Track 08 - It's 'Kakak'zone

343 23 5
                                    

Author's POV

Entah sudah berapa kali Avril mencabut kertas yang sejak tadi menempel di punggungnya. Ya, Skylar mulai melancarkan balasannya walaupun dia masih belum masuk sekolah, tapi ini tidak separah yang ia pikir. Hari ini, Avril hanya mendapatkan kertas bertuliskan 'gue culun' di punggungnya, tidak ada yang lain. Walaupun begitu, dia selalu siap siaga mendapatkan serangan yang lebih parah, karena hari ini ia hanya berjuang sendirian. Revan tidak masuk selama 3 hari sejak perkelahian itu, dan keadaannya lumayan parah.

Avril melirik Trishia dkk yang sedang asyik tertawa di ambang pintu kelas bersama teman-temannya. Dia menginginkan itu, tertawa bersama teman-teman, tapi bagaimana? Sekarang dia sedang menyamar menjadi cewek culun. Walaupun begitu, dia tidak menyesal sama sekali telah merubah penampilannya.

Tyler benar, gue harus cari orang tulus yang mau temenan sama gue.

"Hey!" Entah angin apa, tiba-tiba Clara menyapanya lalu duduk di sebelahnya. Walaupun dia memang sebangku, tapi kali ini Avril di buat bingung oleh Clara yang entah kenapa menyapanya.

"Lo kenapa?" tanya Avril menatapnya bingung.

"Emang kenapa? Gue bosen aja, pengen tau banyak tentang lo," jawab Clara lalu menopang dagu dengan tangannya. "Tell me more about yourself."

Avril melirik Trishia yang masih berdiri di ambang pintu dan cewek itu sedang menatapnya dengan penasaran. Dari gerak-geriknya, Avril merasa ada hal yang ganjil. "Lo di suruh sama Trishia, kan?"

Raut wajah Clara langsung berubah drastis saat mendengar nama Trishia di sebutkan. Antara rasa ngeri dan panik. "Eh... um, itu, gue— enggak, kok!"

Avril tersenyum. "Gue bingung ya sama orang-orang yang satu spesies sama lo. Kenapa sih lo suka berteman sama orang kayak Trishia dan Skylar? Apa hebatnya mereka? Asal lo tau aja ya, kalau lo mau berusaha, lo bisa kok ngalahin mereka. Tanpa orang-orang yang mau berteman mereka, they are nothing."

"Lo salah paham, Vril. Trishia gak seburuk yang lo pikir kok."

"Oh, ya?" Avril melirik Trishia lagi dan cewek itu langsung tersentak saat melihat Avril yang kini memandangnya. "Gue gak percaya tuh."

Clara menghela nafas berat. "Terserah lo, tapi katanya Trishia, dia pengen ketemu sama lo nanti di kafe Antonette."

"Hah?"

•••

"Jadi... lo mau apa?" tanya Avril tanpa basa-basi ketika dia duduk di hadapan Trishia.

"Menjauhlah dari Revan," jawab Trishia sambil menatapnya lekat-lekat.

"Kalau itu mau lo, gue gak bisa."

"Gue tau siapa lo sebenarnya, Vril."

"Maksud lo?"

Trishia tersenyum samar lalu dengan cepat mengambil kacamata yang di kenakan oleh Avril. Panik, itu adalah hal pertama yang Avril rasakan. Trishia memakai kacamata milik Avril lalu membetulkan letak kacamata. 

"Bayangkan gue sebagai cewek culun dengan kawat gigi," kata Trishia lalu melipat tangannya. 

Avril mengerutkan keningnya saking bingungnya dengan sikap Trishia yang benar-benar aneh. Segelintir pertanyaan terlintas di kepala Avril sekarang, dan tidak ada satupun yang bisa menjawab pertanyaannya itu. Akhirnya ia menuruti perkataan Trishia, membayangkan dia dengan kacamata dan kawat gigi. Entah kenapa, ketika membayangkan wajah Trishia menjadi cewek culun malah mengingatkannya dengan seseorang. Avril tidak bisa mengingat siapa itu, yang jelas ia tahu kalau wajahnya familiar. 

Something Blue [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang