⊡ Alternative Universe ⊡
Naruhina Fanfiction
Mature [21+]
Harap pembaca bijakGenre: Romance Metropolis.
Tolong Etika dipakai terkait ilustrasi yang ada di dalam fanfiksi ini, Terima kasih.
🌵🌵🌵🌵
Tiga hari seakan berjalan melambat. Perseteruan tempo hari melebarkan jarak yang sedari awal membentang di tengah-tengah mereka. Hinata masih melakukan aktivitas-aktivitas yang diharuskan, walau mau tak mau menempatkan dia dan Naruto ke dalam satu ruangan. Namun, dia mengalahkan emosionalnya hanya demi tanggung jawab terhadap kesepakatan kontrak.
Hinata tidak mengabaikan tugas-tugasnya, mulai dari memastikan kerapian pakaian kerja maupun lemari Naru, menyajikan makanannya di atas meja atau serta menemani. Semuanya dia lakukan, walau suasana dingin nan canggung betah menaungi mereka.
Naruto pun sama, dia sendiri enggan memperparah situasi cuma karena gagal mengendalikan amarah. Tiada mengira bahwa tindakan yang dia putuskan dapat menyudutkan Hinata, sedangkan dia tetaplah bertumpu pada pola pikirnya di mana Hinata seharusnya cukup dengan memahami setiap pergerakan yang dia lakukan. Bukan mendadak memerankan sosok istri sah berikut tingkah merajuknya. Wanita itu perlu mendalami karakter yang dia mainkan. Jelas sekali mutlak berbeda mengenai kedudukan di antara istri sah dan istri sewaan.
Berhari-hari keduanya bersitegang, Naruto akui Hinata mahir melakonkan bagian adegannya. Wajah yang datar sama sekali tidak memperlihatkan tanda-tanda reaksi mencolok, meski sering dia berhadapan langsung dengan garis angkuh di paras Naruto. Seperti dia yang tengah memasangkan dasi ke lehernya sekarang.
Dasi terpasang apik, disusul jas sewarna dengan celana turut dibantu Hinata untuk dia kenakan. Melalui tangkapan mata, orang-orang akan dapat menilai sebaik apa Hinata dalam mengurus si 'suami'.
Begitu dia berbalik hendak pergi, Naruto spontan menahan lengan kurusnya, memaksa keindahan netra yang kontras saling beradu isyarat tanya.
"Kau sengaja berhenti bicara untuk menguji kesabaranku?!" Protesnya terbilang, mengundang kerut-kerut tajam di dahi Hinata datang sukarela."Bukannya kau yang begitu?!"
"Aku?!" Tapi Naruto lebih tidak memahami seruan ini, dia hampir tersinggung.
"Oh, tentu. Aku lupa kalau orang-orang dari kaum elit tidak mengenal apa itu namanya kesalahan. Ucapanku pasti membingungkan bagimu." Sekarang dia bertambah yakin sebesar apa kekuatan Hinata untuk bisa membangkang dia.
"Ternyata kau memang liar. Kukira mudah menundukkanmu dengan jumlah uang yang kuberikan--jangan salah paham!" Hardiknya saat mendapati Hinata telah siap ingin menyangkalnya lagi, "Tunjukkan sikap santunmu, tidak dibenarkan menyela ucapanku! Apa aku pernah seperti itu? Walau kata-katamu lebih sering memancing kekesalan, aku berusaha mendengar omong kosongmu sampai kau selesai." Sulit terbebas dari dampak tekanan bahasanya. Suara Naruto yang dalam menegur ramah bulu-bulu roma di badan.
"Kalian selalu semaunya." Getaran jelas terdengar di balik tutur nan rendah ini. Kemudian, desahan ringan Naruto berembus tenang.

KAMU SEDANG MEMBACA
EX- Bitches
RomansaAlternative Universe Naruhina Fanfiction Harap pembaca bijak [𝐌𝐚𝐭𝐮𝐫𝐞] Terdapat ilustrasi di dalam cerita, mohon jangan digunakan tanpa seijin Illustrator. Story writer © Lipeuchi_ © Laceena Illustrator © Lipeuchi_ Cover design © Lipeuchi_ �...