PART 39

2.2K 31 0
                                    

Jakarta...

Puput melangkah gontai menuju kamarnya. Cardigan yang sebelumnya dia pakai, disampirkan pada lengannya. Sedangkan tangan kirinya menenteng ransel yang tak begitu besar. Langkahnya terhenti disalah satu pintu kamar sebelah kamarnya. Puput penasaran dengan suara isak tangis yang terdengar samar-samar dari balik pintu.

Puput membuka pintu kamar dan segera masuk ke dalam. Matanya membulat saat melihat tissue yang bertebaran di lantai. Sepertinya tissue-tissue malang itu menjadi korban asal lempar setelah digunakan untuk menghapus air yang keluar dari mata dan hidung Kakaknya. Sementara gadis yang sedang meratapi nasib itu sedang meringkuk di atas ranjang sambil memeluk guling dan kotak tissunya.

"Kak, kenapa kakak nangis?" Ujar Puput saat mengambil posisi duduk di ranjang tepat disebelah Reva.

"Gak apa-apa kok, Put...hiks." Jawab Reva berusaha menghapus air matanya.

"Cerita aja kak ma Puput. mungkin puput bisa bantu," sebuah ketulusan dari Puput sedikit menenangkan Reva.

Puput tersenyum saat reva menoleh kepadanya.

"Serius, Kakak gak apa-apa"

"Ihhh kakak pikir Puput masih kecil yah? Asal kak Dwi tau aja, Puput udah 20 tahun tau, Kaak"

"Hehe tapi beneran Put, kakak gak apa-apa" Jawab Reva.

"Pasti masalah cowok yah?" Tanya Puput mencoba menebak penyebab kesedihan kakaknya.

"Yah begitulah Put... dia lebih memilih wanita lain daripada kakak....huhuhu" Puput mengangguk paham maksud sang Kakak. Tapi ia heran Reva bisa sepolos itu. Lalu, Puput mengelus rambut Reva dengan lembut. Ia memandang sang kakak dengan sorot mata sedih.

"Percayalah kak, semua sudah di atur oleh-Nya... mungkin memang dia gak diciptakan buat Kakak."

"Iya sih Put... tapi kakak mencintainya." Kata Reva begitu pelan, namun suaranya terdengar jelas di telinga Puput.

Puput sontak memeluk Reva, tak sadar ia juga meneteskan air mata. Kini ia begitu mengkhawatirkan kondisi sang kakak. Merasakan sebuah keterpurukan karena masalah cinta.

"Oh Iya, dari pada diem dikamar... mending kita kedepan yuk, tadi ibu panggil tuh di depan" Ujar Puput.

"Makasih yah dek, Makasih banget karena kakak masih memiliki kalian,"

"Iya kak, lupakan dia, atau kakak mau Puput kenalin sama" Ujar Puput terputus.

"Puput, Dwi, makan dulu yuk!" Teriak Ibunya dari luar kamar.

"Iya Bu" Keduanya berpelukan sebentar, menangis bersama-sama. Merasa cukup lega bisa berbagi rasa dengan sesama saudara. Lalu beranjak dari kamar menuju ruang makan.

---000---

Di dalam ruangan HRD Director 3MP, Citra baru saja menyelesaikan pekerjaannya. "Haaaahhhh..." lalu meregangkan kedua tangannya ke atas.

Krieekkk!

"Hai, sibuk?" Seorang pria baru saja masuk kedalam ruangannya. Citra membalasnya dengan gelengan kepala.

"Sini masuk" Ajak Citra mempersilahkan L masuk.

"Makan yuk." Ujar L.

"Hmm, bentar lagi deh... masih jam 11 nih." Jawab Citra sambil melihat arloji di lengan kirinya.

"Ya udah, lagian aku juga belum lapar banget." Ujar L. "Oh iya, rencana yang kemarin gimana?"

"Hehehe, Citra gitu loh... semuanya berjalan dengan lancar sesuai yang di rencanakan sebelumnya." Jawab Citra mengangkat kedua alisnya sambil menatap wajah L.

Me & U - PRIVATE SECRET √ [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang