Sembilan

2.8K 214 64
                                    

⊡ Alternative Universe ⊡

Naruhina Fanfiction

Mature [21+]
Harap pembaca bijak

Genre: Romance Metropolis.

Tolong Etika dipakai terkait ilustrasi yang ada di dalam fanfiksi ini, Terima kasih.

🌵🌵🌵🌵

            "Dia pacarmu?!"

            Seperenam jam sunyi melingkupi hawa di dalam mobil. Mereka masihlah pasangan kaku, apalagi bila menilik dari ikatan palsu. Namun, tetap pula suasana demikian perlu disingkirkan. Keduanya mesti saling membiasakan diri untuk berdekatan, bekerjasama dengan baik, komunikasi intens, guna keberhasilan rencana Naruto.

            "Bukan."

            "Pacarmu atau tidak, sebenarnya apapun bukan masalah buatku. Tapi, bisakah sedikit berhati-hati? Resepsi pernikahan kita dilaksanakan secara tertutup--kau tahu 'kan alasannya?" Hinata mengangguk jangka Naruto mengamati lamat-lamat wajahnya,

            "Demi melindungimu dari kejaran media. Mereka begitu berambisi pada sesuatu yang disembunyikan. Konteksnya di sini mengarah padamu. Jika mereka menemukanmu, mengorek semua informasi ke ranah pribadimu, kau tentu paham apa yang terjadi selanjutnya. Akan bermunculan berita-berita picisan mengenai siapa Namikaze Hinata, dari mana asalnya dan bla-bla-bla. Kelihatan seperti mereka hanya penasaran terhadap jati diri, lebih dari itu yang mereka perbuat adalah membesar-besarkan bagian sensitifnya. Hinata, kau mengerti maksudku?"

              "Ya, aku berasal dari dunia malam. Mereka akan mengumumkan pekerjaanku dan itu mempermalukan nama keluargamu, begitu 'kan?"

              Tiba-tiba Naruto ketawa remeh, "Kau pura-pura bodoh atau memang senaif ini?!" Mukanya kembali datar cuma dalam sepersekian detik, "Sorotan media bukan halangan baru bagiku. Mudah sekali mengendalikan sistem mereka, uang bisa memutar keadaan. Dan semua orang mencintai uang. Sampai di sini kau masih bingung?!"

              "Aku memang kesulitan dalam mencerna tindak tanduk golongan elit sepertimu. Kelompok paling rumit dari semua kekacauan yang dibuat manusia. Ternyata uang pun tetap kurang ampuh mempertahankan kedamaian di sekitar kalian, ini sedikit menyadarkan diriku bahwa hidup di bawah tekanan mental karena keterbatasan tidak selalu menjadi yang terburuk." 

              Kening Hinata spontan berkerut, dia jengkel ketika bisa menyaksikan  dengan jelas reaksi di wajah Naruto. Pria itu tertawa, tapi bukan berupa kegembiraan, justru seolah tengah merendahkan perkataan tadi atau Hinata yang terlalu rentan dalam membaca gelagatnya.

              "Singkatnya begini, kau tidak mampu menangani mereka jika sudah tertangkap kamera. Penampilanmu yang sekarang mungkin bisa mengelabui, tapi itu tidak akan lama. Tunggu sampai aku berhasil mengover seluruhnya, lalu kau bebas melakukan apa saja, termasuk menemui siapapun yang kau mau."

              Hela napasnya berembus kentara berat, Hinata enggan menjawab lebih. Dia cuma bilang, "Baiklah, kuserahkan semuanya padamu."

              "Bagus, kau sangat cepat belajar. Aku baru bisa menyelamatkan posisimu, jika persiapannya telah rampung."

EX- BitchesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang