Akhirnya Rosie mau setelah diiming imingi gaji naik dan cuti 2 hari yang diberikan bosnya, selain itu dirinya pun juga sempat diancam potong gaji.
Disini Rosie sekarang, didepan perusahaan besar yang didepanya terdapat tulisan besar bertuliskan 'Jeffronce's Corp' yang sangat mewah.
Rosie sedikit mencibir karena dirinya disuruh untuk memakai rok span pendek dan kemeja putih polos serta Heels. Gila ini sangat risih, padahal biasanya dia kerja hanya memakai kaos atau hoodie dan jeans serta memakai sneakers terkadangpun hanya memakai sandal.
Tapi kali ini, ah sudahlah.
"Rosie ngapain?"
Rosie menoleh dengan cepat saat ada yang memanggilnya, sedikit bingung siapa yang mengenalnya didaera perkantoran seperti ini.
"Juned? Lo ngapain disini?" tanya Rosie bingung sekaligus terkejut.
"mau meeting, ini perusahaan klien gue."
"wih hebat, udah jadi Bos ya lo haha padahal dulu kerjaanya tauran sama balapan." Ujar Rosie bercanda.
"eh kurang satu,Godain lo." ucap Juned, pemuda itu lalu tertawa.
"tenang Rosie, gak bakal gue godain kok sekarang, gue uda punya tunangan walaupun hasil dari perjodohan." Tambah pemua itu.
"enak banget, jadi pengen dijodohin biar gak capek capek nyari cowok." balas Rosie sambil menatap keatas langit yang kebetulan mendung.
Juned hanya terkekeh, gadis didepanya tidak pernah terduga selalu saja menggemaskan.
"masuk yuk—"
"THIS IS YOUR OFFICE?!! Woah gila keren banget."
"Gak, ini kantor papaku, tapi sekarang udah jadi kantorku."
"Fuck you Jeff!"
"ah ternyata klien gue sibajingan itu." gumam Juned membuat Rosie seketika menoleh.
Ia membulatkan Matanya terkejut, dipintu masuk ada Jeffery dan seorang wanita disana, dan juga apa kata Juned tadi, ini kantornya Jeffery? Oh tidak.
"i-ini kantor dia?"
"iya lah, masa lo kerja disini gak tau sih?" tanya Juned bingung.
"gue cuma kerja disini sementara kok, baru hari ini masuk." Jawab Rosie.
"oh gitu, baguslah, gue bisa bales dendam sama dia." ucap Juned sambil tersenyum miring.
"maksud lo?" tanya Rosie sambil melirik Jeffery dan seorang wanita yang sedang masuk kedalam kantor.
"ikuti aja alurnya..." cowok itu menarik tangan Rosie masuk kedalam kantor, ah tidak lebih tepatnya mereka menuju keruangan Jeffery.
"Juned, mau ngapain sih lo?"
"membalaskan dendam gue dan lo ke dia." jawab Juned santai, pemuda itu membuka pintu ruangan dengan santai.
"You know? Gue pengen banget kes—"
"Hai Jeffery? Long time no see, eh ini siapa? Cewek lo?" tanya Juned sambil menunjuk cewek yang duduk disofa milik Jeffery.
Jeffery jelas terkejut dengan kedatantan Juned si Musuh abadinya, namun ia lebih terkejut melihat Rosie yang berada dibelakang pemuda tersebut, oh jangan lupakam tangan mereka yang saling menggenggam.
"ngapain lo kemari, dan Rose?" Tanya Jeffery dengan nada yang tidak santai, ia melirik kearah tangan Rosie dan Juned.
"Gue klien lo. Oh iya sampe lupa, gue titip Rosie ya, dia kerja disini 3 hari gantiin pegawai lo yang cuti, suruhannya Surya." Ujar Juned, menurut Rosie pemuda ini terlalu mendalami peran.
"terus kenapa lo yang ngomong, harusnya kan Surya."
"ya karena gue pacarnya lah, lo gak tau?" Pertanyaan Juned sukses membuat Jeffery terdiam, begitu juga dengan Rosie. Gadis itu bahkan sudah diam sedaritadi karena bingung.
"oh gitu, kenalin ini Shanon cewek gue. kita pacaran dari gue ke amrik sekitar 4 tahun lah." balas Jeffery sambil menunjuk gadus disampingnya yang sedari tadi juga diam.
"baguslah kalo lo udah punya cewek, gue jadi tenang, takutnyakan lo deketin Rosie lagi. Gue udah males berantem soalnya, oh iya sebentar lagi rapatnya dimulai, ayo sayang." Juned kembali menarik tangan Rosie lalu keluar.
"lo ngapain sih Juned?!" Seru Rosie ketika mereka sudah berada diluar, gadis itu pun menghempaa genggaman Juned.
Juned hanya terkekeh pelan, ternyata rencananya berhasil membuat kesal dua orang sekaligus, tak mau membuat Rosie semakij kesal akhirnya ia berucap, "pengen liat muka kecewa nya Jeffery, lo gak liat muka dia yang udah mau nonjok gue karena gue bilang lo cewek gue?"
"dia udah punya pacar, harusnya lo gak perlu kaya gini!"
*****
Pupus, harapan Rosie yang menunggu Jeffery selama 4 tahun ini pupus. Pemuda tampan itu lagi-lagi ingkar Janji.
Mana dulu yang katanya ingin kembali ke Rosie setelah lulus kuliah? Mana dulu katanya yang kembali untuk memeluk Rosie, buat ngancem Rosie, buat cium Rosie, mana?
Semuanya sudah selesai, tidak ada yang harus Rosie tunggu lagi, ia harus memulai hidup baru dan melupakan pemuda yang sampai sekarang masih menetap dihatihya.
Ia harus hidup tanpa adanya angan-angan Jeffery yang terus menghantuinya.
"MATI LO!" Umpat Rosie sambil menghapus seluruh foto Jeffery yang ada di galerinya.
Ia langsyng menekan kontak 'bang Sur' lalu memencet tanda telepon, bermaksud untuk meminta diberhentikan di kantor Jeffery.
"halo ros—"
"Bang gue gak mau lagi kerja dikantor pusat! lo kurangin gaji gue gak papa, lo suruh gue lembur juga gapapa tapi please gue gak mau kesana cukup hari ini aja!!"
"ah iya Rosie tenang aja... tadi pak bos bilang juga minta ganti orang, emangnya lo buat salah ya Ros?"
"Emang dasar anjing! Dia yang buat masalah bang bukan gue, iss udahlah gue males ketemu dia bye!"
Rosie membanting ponselnya, Jeffery tetaplah Jeffery pemuda gila yang kalau marah selalu mengambil keputusan aneh.
Tapi untungnya keputusan ini cukup menguntungkanya.
*****
"Nih orang kenapa dah?" tanya Atuy kepada Ten, yang ditanya hanya menggeleng tanda tidak tahu.
Dari tadi Jeffery tidak berhenti menengguk alkoholnya, padahal biasanya pemuda itu sangat anat enggan menyentuh apalagi meminum minuman haram tersebut.
"pusing kali mikirin kantor." balas Ten.
"iya jug—"
"ANJING!! ROSIE ANJING!!! GUE UDAH BELA BELAIN AMBIL PERUSAHAAN DIBANDUNG DEMI LO TAPI LO MALAH PACARAN SAMA COWOK LAIN BANGSAT!"
"MATI LO SEMUA!!"
Jeffery meracau tak jelas membuat Ten dan Atuy saling berpandangan, Omong-omong sekarang mereka sedang berada di Apartemen Jeffery bukan di Bar, Jeffery juga sangat tidak mau kesana.
"GUE BENCI SAMA LO! GUE TOLOL, BEGO!
"Lah, nyadar dia." Celetuk Atuy sembari menggeleng pelan.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Failing In Love | Jaerose [End]
Fanfiction"Alasan lo jadiin gue pacar apa?" Rosie tidak tahu apa alasan Jeffery menjadikannya pacarnya. Katanya, Cinta. Tetapi kalimat itu sangat meragukan. Namun kedatangan Jeffery kedalam hidup Rosie nyatanya cukup membuat hari-harinya semakin berwarna. Wal...