Cinta tertolak dukun bertindak. Lo kira jaman apaan?
—khanza—"Jangan, jangan sentuh aku," ucap perempuan itu lirih. Matanya masih terpejam. Keringat membasahi kepalanya. Air mata mengalir, seakan menandakan ia mengalami suatu kesedihan.
Di balik tirai yang tertutup rapat, seorang pemuda berdiri menatap ranjang yang ditempati perempuan tadi. Tatapan yang entah apa artinya, namun ia tak berhenti menatapnya sejak dua puluh menit ia berada di ruangan itu. Setelah memastikan perempuan itu tidur kembali ia keluar dari dalam ruangan itu. Di depan ada seorang laki-laki tua yang menunggunya.
"Tuan, baik-baik saja?" Tanyanya sopan.
Pemuda itu tersenyum ramah. "Paman, apa kabar?"
"Saya selalu baik, Tuan. Kenapa tuan tidak memberi kabar jika akan datang ke sini?" Tanya laki-laki tua itu lagi, tersirat raut khawatir di wajah tuanya.
"Aku hanya mampir. Paman, apakah ada perkembangan?"
Laki-laki itu menggeleng. "Tak ada yang berubah. Masih sama seperti tiga tahun lalu. Nona selalu mengalami mimpi buruk. Tapi tiga bulan terakhir ini ia mau berbicara pada dokter Zein."
"Dokter Zein selalu kemari?"
"Iya, tapi dua bulan belakangan ini beliau tak berkunjung. Beliau sedang ada tugas keluar kota."
"Kak Anya?"
"Tuan, anda tahu seperti apa hubungan Nona Maya dengan Nona Anya. Dia tak pernah datang tapi selalu mengirimkan makanan untuk Nona Maya."
Cowok itu tahu hubungan keduanya memang tak baik. Maya adalah adik Anya yang sangat ia sayangi. Ia tersenyum getir, kenyataan bahwa Anya masih memperdulikan adiknya membuat ia merasa lega.
"Paman, titip Maya. Aku harus pamit pulang."
Laki-laki tua itu tersenyum tulus lalu mengangguk.
Lega rasanya ketika mengetahui ada yang masih meyayangi sepupunya ketika banyak orang yang tak menerima keadaanya itu.
_________
Khanza menghela napas lelah. Lagi-lagi ia dibuat pusing dengan tingkah abangnya. Dia berbuat onar lagi dengan membawa Sari ke sebuah tempat yang Khanza tahu adalah tempat yang tidak akan mau dan tidak akan pernah Sari datangi. Rumah hantu. Sedikit informasi kalau Sari benci hal berbau horor. Dan sekarang perempuan itu sedang ngambek dengan abangnya.
"Lo keluar deh bang dari kamar gue."
"Bantuin gue ya," pintanya memelas. "Masa gue baru jadian udah diambekin Sari."
Salah sendiri. Apa-apa itu dipikir pakai otak. Heran aja, dibuat apa otak abangnya itu sampai bisa berpikir demikian. Sari sudah menghubunginya tadi, mewanti-wanti dirinya untuk tidak membantu abangnya.
"Dek, tolongin dong."
"Bang, lo udah dewasa. Udah pantes jadi bapak-bapak. Masa masalah kek gini lo lari ke gue."
Khanza mengabaikan abangnya. Ia beranjak keluar menuju dapur. Tenggorokannya terasa kering. Belum sempat memasuki dapur ia menemukan Bagus tengah duduk bersama kedua orangtuanya dan adik bontotnya. Demi apa cowok itu malam-malam ada di sini?
"Ngapain lo ada disini?".
"Kok nanyanya gitu sayang?"
"Lo kan lagi di luar kota."
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA KHANZA
ChickLitKisah rumit si pengembara! Khanza Monalise Sabara, anak seorang pengusaha terkemuka yang mendedikasikan 3 tahun pertama dari dua persepuluh abad umurnya [re: 3 dari 23th] dengan berkelana dari satu kota ke kota lainnya. Tentu saja kisah ini tentang...