01. Naughty (18+)

27K 963 197
                                    

Tiga hari sebelumnya.

Aku baru saja pulang dari acara menenangkan diriku. Kututup pintu secara perlahan dan berjalan menuju ruang tengah.

"Chaeng sayang kau sudah pulang nak?"

Tunggu. Apa baru saja ibu berucap manis padaku? Langkahku terhenti, aku melihat pada ibu yang berjalan kearahku dan ku alihkan pandanganku menatap ayah yang duduk disofa dengan pandangan matanya yang menatapku intens.

"Sayang kau.."

"Katakan apa rencana dibalik bibir manis ibu itu" potongku dengan raut wajah datar.

"Chaeng ada yang ingin ibu dan ayah katakan padamu, kajja duduklah"

"Katakan saja, aku akan mendengarnya"

"Nak tidak sopan berbicara dengan posisi berdiri, ayo kita bergabung bersama ayah"

"Katakan saja apa yang ingin kalian katakan"

"Nak sebenarnya.." kulihat ayah berjalan kearahku dan nampak enggan untuk menatapku.

"Kau tahu bukan jika hutang ayah dan ibumu sangat banyak. Bahkan untuk makan sehari-hari saja rasanya susah. Ayah.." Ayah menjeda kalimatnya.

Aku menatap tangan ayah yang menyentuh pundakku. Aku mulai curiga dengan perasaanku yang mendadak tidak enak. Ada apa ini sebenarnya?

"Maafkan ayah Chae-ya.."

Aku masih terdiam, melihat ayah yang kini menatapku dalam.

"Ayah.. terpaksa menyerahkanmu pada Tuan Kim untuk melunasi hutang ayah"

Deggg!

Kelopak mataku mendadak melebar sebab keterkejutan ku mendengar ucapan ayah.

"Jangan bilang kau menjadikanku jaminan hutang-hutang mu ayah.."

"Maafkan ayah nak.."

Aku menepis tangan ayah dari pundak ku dan menggeleng tak percaya. Mataku mendadak perih dan rasanya aku ingin menangis. "Aku tahu jika kalian tidak pernah menginginkan kehadiranku, aku juga tahu jika aku bukanlah anak yang kalian harapkan. Tapi haruskah sekejam ini ayah? ibu?"

"Maafkan ibu sayang, tapi ibu tak punya pilihan"

"Kalian punya 2 putri, aku dan Jihyo Eonnie. Tapi kenapa kalian menjadikan aku sebagai jaminan dan bukan Eonnie saja? Kenapa ayah?"

"Nak ayah sudah mengirimkan foto kalian berdua pada Tuan Kim, dan dia memilihmu. Ayah tak bisa menolaknya, lagipula Tuan Kim pria yang tampan dan kaya. Ayah yakin kehidupan mu akan terjamin bersamanya"

"Apa ayah yakin? Bagaimana jika aku disiksa dan diperbudak olehnya? Tidakkah pernah terlintas sedikit saja rasa khawatirmu padaku?"

"Chae..."

"Apa? Apa lagi yang harus aku dengar?"

Ayah dan ibu terdiam. Dan entah sejak kapan wajahku sudah dihiasi oleh air mata bodoh yang tidak bisa aku seka.

"Maafkan kami nak.."

"Mudah sekali kalian ucap kata maaf itu. Cihhh!"

"Dimana letak hati kalian? Aku bahkan tak percaya jika dunia ini ada orangtua yang rela menjual anaknya sendiri!"

"Nak kami tidak menjualmu.."

"TAPI KALIAN MENGGADAIKANKU!"

Aku kalut, tanganku mengepal dengan sempurna. Rasanya aku ingin memukul sesuatu untuk melampiaskan emosiku.

(NC) Marry LemonadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang