PART 10

2.1K 30 2
                                    

Malam hari di Pantai Tanjung bunga, Al dan Rahma sedang duduk di atas mobil milik Rahma.

"Zy, Makasih yah udah mau nemenin gue"

"Gak papa kok, lagian kan kamu juga lagi sedih. Jadi mungkin aku hanya bisa bantu dengan cara ini supaya kesedihan kamu sedikit berkurang" balas Al ke gadis di sebelahnya.

"Hufhhhh, Zy loe tau gak? Mas Reza itu dijodohin ama gue tau. Papa yang ngejodohin sesama suku gitu" tersirat sedikit kesedihan di wajah Rahma ketika bercerita mengenai pria bernama Reza.

"Iya i know lah, lagian kamu juga sayang kan ama dia?"

"Gak tau juga Zy" Jawab Rahma sambil menatap kaca depan mobil dengan tatapan kosong.

"Kamu harus mengambil sikap ma, kalo sayang kamu harus mempertahankan sesuatu yang sudah kalian bangun sampai sekarang. Dan kalo sebaliknya kamu juga harus berterus terang dengan apa yang kamu rasakan" Al menjelaskan.

"Tapi, gue gak tau Zy. Kalo dia berada di dekat gue sepertinya emosi gue sering gak ke kontrol. Tapi kalo dia jauh gue jadinya kangen banget ama dia"

"Gimana yah, kamu tau gak? Aku itu gak punya pengalaman masalah cinta ma. Jadi aku gak bisa banyak memberikan masukan ama kamu" Ujar Al selanjutnya. Ada senyum kecut di wajahnya, sambil mencoba menoleh ke gadis itu.

"Loe serius? Emang loe gak pernah sama sekali pacaran?" tanya Rahma agak sedikit kaget mendengar penjelasan Al barusan.

"Yang aku anggap sebagai pacar sih gak pernah sama sekali, tapi kalo hanya TTM gitu yah lumayan banyak sih" terang Al, membuat Rahma mendesah sambil geleng-geleng kepala.

"Dasar, sama aja kali"

"Menurut aku sih berbeda ma. Kalo bagi aku sekali mencintai seseorang maka tak akan pernah ada yang kedua. Dan kamu tau? Siapa wanita yang sudah mengisi hatiku sejak dulu? Kamu ma. Kamulah wanita yang selalu menjadi motivasiku untuk bergerak maju"

"Maafkan Rahma yah Zy" Ujar Rahma yang menoleh ke Al lalu menatapnya sendu.

"Memang udah jalanku ma seperti ini, dan aku gak akan pernah membuka isi hati ini untuk wanita lain selain kamu"

"Maaf" gumam Rahma, dalam hati sedikit menyesali atas jalan yang mereka tempuh. Juga ketidak berdayaannya untuk melawan keinginan orang tuanya.

"Its Ok, lupakan saja. Mungkin aku malam ini terbawa emosi" Al mencoba tersenyum, meski perih.

"Zy, kenapa gak cari kerjaan?" tanya Rahma selanjutnya, sambil menatap ke Al dengan sedikit harapan.

"Belum dapat ma"

"Berusaha Zy"

"Kalo aku kerja apakah kamu mau menjadi kekasihku kelak?"

"Kok gitu sih, jangan jadikan gue sebagai satu alasan untuk suatu pekerjaan. Tapi itu untuk masa depan loe Zy"

"Bulsyit ma dengan masa depan, masa depanku udah suram sesuram cintaku saat runtuh di atas panggung malam perpisahan kita dulu" sedikit emosi, Al mengungkapkan kejadian malam di mana Rahma menolaknya lagi. Sudah lewat bertahun-tahun, namun masih saja berbekas di dalam ingatan Al.

Al menatap tajam wajah Rahma setelah mengeluarkan semua unek - uneknya yang telah lama dia pendam, sedangkan gadis itu hanya bisa menunduk dan terlihat diwajahnya seakan menahan tangisnya.

"Zy. Hikz. Hikz. Maaf" akhirnya tanpa bisa di tahan, Rahma menangis di samping.

"Gak papa ma, mungkin sudah takdirku untuk tersakiti"

"Hikz. Hikz. Hikz. Loe itu tampan, pintar, sangat mudah mendapatkan wanita manapun yang kamu inginkan"

"Aku maunya kamu ma"

Me & U - PRIVATE SECRET √ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang