Dua belas

609 61 9
                                    

⊡ Alternative Universe ⊡

Naruhina Fanfiction

Mature [21+]
Harap pembaca bijak

Genre: Romance Metropolis.

Tolong Etika dipakai terkait ilustrasi yang ada di dalam fanfiksi ini, Terima kasih.

🌵🌵🌵🌵

            Suasana semacam ini sudah menjadi makanan sehari-hari bagi dia, duduk santai sembari menyesap secangkir teh. Di tengah padatnya jadwal, tetap dia yang akan mempersiapkan diri untuk pertemuan dengan kolega baru. Dan tujuan kegiatan tersebut tentu tak jauh-jauh demi perkembangan serta berjalannya sistem operasional perusahaan mereka, dia dan Devian.

            "Anda sudah menunggu lama?" Datang seorang wanita berbusana rapi menyuarakan sapaan santunnya di hadapan Ryusuke. Dia segera mengambil duduk di kursi yang berseberangan.

            "Tidak perlu segitu formal, Izumi. Kita sudah saling mengenal sejak lama."

            Si wanita tertawa kecil untuk mempertahankan sikap anggunnya. Tatapan sarat makna dia tujukan kepada si mantan adik ipar. "Kenalan lama katamu? Apapun itu, Ryusuke--kunjunganku kemari jelas sekali dalam wacana serius. Aku tidak mau melibatkan hal-hal berbau emosional, apalagi berkaitan dengan masa lalu."

           Tarikan pemakluman mengudara halus. Air muka Ryusuke masih serupa semula, "Baiklah, akan kuikuti caramu." Kontan si wanita menyeringai sedikit lebih lebar, menyertakan kelegaan pada embusan napasnya.

            "Bagaimana kabarmu?"

            "Astaga, kau yakin ingin basa-basi denganku? aku bahkan tidak ingat kapan kita pernah berbincang manis, Kakak ipar." Ryusuke tergelak main-main, mengangkat cangkirnya pula dan melesap isinya sedikit.

           "Bagaimanapun kita masih bisa disebut keluarga. Aku bagian dari Uchiha juga, walau ya--mereka semua mendahuluiku dan meninggalkan amanat sebesar ini di tanganku."

            "Aku baik. Kau pun bisa menilainya sendiri 'kan?"

            Jelas Ryusuke tidak mau wanita di depannya ini mengorek, menyinggung topik-topik sensitif seputar keluarganya. Nihil cerita mesra dikenang, tiada dapat diingat kepingan memori antara dia dan orang tua maupun saudara kandungnya. Lantas, sosok Izumi dia kenali sebagai istri mendiang sang kakak berkat pengakuan panjang dari si empu sendiri di hari pertama wanita itu mendatanginya.

            Izumi menghampirinya guna memperoleh tanda tangan sekaligus stempel bermaterai pada surat pengalihan kuasa terkait harta peninggalan Uchiha. Dia yang masa itu berusia tujuh belas tahun, dengan satu dua penggal kalimat provokasi pun menyerahkan seutuhnya tanggung jawab. Berujung perusahaan dan jumlah harta yang ditinggalkan keluarganya resmi berada di bawah kendali Uchiha Izumi. Dan Ryusuke menolak tawaran pembagian sebab kadung merasa tidak memiliki kewajiban apapun di situ.

             "Tentu, kau terlihat memukau," ucapnya tanpa canggung. "Baik, kembali pada urusan kita, aku ke sini dengan dua perkara."

             "Sudah diverifikasi sebelumnya, aku tidak hadir di sini tanpa memahami skedulnya."

             "Cuma penegasan ulang, agar obrolan kita berada di satu arah secara berurutan. Pertama, aku ingin kesediaan perusahaanmu dalam meluluskan pengajuanku sebagai distributor dari produk yang kau luncurkan. Jika kau setuju, aku butuh satu juta botol untuk sekali pengiriman."

EX- BitchesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang