LY 15 - Don't bother my family again

2K 200 15
                                    

Selamat datang
&
Selamat membaca

~~~~~

Sesuai janji mereka pada Yerim. Hari ini mereka berangkat berlibur, namun sebelum pergi mereka memutuskan untuk mengajak Yerim ke makam 

Selama perjalanan Yerim tidak bertanya mau kemana, tapi saat mendekati Makam ia baru kebingungan

"Yerim-ah" Ucap Wendy

Yerim menengok ke arah Wendy, dengan muka mengisyaratkan bertanya

"Bertemu sebentar kepada Appa dan Eomma" Ucap Wendy yang di pahami oleh Yerim

Yerim turun dari mobil dan menuju makam, sedangkan Irene, Seulgi, Joy membeli bunga dan akan menyusul

Mereka sudah berada disamping makam orang tuanya. Yerim sendiri bingung harus bagaimana, dengan perlahan tangan Yerim menyentuh nisan appa dan eommanya

"Appa eomma..., Yerim tidak tau harus berkata apa, Yerim tidak ingat semua hal. Appa eomma apakah kalian sudah bahagia disana? Unnie yang lain sudah menemukan Yerim disini, walaupun Yerim sendiri tidak ingat dengan mereka. Mereka sabar menghadapi Yerim dan membantu Yerim mengingat semua hal. Appa Eomma, Yerim janji akan jadi anak baik dan penurut. Tenang disana yah" Lirih Yerim dengan mata berkaca-kaca

Wendy langsung memeluk Yerim yang sudah terisak kecil. Sedangkan Irene, Seulgi, Joy yang baru datang tersentuh apa yang Yerim ucapkan

"Appa eomma, Irene sudah menemukan Yerim. Irene janji akan menjaga Yerim, Seulgi, Wendy, dan Joy. Irene janji itu" Ucap Irene dalam hati

Setelah suasana membaik, mereka berpamit dan pergi menuju restoran. Yerim belum sarapan tadi dan Yerim sendiri tidak mau sarapan dengan alasan "Pencernaan ku lagi marahan" padahal mana ada pencernaan marahan

~~~~~

Irene sengaja memilih restoran berkelas dan ternama. Sebenernya bisa saja mereka makan di cafe, tapi karna mereka membawa Yerim, tentu mereka harus membawa yang sempurna. Padahal Yerim sendiri tidak masalah dengan makan seperti itu

"Silahkan nona. Atas nama siapa?" Tanya Waiters dengan sopan

"Atas nama Bae Joohyun" Ucap Irene

"No 17 disebelah sana nona" Ucap Waiters

Irene mengangguk lalu mengucapkan terima kasih pada waiters. Mereka menuju ke meja yang Irene tentukan, Irene sengaja memesan meja dekat kaca, supaya Yerim bisa melihat. Walaupun Irene sendiri sebenernya takut ketinggian

"WOW" Ucap Yerim sambil melihat kebawah dari atas

"Silahkan nona" Ucap Waiters membagikan menu makanan

"Keluarkan yang paling enak disini" Ucap Irene yang dianggukin oleh Waiters

Selama mereka menunggu makanan, mereka juga berbagi candaan supaya tidak terlalu sunyi. Tak lama mereka munggu, makanan sudah datang

Yerim berdoa sebelum makan lalu memakan dengan tenang.

"Apa kamu kenyang?" Ucap Irene menatap Yerim

Yerim mengangguk lalu menepuk perutnya "Aku sangat kenyang" Ucap Yerim dengan senang

"Yasudah, unnie membayar dulu. Kalian tunggulah di mobil" Ucap Irene bangkit dari kursinya

Mereka mengangguk lalu berjalan menuju lobby parkiran

~~~~~

Selama diperjalanan mereka fokus dengan keheningan, sampai Yerim tak tahan dengan keheningan ini

"Unnie" Tepuk Yerim yang membuat Wendy kaget

"Wae?" Ucap Wendy sambil melepaskan Earphone kesayangannya

"Sedang mendengarkan lagu apa?" Tanya Yerim

"Oo, ini? Kamu dengerin aja" Ucap Wendy menyerahkan Earphonenya ke Yerim

Yerim langsung menerima dengan senang. Dia baru pertama kali mendengar lagu ini, lagunya sangat enak di dengar bahkan Yerim juga hanyut dalam lagunya

Tak terasa sudah kurang lebih 3 jam perjalanan, Yerim tertidur di pundak Wendy dengan earphone masih berada di kuping. Mereka sudah sampai di pantai, ini adalah pantai kesukaan mereka sewaktu kecil

Para unnie tidak tega membangunkan adik bungsu mereka. Tapi, akan sia-sia perjuangan mereka kesini jika tidak membangunkannya. Dengan perlahan, Irene membangunkan Yerim, sedangkan Seulgi dan Wendy sudah dipantai untuk memesan tempat duduk. Joy jangan di tanya, ia sudah foto-foto dengan hpnya

"Yerim-ah bangun" Ucap Irene menepuk pipi Yerim

Untung saja Yerim tidak terlalu susah dibangunkan. Tapi saat tersadar Yerim langsung meminta digendong oleh Irene, mau tidak mau Irene mengendong big baby ini. Jika tidak dituruti maka dia ngambek. Makin kesini, Yerim semakin manja kepada unnienya apalagi kepada Irene dan Seulgi

Kepala Yerim menempel pada ceruk leher Irene, dan Irene bisa merasakan geli dileher ketika Yerim menghembuskan nafasnya

"Uh? Yerim kenapa di gendong?" Tanya Seulgi yang melihat Irene mengendong Yerim ala koala

"Biasa manjanya kumat" Balas Irene

"Sini unnie gendong" Ucap Seulgi merentangkan tangan

Yerim sendiri masih mengantuk jadi ia menurut saja di gendong pada Seulgi. Yerimpun melanjutkan tidur dipelukan Seulgi. Sedangkan Irene, Wendy, dan Joy duduk pada tempat yang mereka sewa

Perlahan kaki Seulgi menuju bibir pantai dengan tangan mengendong adik bungsunya. Ia tidak pernah masalah jika Yerim bermanja pada unnienya. Sudah 15 menit Seulgi mengendong Yerim akhirnya dia menyusul yang lain

"Yerim masih tidur?" Tanya Wendy melihat Seulgi mendudukan dirinya dengan Yerim yang masih dipelukannya

"Iya, Efek angin dan suasananya kali" Ucap Seulgi

Mereka semua mengobrol tentang apa saja. Dan berakhir Yerim terusik dari tidurnya

"Eungh, kita sudah sampai?" Tanya Yerim dengan mengumpulkan nyawa

"Sudah dari tadi, kamu saja yang tidur terus" Ucap Joy melihat Yerim terbangun

Setelah nyawa sudah terkumpul, seperti batre yang sudah di isi full. Yerim turun dari pangkuan Seulgi dan langsung menuju bibir pantai. Yerim berlarian dengan senang merasa tidak ada beban di hidupnya dan tidak masalah yang dia hadapi selama ini

Sedangkan para unnie hanya menatap dari tempat duduk sesekali memotret Yerim ketika berdiam diri menatap pantai dengan senyum tak memudar

Sayangnya senyum Yerim tak bertahan lama sampai dia berbalik melihat seseorang tersenyum mengerikan kepadanya. Yerim ingat sesuatu, namun daya dia terlalu lemah

"YERIM!!!!" Ucap mereka serempak melihat Yerim ingin tumbang

~~~~~

Vote & Coment
Love youuuuu

Next?

LOSE YOU [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang