begitu terasa nyeri? Padahal ia sudah tak memiliki ikatan apapun dengan Jungkook. Bahkan sekarang mereka terlihat canggung, layaknya orang asing yang kebetulan pernah saling mencintai dan saling menjaga perasaan satu sama lain.
Semua kenangan indah di masa lalu kembali terlintas dalam ingatan namja manis itu. Ia masih tidak percaya bahwa seseorang yang pernah ia impikan sebagai pasangan hidupnya sebentar lagi akan bersanding dengan orang lain yang tidak diketahui oleh Jimin.
Matanya terus menatap kosong ke gundukan kertas bucket bunga yang ia koleksi. Ya, kata-kata manis yang dibuat oleh Jungkook semuanya hanya omong kosong.
Dalam diam, ia bertanya dalam hati.
Mengapa mereka harus bertemu dan bersama jika pada akhirnya akan berpisah seperti ini? Bukankah ini terlalu kejam? Apa takdir benar-benar tidak mempersatukan kisah cinta mereka?
Hubungan yang pernah dibangun dengan ketulusan dan penuh kasih sayang, kini telah runtuh bersama kenangannya, hingga tersisa bekas luka yang tak akan hilang kecuali waktu berbaik hati ingin menyembuhkannya.
"Hikss.. Kenapa ini begitu menyakitkan..."
Jimin memeluk lututnya erat dan menelusupkan wajahnya.
~~~
Disisi lain, Jungkook telah kembali ke kediamannya. Ia berjalan masuk dengan raut wajah yang terlihat menyedihkan.
Dari kejauhan, namja tampan itu dapat melihat seorang wanita cantik sedang berdiri menyambutnya dengan senyuman bahagia diwajahnya.
"Jungkookaaah" wanita itu berlari menghampiri lalu mengambil alih tas kerjanya
Jungkook hanya menampilkan senyuman lelahnya.
“Bagaimana? Apa Jimin akan datang?” ucap wanita itu penuh harap
Jungkook mengangguk pelan.
Wanita itu tidak mengalihkan pandangannya dari Jungkook, ia sangat yakin Jungkook sedang dalam keadaan tidak baik sekarang.
“Apa terjadi sesuatu?” tanyanya
“Tidak, Jieun noona.." Jungkook mengusap lembut surai Jieun
"Benarkah? A-apa jimin marah padamu?" Jieun penasaran
"Tidak.. eum bolehkah aku ke kamar untuk beristirahat?”
“Tentu.. kau harus banyak istirahat, jangan sampai kelelahan! Kan sebentar lagi hari H” Jieun mengacak surai Jungkook gemas
Jungkook mengangguk lalu pergi meninggalkan Jieun yang masih berdiri diposisinya.
Mungkin banyak yang bertanya, kenapa Jieun ada di sana? Jadi, setelah beberapa hari Jungkook keluar dari rumah sakit, tiba-tiba rumah sakit tempat Jieun rutin menjalankan terapi memberi kabar bahwa Jieun sudah bisa pulang.
Keluarga Jeon yang mendengar kabar baik itu segera menjemput dan membawanya pulang ke rumah. Jieun sendiri merasa bahagia karna akhirnya ia bisa bertemu dengan orang-orang yang selalu ia rindukan.
Sekarang keadaan Jieun mulai membaik, karna dirinya sudah bisa berdamai dengan kejadian yang sempat membuatnya trauma.
Perlahan wanita cantik itu menghampiri Eomma Jeon yang sedang asik menonton tv.
KAMU SEDANG MEMBACA
'REVISI' Painful Love [KOOKMIN] ✓
FanfictionBukan perkara mudah mempertahankan suatu hubungan bagi mereka yang merasakan hubungan jarak jauh, hanya bermodal kepercayaan dan kesetiaan agar keduanya tetap bersama. Namun apakah itu berhasil? apakah takdir indah akan berpihak pada hubungan merek...