08.2

30 7 1
                                    


Sepandai-pandainya menyimpan hingga mencapai titik melupakan permanen pun tetap akan terungkap juga. Karena titik temu selalu ada meski kecil kemungkinannya.

__________

Kak Anya dan Maya. Adik dan kakak. Otak Khanza semakin dibuat pusing jadinya. Bukan karena ia tak bahagia mengetahui ia mempunyai sepupu perempuan lain selain kak Anya. Tapi karena sepengetahuannya selama ini, adik kak Anya hanya satu. Dan itu pun ia mengenalnya.

Maya. Akhir-akhir ini ia sering mendengar nama itu. Pertama, Maya mantan pacar Bagus yang membuat Nesa menerornya beberapa minggu lalu. Kedua, Maya yang disebutkan Pakdhe di hari dia pulang dari Surabaya. Tiga tahun lalu juga ia mendengar nama itu dari dua orang yang sangat dikenalnya.

Apakah diantara banyak nama Maya tadi adalah orang yang sama?

Khanza membuat beberapa kemungkinan disini.

1. Maya adalah adik kak Anya dan anak Pakdhe. Pakdhe punya tiga anak.
2. Maya, mantan Bagus adalah orang yang sama dengan Maya yang disebutkan dua orang terdekatnya tiga tahun lalu.
3. Semua Maya yang disebut adalah orang berbeda.
4. Semua Maya yang disebut adalah orang yang sama.

Khanza meringis. Kenapa ia baru menyadarinya sekarang.

Tiga tahun lalu, abangnya memang berbuat kesalahan, tapi bukan kepada Maya melainkan Meisya. Bertambah lagi kemungkinannya.

5. Maya dan Meisya adalah nama satu orang yang sama.

Oke, dia harus tetap terlihat biasa saja. Mari pecahkan satu-satu teka-teki dan semua kemungkinan-kemungkinan yang ada di kepalanya.

Khanza bangun dari tempat tidurnya. Menuju ruang tengah. Mamanya tengah menonton tayangan infotaiment gosip. "Ma," panggil Khanza lalu duduk di samping mamanya.

"Ada apa sayang?"

"Khanza mau nanya sesuatu. Mama jawab jujur ya."

"Tumbenan kamu nanya ke mama."

"Ma, serius ih. Khanza penasaran."

"Apa sih za? Kamu mau nanya apa sayang?"

"Pakdhe itu punya anak berapa sih ma?"

Terlihat ada raut terkejut di wajah mama. Tapi cepat-cepat perempuan paruh baya itu menetralkan ekspresinya. "Dua lah dek. Kamu ini ada-ada aja. Kan kamu sendiri tahu."

"Ta-tapi, Ma, kemarin di rumah Bima Khanza tak sengaja melihat foto keluarga Pakdhe. Ada dua anak permpuan dan satu anak laki-laki."

"Mungkin keponakan dari pakdhemu."

"Wajahnya mirip kak Anya Ma."

"Gak menutup kemungkinan wajah mereka sama dek. Kenapa kamu tiba-tiba nanya gini sih?"

"Kan udah aku bilang, selama ini keluarga besar kita tahu kalau Pakdhe hanya punya dua anak. Terus tiba-tiba ada tiga anak di foto itu. Penasaran hehehe."

"Ya sudah. Mama udah jawab kan."

Khanza tahu mamanya pasti menyembunyikan sesuatu. Karena jawaban mamanya sangat berbanding terbalik dengan jawaban yang ia dengar dari Bima kemarin.

"Aku gak yakin dengan jawaban mama. Mama menyembunyikan sesuatu ya dari Khnza?"

"Kenapa sih sayang? Kenapa tiba-tiba kamu nanya begitu?"

"Karena Bima bilang beda ke aku. Gak seperti jawaban mama."

"Apa?"

"Mama gak perlu tahu. Intinya mama menyembunyikan sesuatu dari Khanza." Khanza beranjak dari tempatnya. Ia menemukan jawabannya atas pertanyaannya tiga tahun lalu sekarang. Bukan jawaban pasti tapi lebih ke praduga yang mengarah ke jawaban sebenarnya.

DUNIA KHANZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang