Enam

3.2K 374 143
                                    

⊡ Alternative Universe ⊡

Naruhina Fanfiction

Mature [21+]
Harap pembaca bijak

Genre: Romance Metropolis.

Tolong Etika dipakai terkait ilustrasi yang ada di dalam fanfiksi ini, Terima kasih.

🌵🌵🌵🌵

           Naruto melebarkan langkahnya selagi menelusuri sekitar guna menemukan sosok yang sejak berjam-jam lalu tidak terlihat olehnya. Tergesa-gesa dia ke pintu keluar, "Sasuke, kau mau ke mana?! Aku mencarimu dari tadi."

           "Pulang, acaranya sudah selesai 'kan? Buat apa aku di sini?" Sasuke menoleh, menanggapi dengan air muka nan datar.

           "Aku belum mengizinkanmu untuk pulang." Kening Sasuke mengernyit tajam, seiring lengan-lengannya menyilang di dada. "Sebagian besar tamu  yang hadir adalah kolega kita, kau lupa? Aku tidak mungkin menghadapi mereka satu-persatu sendirian."

            "Kau sudah paham 'kan dampak kecerobohanmu? Kau terburu-buru, Naru! Perlu meyakinkan publik terlebih dulu, sebelum kau memamerkannya ke muka umum."

            "Akan memakan waktu dalam melakukannya dan selama itu desas-desus negatif yang ada justru makin berkembang, kau juga terlibat di situ. Jika bukan karena posisimu, aku bisa saja mempertimbangkan hari pernikahan ini."

              "Aku tidak percaya. Wajahmu tidak menunjukkan kegelisahan apapun, Naru. Kau sama seperti orang-orang yang menikmati kebahagiaan di hari pernikahan." Sudut bibirnya tertarik, seolah ekspresi Naruto menyenangkan suasana hatinya. Pria itu menatapnya intens dengan dahi berkerut.

              "Kau meledekku?! Kau pikir ini lelucon? Jangan membuatku marah, Sasuke! Aku tidak harus mengulangi pernyataanku tentang seberapa bencinya aku terhadap pernikahan ini. Aku hanya memintamu untuk tinggal, membantuku mengendalikan situasi. Jika kau sangat keberatan, terserah! Aku tidak dapat memaksamu."

               "Cih! Menyebalkan sekali. Setelah menikahpun kau tetap bergantung padaku, apa gunanya istrimu itu?!"

               "Kau tahu jawabannya, Sasuke." Yang disebut memalingkan wajah ke samping, melipat bibirnya ke dalam seakan menimbang-nimbang.

               "Pergilah, temui istrimu! Aku tidak jadi pulang sampai kau yang meminta." Bagai angin segar, penuturan sekian melegakan kecemasan semula. Naruto menyeringai jangka dia berbalik ke tempat istrinya berada.

°°

               "Lambat laun mereka pasti bertanya-tanya mengenai orang tuanya."

               "Siapa yang tidak penasaran tentang kehidupanmu? Naruto Namikaze, si pengusaha muda di antara sepuluh yang terbaik di dalam negeri. Media serta pemburu berita tentu bersemangat untuk mengorek ragam informasi yang berkaitan denganmu, apalagi ranah privasi."

               "Tidak perlu diperjelas, Sasuke. Sehebat apapun di mata masyarakat, aku tetap manusia yang pada umumnya menginginkan kedamaian. Kapan orang-orang berhenti mengurusi kehidupanku? Atau mereka hanya sekumpulan penganggur kurang kerjaan."

               Kini waktu menunjukkan pukul sebelas lewat lima belas menit, tiga perempat jam berjalan di mana keduanya bercengkerama di kelab langganan mereka. Naruto benar-benar dipusingkan rencananya sendiri. Meski masih permulaan, namun rentetan masalah baru seketika memberondongnya.

EX- BitchesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang