Track 13 - Claustrophobia

365 21 0
                                    

"Skylar, lo kenapa, sih? Jangan bikin gue ngeri gitu, dong!"

Skylar menengadah menatap Avril dengan wajah pucatnya. "Jangan ganggu gue."

"Lo yakin?"

Skylar bangkit dari duduknya dan menatap tajam Avril. Dia melangkahkan kakinya mendekat. Dengan tatapan intens Skylar, pikiran buruk langsung menyerbu otak Avril. Skylar terus mendekat sampai-sampai Avril bisa mendengar deru nafas memburu Skylar.

"Lo tanya satu hal lagi ke gue, gue gak akan segan-segan..." Skylar mendekatkan bibirnya ke telinga Avril. "Berbuat sesuatu yang akan lo sesali seumur hidup lo," desisnya.

Merinding, itulah yang dirasakan Avril sekarang. Skylar langsung melangkah mundur dan kembali duduk di lantai sambil meremas tangannya sendiri, pertanda dia sedang panik dan was-was. Avril yang masih dalam mode shock cuma bisa memandang Skylar dengan tatapan horror karena memikirkan beberapa skenario yang akan Skylar lakukan padanya jika dia bertanya beberapa hal padanya.

Avril menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya. "A-awas aja lo ka-kalau ngelakuin sesuatu ke gue! Gue bakal—"

"Apa? Manggil cowok lo yang tukang selingkuh itu?"

"Revan maksud lo? Oke, pertama-tama, dia bukan cowok gue. Kedua, dia... tukang selingkuh? Maksud lo apa?"

"Adek gue kenal sama cewek namanya Amanda, dia bilang ke gue kalau Revan itu pacarnya."

Hah? Dania bilang ke Skylar bahwa 'Amanda' itu pacarnya Revan? Kenapa dia bilang kayak gitu? Seinget gue kayaknya gue gak nyuruh dia bilang kayak gitu deh, pikir Avril semakin bingung. 

Avril menurunkan tangannya yang sejak tadi menyilang dan duduk di lantai sambil menatap tajam Skylar. Cowok itu kelihatannya tidak sehat, dia kelihatan pucat dan agak paranoid. 

"Karena gue perhatiin lo rada gak sehat dan sepertinya lo gak bisa ngelakuin hal yang aneh ke gue, sepertinya gue bakal membuka sesi tanya jawab."

Skylar mengerutkan keningnya dan tangannya yang sejak tadi bergetar mulai berhenti. Dia kelihatan rada bingung dan sekarang dia mencoba menatap tajam Avril, tapi gagal total. Dia malah kelihatan seperti anak kecil lemah yang sok kuat. 

"Apa lo gak takut kalau pas gue masuk sekolah nanti gue bakal ngerjain lo lebih parah? Lo emang benar, gue rada gak enak badan sekarang, tapi lihat aja nanti," kata Skylar dengan suara parau. 

"Gue gak peduli. Skylar, gue itu ber-IQ 150-an, gak cuma pintar di pelajaran, gue juga pintar membaca suatu keadaan apalagi keadaan lo sekarang. Lo tau gak sih kalau mantan sahabat lo itu punya fobia?"

Sebisa mungkin, Skylar mencoba untuk tidak menggubris pertanyaan Avril barusan. Tapi, dia malah bingung mengapa gadis itu menanyakan sebuah pertanyaan aneh seperti itu. Tentu saja Skylar tahu jawabannya, karena bagaimanapun juga dia sudah mengenal Revan sejak kelas 1 SMP. Skylar mulai mengingat suatu kejadian yang terjadi saat dia di bangku SMP. Saat itu, mereka sedang pergi ke Dufan, dan ketika Darren mengusulkan untuk menaiki wahana bianglala, Revan menolak mentah-mentah ajakan Darren. Akhirnya, Skylar, Darren, dan Rainold menyeret Revan menuju salah satu tempat tempat di bianglala yang masih kosong. Saat itu, mereka semua bisa melihat dengan jelas wajah ngeri dan panik Revan.

"Dia... punya fobia sama ketinggian," jawab Skylar.

Avril tersenyum penuh arti kepada Skylar. "Dari analisa gue, lo punya claustrophobia, kan?"

"Hah?! E-enggak! Gue gak pernah dengar kata itu!" jawab Skylar, berbohong tentunya.

"Oh, ya? Skylar Evans, gue sering ngeliat raut wajah lo yang sering muncul di diri Revan setiap dia harus naik pesawat atau hal-hal yang berbau ketinggian. Lo fobia sama ruang yang sempit, kan?"

Something Blue [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang