Chapter 4 - Berbeda

1.9K 289 111
                                    

"Begitu"

"Memang jawaban apa yang kau harapkan brat?" tanya Levi penuh selidik.

(Y/N) memangku dagunya dengan satu tangannya, tatapannya sesaat ia alihkan kearah luar jendela.

"Tidak ada."

Levi menangkap kebohongan dijawaban itu, karena selama ini yang ia tahu orang sedang berbohong jika menjawab pertanyaan tanpa melihat mata dari lawan bicaranya.

Keduanya kembali terdiam, hingga satu pertanyaan dari Levi membuat pandangan mata (Y/N) kembali terkunci ditatapan mata tegas Levi dihadapannya.

"Memangnya siapa aku dimimpimu?"

Reader POV

"Kau itu kekasihku, kekasih yang mempunyai mimpi untuk menikahiku."

Rasanya ingin sekali menjawab seperti itu, tapi dimana harga diriku? Ini dunia baru untuk kami, kalau toh disini kami tidak bersama, mungkin memang Tuhan sudah menakdirkan seperti itu bukan?

Apalagi dari tatapan matanya, aku tahu kalau dia memang hanya melihatku sebagai mantan kadetnya. Entahlah apa yang ada dimimpinya selama ini, tapi sepertinya memang berbeda dengan yang selama ini aku mimpikan.

"Kau seorang Kapten. Dengan julukan Prajurit terkuat um—"

"Hentikan, jangan diteruskan. Aku merasa tidak pantas mendapatkan panggilan itu."

"Loh, tapi memang seperti itu kenyataannya."

"Prajurit terkuat tidak akan mungkin kehilangan kekasihnya, tugas mudah seperti itu saja aku tidak mampu."

"Kekasih?"

Aku tersentak, a-apa artinya ia mengingatku? Tetapi tadi ia bilang hubunganku dan dia hanya kapten dan kadet, walaupun memang benar seperti itu. Namun ia mengucapkannya seakan tidak ada hubungan spesial didalamnya.

(Y/N) tenanglah, kau mengenal Levi lebih dari siapapun. Ia lelaki yang nada bicara serius dan bercandanya saja sulit untuk dibedakan gumamku dalam hati.

"Kau lupa ingatan atau bagaimana?" ucapnya malah balik bertanya padaku. Memangnya apalagi yang harus kuingat?

Levi menghela nafas kasar, ia mengambil ponselnya dan mencari sesuatu dilayar. Tapi bukan itu yang menjadi perhatianku sekarang karena aku menangkap kilatan cincin metalik yang terkena cahaya matahari yang masuk kedalam kafe di jemarinya.

T-tunggu, apa sebenarnya benda itu sudah ada jemarinya sejak awal ya? aku terlalu bodoh karena tidak menyadarinya.

"K-kau sudah menikah?" mulutku buka suara tanpa diminta, padahal aku tahu jawabannya akan membuat hatiku sakit untuk kesekian kalinya hari ini.

Ia yang menangkap arah pandangan mataku hingga menghasilkan pertanyaan tak tahu malu itupun menggelengkan kepalanya.

"Belum. Ini cincin tunangan kami—"

"—ketemu! Kau mengenalnya kan? ia juga salah satu dari skuad khusus saat itu."

Aku terdiam saat ia menunjukkan foto gadis cantik dengan rambut sebahu berwarna kecoklatan senada dengan warna iris matanya. Dari fotonya saja aku bisa melihat kalau ia adalah gadis yang lemah lembut, senyum yang ia berikan kepada Levi pun terlihat tulus. Namun satu yang mengusik pikiranku, aku sama sekali tidak mengenal gadis ini. Di kehidupan sekarang maupun dikehidupanku yang dulu.

"S-siapa?"

Levi memasukkan kembali ponselnya kedalam saku celana, ia meraih keningku dengan satu tangannya, sedang tangannya yang lain ia letakkan dikeningnya sendiri—seperti sedang mencoba menyamakan suhu tubuhku dengannya.

Levi x Reader | Remember Us (Modern AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang