Bad Day

362 20 0
                                    

Vote and Commentnya dong!!

Happy Reading^^

Hari pertama sial. Kenapa gue bilang gitu? Nggak lupa kan hari ini gue secara resmi diangkat sebagai tukang ojeknya sih reseh. Kesialan tiada tara. Beban..Beban.. Akkhh!! Kesalll!!

Tapi menurut kalian emang gue harus banget yah diperlakukan kayak gini sama Leon?
Masa hanya karena matanya kecolok sama gue, yang gue tau tuh mata kalau dikasih obat penetes mata bakalan sembuh dan baik-baik aja. Yakin banget, dia emang sengaja mau kerjain gue. Setelah pertemuan sial waktu itu di persimpangan jalan RS, gue kenal banget nih tipe suka seenak jidat dari sih reseh.

Sebagai manusia cantik yang sabar, i am ok.

GG : "Mau berangkat sekarang?"

Olive : "Iya G. Aku berangkat yah!"

GG : "Nggak sarapan dulu? Liv?" Angkat satu alis minta kepastian.

Gue narik napas pasrah. Nggak bisa nolak. Ini udah jam 7 lewat. Leon minta jemput jam 8. Astagaa, kenapa hidup gue jadi dibawah kendalinya?

Olive : "Oke, aku makan."

GG tersenyum sekenanya.

Masalah ini gue belum ngomong sama GG. Tau aja kan gimana reaksi dan responnya nanti. Bahaya tingkat tinggi. Jangan sampai GG tau. Yang ada gue dipindahin ke univ lain. Atau lebih parahnya gue gak diijinkan untuk kuliah lagi.  Jangan sampai Tuhan.

Olive : "Udah G. Aku berangkat yah. Bye G ""

GG : "Bye. Nanti siang kakak jemput."

Olive : "Hah? Nggak usah. Aku bisa naik ojol."

GG mengernyit bingung.

Oke ini salah dan udah beda jalur. Gue lagi bohong sama GG.

Olive : "Ah, itu.. hari ini aku pulangnya telat soalnya ada tugas kelompok yang harus dikerjain." Jujur gue.

Selamat! Emang alasannya jujur. Rencananya sih setelah ngantar pulang Leon, gue balik lagi ke kampus buat kerja tugas kelompok bareng Dido, Miya, dan Anin. Dimana satu kelompok terdiri dari 4 orang.

GG : "Gitu yah? Oh ya udah."

Gue cuman masang senyum lebar.

Untungnya hari ini GG ada urusan mendadak di kantor. Jadi, gue bisa lolos dari rutinitas antar jemput GG.

Entah ini sial atau keberuntungan rumahnya si Leon nggak jauh dari kompleks perumahan gue.
Keuntungannya gue bisa jalan kaki aja kesana. Irit biaya.
Sialnya, mungkin gue akan sering ketemu dia. Damn it! Pantasan aja gue ketemu terus sama ni reseh. Kemarin pagi ketemu di taman waktu gue selesai jogging dan malamnya ketemu di caffe. Sempurnah sudah hidup gue bareng Leon reseh.

Gue melirik satu per satu nomor rumah dan ketemu. Nomor 10, rumah Leon.

Leon : "Lama."

Olive : "Eh buset kaget gue."

Leon : "Nggak sekalian aja tahun depan datangnya."

Gue cuman memutar bola mata, malas. Debat sama cowok reseh kayak dia nggak bakalan kelar. Dan ini masih pagi. Gue nggak mau mood gue rusak cuman karena ladenin ocehan gila dia. Yah, meskipun mood gue emang udah rusak dari waktu bangun pagi karena hari sial ini. Sial!

Olive : "Nggak usah bacot lo! Mana motornya? Gue juga capek tau jalan kaki."

Leon melempar kunci motor matic ke arah gue. Untung belinya matic. Kalau seandainya moge, nggak mungkin gue mau. Karena apa? Karena ribet. Hehehe..

MY POSSESSIVE SISTER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang